Fytosid adalah obat untuk menangani kanker paru sel kecil dan kanker testis. Obat ini biasanya diberikan bersama obat lain yang juga untuk mengatasi kanker.
Fytosid memiliki bahan aktif etoposide. Kandungan tersebut bekerja dengan cara memperlambat pertumbuhan sel kanker sehingga sel kanker pun akan mati.
Fytosid bisa menimbulkan efek samping yang mengganggu, bahkan selepas obat ini selesai digunakan. Oleh karena itu, penting untuk berdiskusi dengan dokter terkait manfaat dan risiko obat ini.
Apa Itu Fytosid
Bahan aktif | Etoposide |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Obat kemoterapi |
Manfaat | Untuk menangani kanker paru sel kecil dan kanker testis |
Digunakan oleh | Dewasa |
Fytosid untuk ibu hamil | Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. |
Fytosid untuk ibu menyusui | Karena efek sampingnya yang serius, hentikan pemberian ASI selama menjalani terapi dengan Fytosid. Jika ingin lanjut menyusui, Anda perlu menunggu sampai 3 hari setelah dosis terakhir. |
Bentuk obat | Cairan suntik |
Peringatan Sebelum Menggunakan Fytosid
Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum melakukan pengobatan dengan Fytosid adalah:
- Beri tahu dokter riwayat alergi yang Anda miliki. Fytosid tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap etoposide.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang atau berencana untuk menggunakan obat resep, obat bebas, vitamin, suplemen nutrisi, atau produk herbal tertentu. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Informasikan kepada dokter apabila Anda menderita kadar albumin darah rendah (hipoalbuminemia), penyakit ginjal, atau penyakit liver.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah menderita kanker jenis lain atau memiliki keluarga yang menderita kanker, seperti leukemia.
- Beri tahu dokter apabila Anda sedang hamil, menyusui, atau berencana untuk hamil saat menjalani pengobatan dengan Fytosid.
- Diskusikan dengan dokter mengenai manfaat dan risiko pemberian Fytosid kepada lansia dan anak-anak. Kelompok usia tersebut dapat mengalami efek samping yang lebih berat.
- Gunakan alat kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan selama menerima Fytosid. Kontrasepsi tersebut masih harus digunakan setidaknya sampai 6 bulan untuk wanita dan 4 bulan untuk pria setelah dosis terakhir.
- Hindari olahraga atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan atau cedera. Hati-hati juga saat bercukur, menggosok gigi, atau memotong kuku. Fytosid dapat menurunkan jumlah trombosit dan meningkatkan risiko terjadinya perdarahan
- Batasi kontak dekat dengan orang lain yang sedang sakit atau infeksi. Jangan menyentuh mata dan rongga hidung sebelum mencuci tangan. Fytosid dapat menurunkan jumlah sel darah putih sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
- Jangan menjalani vaksinasi dengan vaksin hidup, seperti vaksin MMR atau vaksin polio, selama menjalani terapi dengan Fytosid karena vaksin tersebut mungkin tidak bisa bekerja maksimal.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mendapatkan Fytosid. Obat ini dapat menyebabkan pusing.
- Hindari mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Fytosid. Hal tersebut bisa meningkatkan risiko terjadinya perdarahan lambung.
- Segera beri tahu dokter apabila Anda mengalami reaksi alergi yang serius setelah menerima obat ini.
Dosis dan Aturan Pakai Fytosid
Berikut ini adalah dosis Fytosid berdasarkan kondisi yang ditangani:
Kondisi: Kanker paru sel kecil
- Dewasa: 35 mg/m2 LPT per hari selama 4 hari atau 50 mg/m2 LPT per hari selama 5 hari. Dosis dapat diulang setiap 3–4 minggu, saat pasien sudah membaik dari efek samping dosis sebelumnya.
Kondisi: Kanker testis
- Dewasa: 50–100 mg/m2 LPT per hari selama 5 hari atau 100 mg/m2 sebanyak 3 kali dengan selang 1 hari tanpa obat. Dosis dapat diulang setiap 3–4 minggu, saat efek samping dari dosis sebelumnya sudah membaik.
Cara Menggunakan Fytosid dengan Benar
Fytosid diberikan oleh dokter atau petugas medis lain di rumah sakit. Obat ini diberikan melalui infus ke pembuluh darah secara perlahan selama 30–60 menit.
Hal-hal yang perlu diperhatikan selama menjalani pengobatan dengan Fytosid adalah:
- Pasien perlu menjalani tes hitung darah lengkap sebelum, selama, dan setelah menerima Fytosid.
- Jangan terlalu banyak menggerakkan tangan yang dipasang infus selama pemberian Fytosid. Hal ini untuk mencegah kebocoran obat dan menjaga aliran obat tetap lancar.
- Segera beri tahu dokter jika obat bocor dari infus dan mengenai kulit, atau jika muncul reaksi seperti bengkak, nyeri, dan kemerahan di area yang disuntik.
- Beri tahu dokter jika Anda merasa pusing selama menerima infus Fytosid. Dokter mungkin perlu menghentikan atau melambatkan infus obat.
- Pastikan Anda menepati jadwal pemberian Fytosid yang ditentukan dokter. Segera hubungi dokter apabila Anda lupa dan melewatkannya.
- Lakukan kontrol ke dokter sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Hal ini untuk memastikan apakah Fytosid bekerja dengan baik.
Interaksi Fytosid dengan Obat Lain
Kandungan etoposide dalam Fytosid dapat menimbulkan efek interaksi berikut jika digunakan bersama obat tertentu:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika Fytosid digunakan dengan warfarin.
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping Fytosid jika digunakan dengan cyclosporin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping pada sumsum tulang dan saluran pencernaan jika digunakan dengan cyclophosphamide
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan saraf jika digunakan bersama paclitaxel
Agar aman, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat lain selama menjalani pengobatan dengan Fytacid.
Efek Samping dan Bahaya Fytosid
Efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan obat yang mengandung etoposide, termasuk Fytosid, antara lain:
Segera cari pertolongan medis apabila Anda mengalami reaksi alergi atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Gejala alergi, seperti ruam; gatal-gatal; atau bengkak pada wajah, bibir, dan lidah
- Kulit kemerahan, melepuh, atau mengelupas di seluruh tubuh, termasuk di mulut dan area kelamin
- Mual dan muntah
- Gejala infeksi, seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, atau sulit buang air kecil
- Anemia, yang bisa ditandai dengan sering lelah, napas pendek-pendek, atau pusing seperti akan pingsan
- Memar atau perdarahan yang tidak biasa