Nerisona adalah obat yang digunakan untuk mengatasi peradangan di kulit, seperti dermatitis kontak, eksim, atau reaksi alergi. Obat ini dapat meredakan gatal, bengkak, dan kemerahan akibat kondisi tersebut.
Nerisona memiliki kandungan utama diflucortolone yang termasuk dalam obat kortikosteroid topikal. Diflucortolone bekerja dengan cara mengaktifkan zat yang mampu menghambat peradangan di kulit.
Kandungan chlorquinaldol pada salah satu varian Nerisona berguna untuk mencegah atau mengatasi infeksi pada area kulit yang diobati. Dengan begitu, kulit yang mengalami peradangan akan lebih cepat sembuh.
Produk Nerisona
Nerisona tersedia dalam dua varian, yaitu:
1. Nerisona Fatty
Nerisona Fatty mengandung diflucortolone 1 mg. Nerisona Fatty dikemas dalam tube isi 10 gram.
2. Nerisona Combi
Tiap gram salep Nerisona Combi mengandung 1 mg diflucortolone dan 10 mg chlorquinaldol. Obat ini hadir dalam kemasan tube 10 gram.
Apa Itu Nerisona
Bahan aktif | Nerisona: diflucortolone |
Nerisona Combi: diflucortolone, chlorquinaldol | |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Kortikosteroid topikal, antiseptik |
Manfaat | Meredakan gejala kulit kemerahan, gatal, dan bengkak, yang disebabkan oleh dermatitis kontak, eksim, atau alergi |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
Nerisona untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Nerisona untuk ibu menyusui | Nerisona umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui selama mengikuti anjuran dokter. |
Bila Anda perlu menggunakan Nerisona di puting, gunakan setelah menyusui dan pastikan area tersebut sudah bersih dari obat sebelum waktu menyusui berikutnya. | |
Bentuk obat | Salep |
Peringatan sebelum Menggunakan Nerisona
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan Nerisona:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Nerisona tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini atau obat kortikosteroid lain, seperti hydrocortisone atau prednison.
- Hindari penggunaan Nerisona pada anak usia di bawah 1 tahun, kecuali dokter yang menyarankannya.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita luka terbuka di kulit, jerawat, rosacea, infeksi kulit, termasuk cacar air, tuberkulosis pada kulit, herpes, atau sifilis.
- Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Nerisona jika area yang perlu diobati luas.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain maupun produk herbal, terutama yang dioleskan ke area yang sama dengan Nerisona. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya interaksi yang tidak diinginkan.
- Diskusikan dengan dokter perihal penggunaan Nerisona jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat setelah memakai Nerisona.
Dosis dan Aturan Pakai Nerisona
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Nerisona berdasarkan usia pasien:
- Dewasa: Oleskan salep tipis-tipis pada bagian kulit yang sakit sebanyak 2 kali sehari hingga keluhan membaik. Dosis dapat dikurangi menjadi 1 kali sehari bila kondisi yang diobati telah membaik. Lama penggunaan salep maksimal 4 minggu.
- Anak usia ≥5 tahun: Oleskan salep tipis-tipis dan merata pada area yang sakit sebanyak 2 kali sehari hingga kondisi membaik. Dosis bisa dikurangi menjadi 1 kali sehari setelah gejala membaik. Durasi pengobatan maksimal 1–2 minggu atau 5 hari jika digunakan pada wajah.
- Anak usia 1–4 tahun: Oleskan tipis-tipis pada area kulit yang sakit sebanyak 2 kali sehari sampai keluhan mereda. Dosis dapat dikurangi menjadi 1 kali sehari setelah kondisi membaik. Lama pengobatan maksimal 5 hari.
Cara Menggunakan Nerisona dengan Benar
Pastikan untuk mengikuti anjuran dokter dan membaca petunjuk pada kemasan obat sebelum menggunakan Nerisona. Jangan memakai obat ini melebihi dosis yang dianjurkan.
Untuk mendapatkan hasil pengobatan yang maksimal, perhatikan hal-hal berikut ini dalam menggunakan Nerisona:
- Pastikan untuk mencuci tangan dan membersihkan area kulit yang ingin diobati sebelum memakai Nerisona.
- Oleskan Nerisona tipis-tipis dan secara merata pada area kulit yang mengalami keluhan.
- Jangan menutup bagian yang diobati dengan perban kecuali atas anjuran dokter.
- Cucilah tangan sesudah mengoleskan Nerisona kecuali jika Anda mengobati area tangan.
- Jangan sampai Nerisona mengenai mata, mulut, atau bagian dalam hidung. Segera basuh area tersebut dengan air jika terkena salep ini.
- Jangan berhenti menggunakan Nerisona tanpa anjuran dokter meski gejala peradangan sudah hilang dalam beberapa hari.
- Simpan Nerisona di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Nerisona dengan Obat Lain
Kandungan diflucortolone dalam Nerisona jarang menyebabkan interaksi dengan obat lain kecuali jika digunakan dalam jangka panjang atau pada area yang luas. Risiko terjadinya efek samping bisa meningkat jika obat ini digunakan dengan ritonavir dan itraconazole yang diminum.
Agar aman dan terhindar dari interaksi obat yang tidak diinginkan, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Nerisona bersama obat lain.
Efek Samping dan Bahaya Nerisona
Beberapa efek samping yang dapat terjadi akibat penggunaan diflucortolone di dalam Nerisona adalah:
- Rasa panas atau perih di kulit
- Kemerahan atau gatal pada kulit
- Kulit kering
Periksakan ke dokter jika efek samping yang disebutkan di atas tidak mereda atau bertambah berat. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Kulit menipis
- Jerawat
- Stretch mark
- Perubahan warna kulit
- Folikulitis
- Rambut tumbuh lebih lebat pada area yang diolesi obat