Frozen shoulder adalah nyeri dan kaku di area bahu yang membuat penderitanya sulit menggerakkan sendi bahu atau lengan atas. Keluhan ini dapat berlangsung selama beberapa bulan, bahkan beberapa tahun.
Sendi bahu memiliki kapsul pembungkus yang berfungsi melindungi tulang, ligamen, dan tendon. Frozen shoulder terjadi ketika kapsul pelindung menebal karena cedera atau tidak digerakkan dalam waktu lama. Akibatnya, pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.
Frozen shoulder disebut juga dengan adhesive capsulitis. Kondisi ini umumnya muncul dan memburuk secara perlahan, kemudian membaik dengan sendirinya secara bertahap. Namun, waktu yang dibutuhkan untuk sembuh berbeda pada setiap orang.
Penyebab Frozen Shoulder
Belum diketahui apa yang menyebabkan frozen shoulder. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kapsul pelindung bahu menjadi kaku dan mengeras, yaitu:
- Bahu tidak digerakkan dalam waktu lama, misalnya akibat stroke, patah tulang lengan atau selangka, pemulihan setelah operasi, atau cedera pada otot di sekitar bahu
- Penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit Parkinson, tuberkulosis, penyakit jantung, atau gangguan hormon tiroid, baik kelebihan (hipertiroidisme) maupun kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme)
Selain beberapa kondisi di atas, frozen shoulder juga lebih sering dialami oleh orang usia 40 tahun ke atas.
Gejala Frozen Shoulder
Frozen shoulder dapat membuat penderitanya sulit melakukan beberapa gerakan sehingga mengganggu aktivitas berikut:
- Memakai baju
- Menyisir rambut
- Menggaruk punggung
- Memasang bra
- Meraih barang di tempat yang tinggi
Gejala frozen shoulder umumnya berkembang secara perlahan dalam tiga tahap, yang setiap tahapnya bisa berlangsung selama beberapa bulan. Tiga tahap tersebut adalah:
-
Tahap pertama atau freezing stage
Tahap ini ditandai dengan nyeri bahu tiap kali digerakkan, baik itu pada pundak kanan maupun kiri, sehingga membuat pergerakannya terbatas. Periode ini berlangsung 6–9 bulan. -
Tahap kedua atau frozen stage
Tahap kedua ditandai dengan mulai berkurangnya nyeri, tetapi sendi bahu jadi makin kaku dan sulit digerakkan. Periode ini bisa berlangsung selama 4 bulan sampai 1 tahun. -
Tahap ketiga atau thawing stage
Tahap ketiga ditandai dengan pergerakan bahu yang mulai membaik. Tahap ini umumnya berlangsung selama 6 bulan sampai 2 tahun.
Pada beberapa penderita frozen shoulder, nyeri pada sendi bahu bisa memburuk pada malam hari dan mengganggu tidur.
Kapan harus ke dokter
Meski dapat mereda dengan sendirinya, frozen shoulder dapat membuat aktivitas penderitanya menjadi terganggu. Oleh sebab itu, penderita disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Dengan begitu, dokter dapat memberikan pengobatan untuk meredakan gejala dan mempercepat pemulihan.
Diagnosis Frozen Shoulder
Dokter akan melakukan tanya jawab kepada pasien mengenai gejala yang dialami dan riwayat penyakit yang dimiliki. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bahu dan lengan pasien dengan dua cara berikut:
- Meminta pasien menggerakkan lengan dan bahu, untuk mengetahui jangkauan lengan pasien pada gerakan aktif
- Meminta pasien melemaskan otot bahu dan mengarahkan lengan pasien ke posisi tertentu, untuk mengetahui jangkauan lengan pasien pada gerakan pasif
Dokter umumnya dapat menentukan frozen shoulder melalui pemeriksaan fisik di atas. Namun, bila diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti foto Rontgen, USG, atau MRI, untuk menyingkirkan kemungkinan gejala pada pasien disebabkan oleh kondisi lain, misalnya radang sendi (artritis).
Pengobatan Frozen Shoulder
Frozen shoulder dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi perlu beberapa tahun untuk pulih kembali. Oleh karena itu, pasien tetap perlu pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter.
Pengobatan frozen shoulder bertujuan untuk meredakan nyeri dan mengembalikan rentang gerak bahu. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengatasi frozen shoulder, yaitu:
Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan dokter bertujuan untuk meredakan nyeri dan peradangan. Contoh obatnya adalah paracetamol atau ibuprofen. Jika nyeri belum hilang, dokter dapat memberikan suntikan kortikosteroid ke area bahu yang bermasalah.
Fisioterapi
Fisioterapi bertujuan untuk mengembalikan jangkauan lengan semaksimal mungkin. Pasien frozen shoulder akan diajarkan gerakan yang dapat membantu proses pemulihan. Penting untuk diingat bahwa pengobatan dengan metode ini memerlukan komitmen pasien agar hasilnya maksimal.
Selama sesi fisioterapi, dokter juga dapat melakukan terapi listrik yang disebut TENS (transcutaneous electrical nerve stimulation). TENS dilakukan dengan menghantarkan arus listrik kecil melalui elektroda yang ditempelkan ke kulit. Arus listrik ini bertujuan untuk menghambat impuls saraf yang menimbulkan nyeri.
Pasien juga dapat mengompres dingin bahunya selama 15 menit beberapa kali dalam sehari. Hal ini dinilai cukup efektif untuk meredakan nyeri di bahu.
Jika terapi fisik dan obat-obatan tidak membantu, dokter dapat memberikan pilihan prosedur lain, seperti:
-
Manipulasi sendi bahu
Manipulasi bahu didahului dengan pemberian bius total agar pasien tertidur dan tidak merasakan nyeri selama prosedur berlangsung. Setelah pasien terbius, dokter akan menggerakkan bahu pasien ke berbagai arah untuk melemaskan jaringan kapsul sendi yang tegang. -
Suntikan air steril dan peregangan bahu (hydrodilatation)
Prosedur ini dilakukan dengan cara menyuntikkan air steril yang dicampur dengan obat kortikosteroid ke dalam kapsul sendi. Tujuannya adalah untuk meregangkan jaringan kapsul sendi bahu dan memudahkan sendi bergerak. Sebelum prosedur ini dilakukan, bahu akan diberikan bius lokal terlebih dahulu. -
Artroskopi
Artroskopi dilakukan dengan memasukkan alat kecil berkamera (artroskop) melalui sayatan di sekitar sendi bahu. Artroskopi bertujuan untuk membuang jaringan yang mengeras dan berlekatan di dalam sendi bahu.
Komplikasi Frozen Shoulder
Komplikasi yang dapat muncul akibat frozen shoulder adalah kaku dan nyeri di bahu yang berlangsung lama. Pada beberapa kasus, pasien bisa mengalami kaku atau nyeri bahu sampai lebih dari 3 tahun walaupun sudah mendapatkan obat-obatan.
Komplikasi juga dapat terjadi akibat manipulasi bahu, misalnya patah tulang lengan atas atau robekan pada otot lengan atas.
Pencegahan Frozen Shoulder
Bagi pasien yang dalam masa pemulihan dari cedera atau operasi, disarankan untuk selalu menggerakkan bahu agar tidak terjadi frozen shoulder. Jika sulit menggerakkan bagian tubuh tersebut, diskusikan dengan dokter mengenai jenis gerakan yang dapat diterapkan untuk mempertahankan jangkauan gerak bahu.
Pasien stroke juga disarankan untuk segera menjalani fisioterapi setelah serangan stroke. Hal ini untuk mencegah terjadinya kekakuan pada sendi bahu dan sendi lain yang terdampak.
Frozen shoulder dapat dicegah dengan cara-cara berikut:
- Gerakkan bahu dan lakukan olahraga secara rutin.
- Jaga kadar gula darah agar selalu normal.
- Lakukan peregangan jika sering bekerja menggunakan laptop.