Griseofulvin adalah obat untuk mengatasi infeksi jamur, terutama di kulit kepala (tinea kapitis), serta kuku tangan atau kuku kaki (tinea unguium). Obat ini hanya dapat diperoleh atas rekomendasi dokter.
Griseofulvin termasuk dalam golongan obat antijamur yang bekerja dengan cara menghambat perkembangbiakan jamur. Obat ini juga dapat mengendap di sel keratin yang ada di permukaan kulit dan mencegah penyebaran jamur menjadi lebih luas.
Griseofulvin umumnya hanya digunakan untuk infeksi jamur di kulit kepala dan kuku. Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi infeksi jamur kulit, seperti kurap atau kutu air, tetapi setelah pengobatan dengan salep atau krim tidak berhasil.
Merek dagang griseofulvin: Fulcin, Fungistop, Gricin, Griseofulvin, Grivin Forte, Mycostop 250, Omefulvin, Rexavin
Apa Itu Griseofulvin
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antijamur |
Manfaat | Mengobati infeksi jamur |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak usia ≥2 tahun |
Griseofulvin untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas terhadap janin atau adanya risiko terhadap janin. |
Obat dalam kategori ini tidak boleh digunakan oleh wanita yang sedang atau memiliki kemungkinan untuk hamil. | |
Belum diketahui secara pasti apakah griseofulvin dapat terserap ke dalam ASI. Jika sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter. | |
Bentuk obat | Tablet, kaplet, tablet salut selaput |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Griseofulvin
Griseofulvin tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Sebelum mengonsumsi obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Griseofulvin tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Jangan memberikan griseofulvin kepada anak usia di bawah 2 tahun, karena manfaat dan keamanannya belum diketahui secara pasti.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita porfiria, penyakit liver, atau lupus.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menunda kehamilan dengan pil KB, karena griseofulvin dapat menurunkan efektivitas pil KB. Konsultasikan mengenai metode kontrasepsi tambahan yang bisa Anda gunakan.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi griseofulvin, karena obat ini dapat menyebabkan pusing.
- Hindari terlalu lama terpapar sinar matahari selama menggunakan griseofulvin. Gunakan tabir surya dan baju yang tertutup jika Anda akan beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan griseofulvin, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang berbahaya.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi griseofulvin.
Dosis dan Aturan Pakai Griseofulvin
Dosis griseofulvin akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi yang dialami pasien. Secara umum, berikut adalah dosis griseofulvin:
Kondisi: Infeksi jamur di kulit kepala, infeksi jamur di kuku, infeksi jamur kulit (tinea corporis, tinea pedis, tinea kruris, tinea barbae) yang tidak membaik dengan obat lain
- Dewasa: 500 mg per hari, 1 kali sehari, atau 250 mg, 2 kali sehari. Untuk infeksi yang lebih berat, 1000 mg, 1 kali sehari, atau 500 mg, 2 kali sehari.
- Anak usia ≥2 tahun: 10 mg/kgBB per hari, untuk 1 kali konsumsi atau dibagi ke dalam beberapa kali pemberian.
Lama pengobatan untuk tinea di kulit adalah 2–8 minggu, tergantung pada jenis infeksi jamur yang dialami pasien. Sementara untuk infeksi jamur di kuku (tinea unguium), lama pengobatan minimal adalah 4 bulan pada kuku tangan dan 6 bulan pada kuku kaki.
Cara Mengonsumsi Griseofulvin dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk pada kemasan sebelum mengonsumsi griseofulvin. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Agar bisa diserap tubuh lebih baik, konsumsilah griseofulvin bersama makanan yang mengandung lemak, misalnya alpukat, telur, ikan, atau kacang-kacangan.
Usahakan untuk mengonsumsi griseofulvin pada jam yang sama setiap harinya. Bila perlu, pasang alarm di ponsel untuk mengingatkan jadwal konsumsi obat.
Jika lupa mengonsumsi griseofulvin, segera minum begitu teringat. Namun, bila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
Selesaikan masa pengobatan yang ditentukan oleh dokter meski Anda sudah tidak mengalami gejala. Hal ini untuk memastikan infeksi jamur sudah benar-benar hilang. Lama pengobatan tergantung infeksi yang diderita pasien, bisa dalam hitungan minggu, atau bisa juga lebih dari 1 tahun.
Penggunaan griseofulvin juga perlu dibarengi dengan pola hidup bersih. Biasakan untuk mandi 2 kali sehari, serta rajin mencuci tangan dan kaki dengan sabun dan air mengalir selama pengobatan. Jangan menggunakan pakaian, topi, atau kaos kaki, yang bisa membuat area yang terinfeksi menjadi lembap.
Simpan griseofulvin di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Griseofulvin dengan Obat Lain
Penggunaan griseofulvin bersama obat tertentu dapat menimbulkan interaksi obat, seperti:
- Penurunan efektivitas obat antikoagulan, aspirin, atau ciclosporin
- Penurunan efektivitas pil KB
- Penurunan penyerapan griseofulvin jika digunakan bersama fenilbutazon, obat penenang, atau obat tidur
- Penurunan efektivitas obat kemoterapi, seperti vinorelbine atau nilotinib
- Peningkatan risiko terjadinya sunburn jika digunakan bersama aminolevulinic acid
Efek Samping dan Bahaya Griseofulvin
Ada beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan griseofulvin, antara lain:
- Susah tidur
- Kulit kemerahan
- Gatal-gatal
- Sakit kepala
- Mual, muntah, sakit maag
- Diare
Konsultasikan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung membaik atau malah memburuk. Segera ke dokter bila mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:
- Mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki
- Muncul bercak-bercak kemerahan di kulit akibat paparan sinar matahari
- Linglung hingga sulit beraktivitas
- Gejala infeksi baru, yang bisa ditandai dengan demam atau sakit tenggorokan yang tidak kunjung mereda
- Gejala lupus, seperti nyeri sendi dan otot, nyeri dada, ruam berbentuk koin di kulit
- Penyakit liver, yang ditandai dengan hilang nafsu makan, penyakit kuning, atau urine berwarna gelap
- Steven-Johnson syndrome, yang ditandai dengan ruam kemerahan atau lepuh di kulit yang menyebar cepat, termasuk ke mulut dan alat kelamin