Kaditic adalah obat yang bermanfaat untuk meredakan nyeri dan peradangan. Obat ini dapat mengatasi nyeri dengan cepat. Kondisi nyeri yang bisa diatasi Kaditic antara lain nyeri sendi akibat radang sendi (arthritis), nyeri haid, nyeri gigi, atau nyeri pascaoperasi.
Tiap tablet Kaditic mengandung 50 mg diclofenac potassium. Kaditic bekerja menghambat produksi prostaglandin, yaitu zat yang memicu reaksi peradangan ketika tubuh mengalami cedera atau luka. Dengan terhambatnya zat ini, gejala-gejala peradangan, seperti nyeri, bengkak, atau demam akan mereda.
Apa Itu Kaditic
Bahan aktif | Diclofenac potassium |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) |
Manfaat | Mengobati nyeri dan peradangan |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak usia >14 tahun |
Kaditic untuk ibu hamil | Usia kehamilan trimester 1 dan 2: |
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. | |
Kaditic hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Usia kehamilan trimester 3 | |
Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. | |
Kaditic untuk ibu menyusui | Penggunaan Kaditic pada masa menyusui umumnya aman selama dalam dosis rendah dan jangka pendek. Namun, ibu menyusui yang bayinya menderita penyakit kuning sebaiknya tidak mengonsumsi obat ini. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Menggunakan Kaditic
Kaditic tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Sebelum minum obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Kaditic tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap diclofenac potassium atau obat lain dari golongan OAINS.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah menderita sakit maag, asma, anemia, gangguan pembekuan darah, polip hidung, hipertensi, penyakit liver, stroke, atau penumpukan cairan dalam jaringan tubuh (edema).
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami penyakit jantung atau penyakit ginjal.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang minum obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah minum Kaditic. Obat ini dapat menyebabkan pusing, kantuk, atau penglihatan buram.
- Hindari mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani terapi dengan Kaditic. Kombinasi minuman beralkohol dan diclofenac potassium dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan lambung.
- Jangan terlalu lama terpapar sinar matahari selama menggunakan Kaditic. Gunakan tabir surya dan baju yang tertutup jika hendak beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.
- Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi Kaditic jika direncanakan untuk menjalani operasi.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Kaditic.
Dosis dan Aturan Pakai Kaditic
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Kaditic berdasarkan usia pasien:
- Dewasa: 1 tablet, 2–3 kali sehari.
- Anak usia >14 tahun: ½ tablet, 3 kali sehari atau 1 tablet, 2 kali sehari.
Cara Mengonsumsi Pakai Kaditic
Konsumsilah Kaditic sesuai anjuran dokter atau aturan pakai yang terdapat pada kemasan. Jangan minum obat ini melebihi dosis yang dianjurkan.
Ikutilah cara-cara di bawah ini dalam menggunakan Kaditic:
- Minumlah Kaditic bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mencegah sakit maag.
- Telan tablet secara utuh dengan bantuan segelas air putih. Jangan menghancurkan, mengunyah, atau membelah Kaditic tablet.
- Jangan berbaring setelah mengonsumsi Kaditic, tunggu setidaknya sampai 10 menit.
- Jika Anda lupa mengonsumsi Kaditic, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Konsumsilah obat ini hanya selama ada keluhan. Segera hentikan jika gejala sudah membaik.
- Konsultasikan dengan dokter jika keluhan tidak kunjung membaik dalam 2 minggu. Jangan mengonsumsi obat yang mengandung diclofenac potassium dalam jangka panjang tanpa arahan dari dokter.
- Simpan Kaditic di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Kaditic dengan Obat Lain
Diclofenac potassium di dalam Kaditic bisa menyebabkan interaksi obat jika digunakan bersama obat tertentu. interaksi yang dapat terjadi antara lain:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan, termasuk perdarahan saluran cerna jika digunakan dengan OAINS lain, obat pengencer darah, antidepresan SSRI, atau kortikosteroid
- Penurunan efektivitas obat ACE inhibitor atau penghambat beta
- Peningkatan risiko terjadinya kadar kalium di dalam darah yang tinggi (hiperkalemia) jika digunakan bersama obat diuretik hemat kalium, cortimoxazole, ciclosporin, atau tacrolimus
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari phenytoin, methotrexate, lithium, atau digoxin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari diclofenac potassium jika digunakan dengan voriconazole
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Kaditic bersama obat lain.
Efek Samping dan Bahaya Kaditic
Penggunaan obat yang mengandung diclofenac potassium, termasuk Kaditic, dapat menyebabkan efek samping. Sejumlah efek samping yang mungkin terjadi meliputi:
- Sakit maag
- Perut kembung
- Heartburn
- Mual
- Diare atau sembelit
- Sakit kepala
- Kantuk
- Pusing
- Penglihatan buram
Konsultasikan ke dokter jika gejala-gejala tersebut tidak kunjung mereda atau justru memburuk. Segera cari pertolongan medis jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Gejala gagal jantung, seperti bengkak di kaki maupun pergelangan kaki, lemas, atau berat badan naik drastis secara tiba-tiba
- Serangan jantung, dengan gejala berupa nyeri dada yang menjalar, keringat dingin, mual, atau sesak napas
- Gangguan ginjal, yang keluhannya berupa berkurangnya jumlah urine yang keluar saat buang air kecil atau terdapat darah dalam urine
- Penyakit liver, yang ditandai dengan sakit perut, mual dan muntah terus-menerus, urine berwarna gelap, atau penyakit kuning
- Telinga berdenging (tinnitus)
- Perubahan suasana hati
- Mudah memar atau berdarah
- Sulit menelan