Fluvoxamine adalah obat untuk mengatasi depresi atau gangguan obsesif kompulsif (obsessive-compulsive disorder/OCD). Obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi gangguan jiwa lain yang juga melibatkan gejala obsesi.
Fluvoxamine bekerja dengan cara mengembalikan keseimbangan kadar serotonin dalam otak. Serotonin adalah salah satu jenis neurotransmitter, yaitu zat kimia pembawa pesan di otak yang berperan penting dalam mengatur isi pikiran dan suasana hati.
Dengan seimbangnya kadar serotonin, keluhan berupa pikiran negatif dan obsesi (pikiran yang tidak bisa hilang) yang mengganggu dapat berkurang. Selain itu, keinginan untuk mengulang-ulang suatu pekerjaan pada OCD jadi lebih bisa dikendalikan.
Merek dagang fluvoxamine: Luvox
Apa Itu Fluvoxamine
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antidepresan jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) |
Manfaat | Mengatasi gangguan obsesif kompulsif atau depresi. |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak usia >8 tahun (untuk OCD) |
Fluvoxamine untuk ibu hamil dan menyusui |
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Fluvoxamine dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Fluvoxamine
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi fluvoxamine, antara lain:
- Jangan mengonsumsi fluvoxamine jika Anda alergi terhadap obat ini.
- Jangan mengonsumsi fluvoxamine jika Anda sedang mengonsumsi atau baru saja berhenti menggunakan obat antidepresan golongan MAOI, seperti isocarboxazid, phenelzine, atau selegiline dalam 14 hari terakhir.
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita glaukoma, penyakit jantung, stroke, gangguan pembekuan darah, penyakit hati, hipertensi, disfungsi seksual, penyakit ginjal, kejang, atau hiponatremia.
- Beri tahu dokter jika Anda atau keluarga Anda memiliki riwayat gangguan bipolar, mania, atau percobaan bunuh diri.
- Jangan berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi fluvoxamine, karena obat ini bisa menyebabkan pusing dan kantuk.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan fluvoxamine, karena alkohol dapat meningkatkan efek samping kantuk dan penurunan kesadaran.
- Beri tahu dokter jika sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu, untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda mengalami perburukan kondisi mental atau memiliki keinginan untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri selama menjalani pengobatan dengan fluvoxamine. Selalu lakukan kontrol sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter.
- Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah mengonsumsi fluvoxamine.
Dosis dan Aturan Pakai Fluvoxamine
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan fluvoxamine berdasarkan kondisi dan usia pasien:
Kondisi: Gangguan obsesif kompulsif
- Dewasa: Dosis awal 50 mg 1 kali sehari diberikan menjelang tidur. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sampai maksimal 300 mg per hari. Dosis lebih dari 150 mg per hari harus dibagi ke dalam 2–3 dosis terpisah.
- Anak-anak usia >8 tahun: Dosis awal 25 mg 1 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan sebanyak 25 mg setiap 4–7 hari sesuai respons pasien. Dosis maksimal 200 mg per hari. Dosis lebih dari 50 mg harus dibagi ke dalam 2 dosis terpisah.
Kondisi: Depresi
- Dewasa: Dosis awal adalah 50–100 mg 1 kali sehari diberikan menjelang tidur. Dosis dapat disesuaikan dengan respons pasien setiap 3–4 minggu. Dosis maksimal 300 mg per hari. Dosis lebih dari 150 mg harus dibagi ke dalam 2–3 dosis terpisah.
Cara Mengonsumsi Fluvoxamine dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mengonsumsi fluvoxamine.
Fluvoxamine dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Telan fluvoxamine dengan air putih. Usahakan untuk mengonsumsi fluvoxamine pada waktu yang sama setiap harinya, agar manfaatnya maksimal.
Jika Anda dianjurkan mengonsumsi fluvoxamine 1 kali sehari, minumlah saat menjelang tidur. Jika Anda dianjurkan mengonsumsi fluvoxamine 2 kali sehari, minumlah pada pagi hari dan saat menjelang tidur. Jika 2 dosis tidak sama banyaknya, berikan dosis yang lebih besar sebelum tidur.
Konsumsilah obat ini secara rutin. Jangan menghentikan penggunaan secara tiba-tiba, karena dapat menyebabkan gejala putus obat, seperti mudah marah, pusing, gelisah, linglung, insomnia, kesemutan, mati rasa, atau rasa tersengat listrik.
Bila Anda lupa mengonsumsi fluvoxamine, segera konsumsi begitu teringat jika jeda dengan jadwal berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
Simpan fluvoxamine di ruangan dengan suhu kamar. Jangan menyimpannya di tempat yang lembap atau terkena paparan sinar matahari secara langsung.
Interaksi Fluvoxamine dengan Obat Lain
Penggunaan fluvoxamine bersamaan dengan obat-obatan lain dapat menimbulkan efek interaksi antarobat, antara lain:
- Peningkatan risiko terjadinya sindrom serotonin jika digunakan bersama tramadol, lithium, fentanyl, linezolid, triptan, atau obat golongan MAOIs
- Peningkatan risiko terjadinya aritmia dan henti jantung mendadak jika digunakan bersama pimozide, terfenadine, astemizole, cisapride, atau thioridazine
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama antikoagulan (misalnya warfarin), antiplatelet (misalnya clopidogrel, aspirin), phenothiazine, antipsikotik atipikal, atau NSAID
- Peningkatan risiko terjadinya hiponatremia jika digunakan bersama obat diuretik
- Peningkatan risiko terjadinya overdosis teofilin, metadon, carbamazepine, amitriptyline, clomipramine, clozapine, alprazolam, diazepam, atau propranolol, di dalam darah
Efek Samping dan Bahaya Fluvoxamine
Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah mengonsumsi fluvoxamine adalah:
- Kantuk
- Pusing
- Mual
- Muntah
- Sembelit
- Diare
- Sakit maag
- Insomnia
- Lemas
- Nyeri sendi atau nyeri otot
- Keringat berlebih
- Tidak nafsu makan
Periksakan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung reda atau malah memburuk. Segera temui dokter bila terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri
- Depresi memburuk, mudah marah, gelisah, atau berlaku impulsif
- Demam, otot sangat kaku atau kedutan, denyut jantung cepat atau tidak teratur, linglung, gelisah, atau halusinasi
- Gairah seks atau libido menurun
- Nyeri, mati rasa, rasa terbakar, atau kesemutan di tangan atau kaki
- Tremor
- Tinja berdarah, tinja berwarna hitam, mudah memar, mimisan, atau muntah darah
- Gangguan penglihatan, seperti mata terasa sakit atau pandangan kabur
- Kejang