Gliserol atau gliserin memiliki beberapa manfaat dalam kesehatan. Namun, obat ini paling sering ditemukan sebagai laksatif atau pelancar buang air besar pada sembelit (konstipasi). Manfaat gliserol ini dapat diperoleh dari sifat kimiawinya yang kental, licin, dan menarik air.
Gliserol tersedia dalam bentuk emulsi (sirup), infus, enema, atau supositoria. Gliserol bentuk emulsi, enema, dan supositoria digunakan untuk menangani konstipasi. Gliserol akan menarik air ke dalam usus besar dan menyebabkan kontraksi otot di sekitar anus. Dengan begitu, feses menjadi lebih lunak dan buang air besar menjadi lebih mudah.
Sementara itu, gliserol bentuk infus diberikan lewat pembuluh darah (parenteral) untuk memenuhi asupan nutrisi dan kalori. Gliserol sebagai nutrisi parenteral hanya diberikan dalam jangka pendek bila pasien tidak bisa makan secara langsung atau melalui selang makan, misalnya karena baru saja menjalani operasi.
Merek dagang gliserol: Combiflex Peri, Eas Pfrimmer, Glycerol, Glyserol, Lipomed 20% MCT/LCT, Kompolax, Laxadine, Omegaven, Triolax
Apa Itu Gliserol
Golongan | Obat bebas |
Kategori | Obat pencahar (laksatif) atau nutrisi parenteral |
Manfaat | Mengatasi konstipasi dan menjadi nutrisi parenteral |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak usia ≥2 tahun |
Gliserol untuk ibu hamil dan menyusui |
Kategori C: Belum ada studi pada binatang percobaan dan belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Akan tetapi, obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Gliserol belum diketahui terserap dalam ASI atau tidak. Jika Anda sedang menyusui, konsultasikan dengan dokter sebelum Anda menggunakan gliserol. |
Bentuk obat | Emulsi, infus, supositoria, dan enema |
Peringatan Sebelum Menggunakan Gliserol
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan gliserol, yaitu:
- Jangan menggunakan glliserol jika Anda alergi terhadap bahan ini. Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki.
- Jangan menggunakan gliserol untuk sembelit sebelum berkonsultasi dengan dokter jika keluhan yang Anda alami disertai dengan sakit perut, mual, atau muntah.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan gliserol untuk konstipasi jika Anda pernah atau sedang mengalami perdarahan dari dubur, radang usus, atau konstipasi yang sudah berlangsung selama >2 minggu.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita dehidrasi, diabetes, gagal jantung, atau penyakit ginjal sebelum menggunakan gliserol dalam bentuk emulsi.
- Jangan menggunakan gliserol untuk sembelit jika Anda telah menggunakan obat pencahar lain selama >1 minggu.
- Konsultasikan perihal penggunaan gliserol dengan dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk produk herbal dan suplemen, untuk mengantisipasi interaksi antarobat.
- Konsultasikan perihal penggunaan gliserol dengan dokter jika Anda akan memberikannya untuk anak-anak.
- Konsultasikan perihal penggunaan gliserol dengan dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping lebih serius setelah menggunakan gliserol.
Dosis dan Aturan Pakai Gliserol
Dosis glycerol dalam bentuk infus untuk asupan nutrisi parenteral ditentukan oleh dokter, sesuai dengan kondisi, berat badan, dan kebutuhan gizi pasien. Sementara itu, dosis gliserol untuk sembelit tergantung pada bentuk sediaan obat dan usia pasien.
Berikut adalah rincian dosis umum gliserol untuk konstipasi:
Bentuk obat: Suppositoria
- Dewasa: 2–3 gram (gr), 1 kali sehari.
- Anak-anak ≥6 tahun: 2–2,1 gr, 1 kali sehari.
- Anak-anak 2–5 tahun: 1–1,2 gr, 1 kali sehari.
Bentuk obat: Enema
- Dewasa: 5,6 gr, 1 kali sehari
- Anak-anak usia ≥6 tahun: 5,6 gr, 1 kali sehari.
- Anak-anak usia 2–5 tahun: 2,3 gr, 1 kali sehari.
Bentuk obat: Emulsi
- Dewasa: 1,5–3 gr, 1 kali sehari.
- Anak-anak 6–12 tahun: 0,75–1,5 gr, 1 kali sehari.
Cara Menggunakan Gliserol dengan Benar
Gliserol dalam bentuk infus akan diberikan oleh dokter gizi atau petugas medis atas petunjuk dokter. Infus gliserol akan diberikan ke dalam pembuluh darah dengan teknik khusus.
Gliserol dalam bentuk sediaan lain juga perlu digunakan sesuai anjuran dokter atau informasi yang tertera pada kemasan. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Gliserol emulsi diminum dengan bantuan air putih. Kocok botol sebelum menggunakan gliserol emulsi. Gunakan sendok takar yang tersedia pada kemasan agar dosis yang dikonsumsi tepat. Obat ini dikonsumsi sebelum tidur malam. Efek ingin buang air besar diharapkan muncul pada pagi harinya.
Gliserol supositoria dan enema digunakan dengan cara dimasukkan melalui anus (dubur). Cuci tangan sebelum dan sesudah memasukkan obat ke dalam anus.
Jika Anda tidak dibantu oleh orang lain, posisi untuk memasukkan gliserol supositoria atau enema adalah berbaring miring dengan salah satu lutut dirapatkan ke dada. Jika Anda dibantu, rapatkan kedua lutut Anda ke dada dengan posisi badan miring.
Masukkan supositoria atau pencet cairan enema hingga habis ke dalam anus sedalam mungkin. Setelah itu, posisikan kaki dengan nyaman dan tetap berbaring hingga 15–20 menit.
Gliserol biasanya dapat memicu Anda untuk buang air besar dalam durasi 15–60 menit setelah obat dimasukkan. Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda tetap tidak bisa buang air besar setelah >60 menit.
Gliserol untuk konstipasi hanya digunakan saat dibutuhkan dan untuk jangka pendek. Konsultasikan dengan dokter jika Anda tetap sembelit setelah 3 hari berturut-turut menggunakan gliserol emulsi, enema, atau supositoria.
Simpan gliserol pada tempat sejuk yang terhindar dari hawa panas, kelembapan, dan sinar matahari langsung, serta jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Gliserol dengan Obat dan Bahan Lain
Beberapa interaksi obat yang mungkin terjadi jika menggunakan gliserol bersama obat-obatan tertentu antara lain:
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan saraf, otot, atau jaringan di usus, jika digunakan dengan obat pencahar lain
- Peningkatan risiko terjadinya kekurangan sodium dalam darah (hiponatremia) jika digunakan dengan carbamazepine
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung (aritmia) jika digunakan dengan chlorpromazine atau clarithromycin, terutama bila gliserol digunakan dalam jumlah besar
- Peningkatan risiko terjadinya dehidrasi dan gangguan elektrolit jika digunakan dengan furosemide
Efek Samping dan Bahaya Gliserol
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan gliserol suppositoria atau enema:
- Iritasi atau sensasi terbakar di anus
- Rasa tidak nyaman di perut, mual, atau kram perut
- Feses mengandung lendir atau feses lebih lunak
Segera hubungi dokter bila mengalami keluhan yang telah disebutkan di atas, atau jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Nyeri perut yang tidak tertahankan atau tidak kunjung membaik
- Buang air besar berdarah atau perdarahan dari dubur
- Diare terus menerus