Obat antidiabetes adalah kelompok obat yang digunakan dalam penanganan diabetes melitus. Menggunakan obat diabetes secara rutin dapat menstabilkan kadar gula darah dan menurunkan risiko terjadinya komplikasi diabetes, seperti luka diabetes, gangguan penglihatan, atau stroke. 

Obat antidiabetes bermanfaat untuk menurunkan kadar gula darah yang tinggi pada penderita diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Obat diabetes yang diberikan oleh dokter bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis diabetes yang dialami pasien.

Obat Antidiabetes - Alodokter

Diabetes tipe 1 terjadi ketika pankreas tidak dapat memproduksi insulin. Sementara pada diabetes tipe 2, sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan hormon insulin dengan baik untuk mengendalikan kadar gula darah. 

Penderita diabetes tipe 1 umumnya hanya memerlukan insulin suntik untuk mengendalikan kadar gula darah. Sementara pada penderita diabetes tipe 2, terapi dilakukan secara bertahap, dimulai dari obat yang dapat meningkatkan efektivitas insulin alami dalam tubuh.

Pengobatan diabetes tipe 2 dilakukan secara bertahap. Setiap obat yang diberikan akan ditambah dosisnya atau dikombinasikan dengan obat jenis lain secara berkala, tergantung pada kadar HbA1C pasien. Target pengobatan diabetes tipe 2 adalah kadar HbA1C yang stabil di bawah 7%.

Obat antidiabetes bekerja dengan berbagai cara yang berbeda, antara lain:

  • Meningkatkan aktivitas hormon insulin tubuh
  • Menekan pembentukan gula darah di dalam hati
  • Memperlambat proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat di saluran cerna setelah makan
  • Menurunkan penyerapan gula di dalam usus
  • Merangsang pankreas untuk menghasilkan lebih banyak hormon insulin
  • Mendorong ginjal untuk membuang lebih banyak gula darah melalui urine
  • Meningkatkan kadar insulin di dalam tubuh dengan insulin buatan 

Dengan cara kerja di atas, kadar glukosa yang tinggi bisa turun. Alhasil, keluhan yang timbul akibat diabetes, seperti sering haus, sering lapar, dan sering buang air kecil, juga berkurang. 

Semua obat yang tergolong antidiabetes hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Obat ini bisa dibeli dengan resep biasa maupun resep digital yang didapatkan setelah konsultasi online dengan dokter lewat chat.

Jenis, Merek Dagang, dan Dosis Obat Antidiabetes 

Antidiabetes terbagi dalam beberapa golongan obat. Masing-masing golongan tersebut memiliki cara kerja yang berbeda dalam menurunkan kadar gula darah tinggi pada penderita diabetes. 

Golongan obat yang termasuk antidiabetes meliputi:

1. Biguanide

Biguanide merupakan antidiabetes dalam bentuk tablet dan tablet lepas lambat untuk mengatasi diabetes tipe 2. Obat antidiabetes golongan biguanide bekerja dengan cara meningkatkan kerja hormon insulin dalam mengelola gula darah, menurunkan penyerapan gula di dalam usus, dan menghambat pembentukan gula darah di dalam hati.

Obat antidiabetes yang termasuk dalam golongan biguanide adalah:

Metformin

Merek dagang: Eraphage, Forbetes, Fordica XR, Glufor, Glucophage, Glucotica, Glumin XR, Metformin Hydrochloride, Nevox XR

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat metformin.

2. Sulfonilurea

Antidiabetes golongan sulfonilurea digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2. Obat ini bekerja dengan cara merangsang pankreas agar menghasilkan lebih banyak hormon insulin dan membantu tubuh menggunakan insulin secara lebih efisien.

Obat diabetes jenis sulfonilurea tersedia dalam bentuk tablet dan tablet lepas lambat. Contoh obat antidiabetes golongan sulfonilurea meliputi:

Glibenclamide

Merek dagang: Daonil, Glibenclamide, Fimediab, Renabetic

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat glibenclamide.

Glipizide

Merek dagang: Glucotrol XL

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat glipizide.

Glimepiride

Merek dagang: Amaryl, Amadiab, Anpiride, Friladar, Gluvas, Glimepiride, Glimetic, Metrix, Velacom, Versibet

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat glimepiride.

Gliclazide

Merek dagang: Diamicron, Diamicron MR, Gliclazide, Glikamia, Glikamia MR, Glucatron, Glucodex, Pedab, Xepabet

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat gliclazide.

3. Penghambat alfa-glukosidase (Alpha-glucosidase inhibitors)

Antidiabetes golongan alpha-glucosidase inhibitors digunakan dalam terapi diabetes tipe 2. Obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim alfa-glukosidase di usus, yaitu enzim pemecah karbohidrat menjadi glukosa yang akan diserap menjadi gula darah.

Mekanisme kerja obat penghambat alfa-glukosidase mampu memperlambat proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat di saluran cerna. Dengan begitu, obat ini dapat mencegah kenaikkan kadar gula darah yang drastis setelah makan. 

Hanya ada satu obat yang tergolong antidiabetes jenis alpha-glucosidase inhibitors, yaitu:

Acarbose

Merek dagang: Acarbose, Acrios, Eclid, Capribose, Glubose, Glucobay

Obat ini dapat ditemukan dalam sediaan tablet. Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat acarbose.

4. Penghambat DPP-4 (Dipeptidyl peptidase 4 inhibitors)

Penghambat DPP-4 bekerja dengan cara meningkatkan produksi insulin di pankreas dan mengurangi produksi gula darah oleh hati. Obat antidiabetes dengan nama lain gliptin ini mampu menurunkan kadar gula darah tinggi pada penderita diabetes tipe 2 tanpa menyebabkan hipoglikemia dan kenaikan berat badan.

DPP-4 inhibitor biasanya digunakan sebagai obat tunggal untuk penderita diabetes tipe 2 yang tidak bisa mengonsumsi metformin. Obat ini juga bisa dikombinasikan dengan antidiabetes jenis lain jika target gula darah belum tercapai dengan satu jenis obat saja. 

Obat antidiabetes jenis DPP-4 hanya tersedia dalam tablet. Beberapa contoh obat antidiabetes golongan penghambat DPP-4 antara lain: 

Sitagliptin

Merek dagang: Januvia, Glutin, Pansipitin, Sitagliptin Phosphate Monohydrate, Sitazit

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat sitagliptin.

Linagliptin

Merek dagang: Glyxambi, Trajenta, Trajenta Duo, Tidyp

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat linagliptin.

Saxagliptin

Merek dagang: Kombiglyze XR, Onglyza, Qtern

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat saxagliptin.

Alogliptin

Merek dagang: Nesina

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat alogliptin.

Vildagliptin

Merek dagang: Galvus, Galvusmet, Vildagliptin, Vildi

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat vildagliptin.

5. Meglitinide

Obat antidiabetes golongan meglitinide biasanya diberikan untuk penderita diabetes tipe 2 yang alergi terhadap sulfonilurea. Meglitinide bisa digunakan sebagai terapi tunggal, atau ditambah dengan metformin jika target terapi belum tercapai. 

Cara kerja meglitinide mirip dengan sulfonilurea, yaitu merangsang pankreas untuk menghasilkan lebih banyak insulin. Dibandingkan dengan sulfonilurea, meglitinide jarang menyebabkan hipoglikemia.

Obat yang tergolong sebagai antidiabetes meglitinide adalah:

Repaglinide

Merek dagang: Dexanorm

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat repaglinide.

6. Thiazolidinedione

Obat antidiabetes jenis thiazolidinedione digunakan dalam terapi diabetes tipe 2. Cara kerjanya adalah dengan mengurangi produksi glukosa di hati. Obat ini juga membantu tubuh penderita diabetes tipe 2 untuk menggunakan insulin secara lebih efisien.

Thiazolidinedione dapat digunakan sebagai obat tunggal pada penderita diabetes tipe 2 yang tidak bisa mengonsumsi metformin. Obat ini juga bisa dikombinasikan, baik dengan metformin maupun sulfonilurea, bila target terapi belum tercapai dengan 1 jenis obat diabetes saja.

Obat antidiabetes jenis thiazolidinedione dapat ditemukan dalam sediaan tablet. Obat yang tergolong thiazolidinedione adalah:

Pioglitazone

Merek dagang: Actabet, Actos, Actosmet, Deculin, Gliabetes, Glutazone, Opiglit, Pioglitazone HCL, Pioglitazone Hydrochloride, Pionix, Tazovell, Zipio

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat pioglitazone.

7. Penghambat SGLT2 (Sodium-glucose transporter 2 inhibitors)

Obat antidiabetes golongan penghambat SGLT2 bekerja merangsang ginjal untuk membuang lebih banyak glukosa melalui urine. Obat ini digunakan dalam terapi diabetes tipe 2, terutama pada pasien diabetes yang juga menderita penyakit ginjal atau penyakit jantung, termasuk gagal jantung. 

Penghambat SGLT2 dapat ditemukan dalam sediaan tablet. Penghambat SGLT 2 bisa digunakan sebagai obat tunggal atau kombinasi dengan metformin, linagliptin, atau saxagliptin. Contoh obat penghambat SGLT2 adalah:

Empagliflozin

Merek dagang: Jardiance, Glyxambi

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat empagliflozin.

Canagliflozin

Merek dagang: Canaglu

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat canagliflozin.

Dapagliflozin

Merek dagang: Dapazox, Diaglifoz, Diaglifozmet, Forxiga, Qtern, Xigduo XR

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat dapagliflozin.

8. Agonis GLP-1 (Glucagon-like peptide-1 receptor agonists/GLP-1 receptor agonist)

Antidiabetes golongan agonis GLP-1 bekerja dengan meniru hormon inkretin di dalam tubuh, yang bekerja pada reseptor GLP-1 untuk merangsang produksi insulin di pankreas. Obat ini juga mampu memperlambat proses penyerapan glukosa setelah makan. Obat ini hanya untuk diabetes tipe 2.

Selain untuk menurunkan gula darah, obat golongan agonis GLP-1 juga sering digunakan untuk menurunkan berat badan pada penderita diabetes tipe 2 yang mengalami obesitas. Obat ini hanya tersedia dalam bentuk suntik.

Beberapa contoh obat agonis GLP-1 adalah:

Dulaglutide

Merek dagang: Trulicity

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat dulaglutide.

Liraglutide

Merek dagang: Saxenda, Victoza, Xultophy

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat liraglutide.

Lixisenatide

Merek dagang: Lyxumia, Soliqua

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat lixisenatide.

Semaglutide

Merek dagang: Ozempic, Rybelsus, Wegovy

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat semaglutide.

9. Insulin suntik

Insulin suntik merupakan pengobatan utama untuk penderita diabetes tipe 1. Terapi insulin suntik juga bisa digunakan untuk diabetes tipe 2, terutama pada pasien yang target kadar gula darahnya tidak tercapai dengan obat antidiabetes tipe lain. Insulin suntik juga digunakan dalam terapi diabetes gestasional

Insulin suntik bekerja layaknya hormon insulin alami, yaitu membantu masuknya gula darah ke dalam sel tubuh dan mendukung proses pengolahannya untuk menjadi energi. Selain itu, insulin juga dapat menekan produksi gula di organ hati.

Ada beberapa jenis insulin yang penggunaannya ditentukan oleh dokter berdasarkan rendahnya kadar insulin di dalam tubuh pasien. Jenis insulin suntik dapat dibedakan berdasarkan kecepatan kerjanya, yaitu:

  • Insulin kerja cepat (rapid-acting insulin)
    Rapid-acting insulin bekerja dalam waktu beberapa menit dan efeknya bertahan hingga 2–5 jam. Contohnya adalah insulin aspart, insulin glulisin, atau insulin lispro.
    Merek dagang: Apidra, Fiasp, Humalog Mix50 Kwikpen, Novorapid, Sansulin Rapid
  • Insulin reguler (short-acting insulin)
    Short-acting insulin bekerja dalam waktu 30–60 menit setelah digunakan dan bertahan 5–8 jam.
    Merek dagang: Actrapid HM, Insulatard HM, Mixtard HM
  • Insulin kerja sedang (intermediate acting insulin)
    Intermediate acting insulin bekerja dalam waktu 30-60 menit setelah digunakan dan bertahan 12–18 jam. Contoh insulin kerja sedang adalah insulin isophane.
    Merek dagang: Humulin N
  • Insulin kerja lambat (long-acting insulin)
    Long-acting insulin biasanya ditujukan bagi penderita diabetes tipe 2. Insulin jenis ini bisa menstabilkan gula darah selama 24 jam. Contoh insulin kerja panjang adalah insulin degludec, insulin detemir, dan insulin glargine.
    Merek dagang:
    Basalog One, Ezelin, Insulin Glargine, Lantus XR, Sansulin Log-G, Soliqua, Tresiba, Xultophy

  • Insulin mingguan
    Insulin mingguan dapat bekerja lebih lama di dalam tubuh, yaitu hingga 7 hari. Hal ini dapat membuat pengobatan menjadi lebih praktis dan meningkatkan kepatuhan pengobatan.
    Merek dagang: Awiqli

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat insulin suntik.

Selain obat-obat di atas, ada pula obat antidiabetes kombinasi. Jenis obat ini terdiri dari campuran dua atau lebih golongan antidiabetes. Sebagai contoh, metformin yang dikombinasikan dengan sitagliptin, glipizide dengan metformin, atau insulin glargine dengan lixisenatide.

Peringatan sebelum Menggunakan Obat Antidiabetes

Pastikan untuk menjalani pemeriksaan ke dokter sebelum menggunakan obat antidiabetes apa pun. Hal ini karena beberapa jenis obat antidiabetes hanya diperuntukkan untuk satu tipe diabetes saja.

Hal penting lain yang perlu Anda perhatikan sebelum menjalani terapi dengan obat antidiabetes adalah:

  • Informasikan kepada dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
  • Beri tahu dokter perihal masalah kesehatan atau penyakit yang sedang atau pernah Anda alami, termasuk penyakit ginjal, penyakit liver, defisiensi G6PD, penyakit jantung, stroke, kanker, penyakit infeksi, penyakit tiroid, gastroparesis, atau gangguan elektrolit, seperti hipokalemia.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menjalani prosedur cuci darah.
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui.
  • Informasikan kepada dokter mengenai semua obat yang sedang Anda gunakan, termasuk antibiotik; antidepresan; antijamur; antihipertensi, seperti obat diuretik; kortikosteroid; phenothiazine; pil KB; suplemen; dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Beri tahu dokter jika Anda sering mengonsumsi minuman beralkohol dan sulit menghentikan kebiasaan tersebut (kecanduan alkohol).
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani terapi dengan obat antidiabetes. Tujuannya adalah untuk mencegah timbulnya efek samping berupa hipoglikemia dan asidosis laktat.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang membutuhkan kewaspadaan karena beberapa obat antidiabetes dapat menimbulkan tanda gula darah rendah. Pastikan kondisi Anda benar-benar prima jika hendak melakukan kegiatan tersebut.
  • Hindari paparan sinar matahari secara langsung dalam waktu yang lama dan gunakan tabir surya jika hendak keluar rumah pada siang hari. Hal ini karena beberapa jenis obat antidiabetes bisa menyebabkan kulit lebih mudah terbakar sinar matahari atau sunburn.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan obat antidiabetes jika direncanakan untuk menjalani operasi atau prosedur medis apa pun, termasuk pemeriksaan radiologi dengan cairan kontras.
  • Konsultasi dan pemeriksaan rutin dengan dokter harus dilakukan sesuai jadwal yang ditentukan, karena obat antidiabetes mungkin memerlukan perubahan dosis atau jenis tergantung pada kondisi pasien.
  • Supaya kontrol kesehatan Anda menjadi lebih mudah dan praktis, Anda bisa melakukan pemeriksaan diabetes dengan perawat yang datang ke rumah dan mengonsultasikannya secara online.
  • Segera lapor ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan obat antidiabetes.

Efek Samping dan Bahaya Obat Antidiabetes

Efek samping obat antidiabetes tergantung pada jenis dan dosis obatnya, serta respons tubuh pasien terhadap obat yang digunakan. Salah satu efek samping obat antidiabetes yang perlu diwaspadai adalah kadar gula darah rendah (hipoglikemia). Beberapa gejala hipoglikemia, yaitu keringat dingin, pusing, gemetar, dan jantung berdebar.

Segera konsumsi makanan atau minuman tinggi gula jika Anda merasakan efek samping di atas. Bila gejala tidak kunjung membaik, segera ke IGD terdekat. 

Efek samping lain yang terjadi setelah menggunakan obat antidiabetes bisa berupa:

  • Berat badan bertambah
  • Mual atau muntah
  • Perut kembung
  • Diare atau justru sembelit
  • Sakit kepala
  • Sakit tenggorokan, hidung meler atau malah tersumbat
  • Mulut kering
  • Kulit mudah mengalami sunburn
  • Infeksi jamur vagina, yang gejalanya meliputi keputihan yang menggumpal yang tampak seperti keju hancur, tetapi tidak berbau
  • Gejala infeksi jamur di penis, antara lain penis gatal, ruam dan bintik pada penis, keluar cairan putih kental dari penis, dan rasa terbakar pada penis

Segera konsultasikan lewat chat ke dokter umum maupun dokter spesialis jika efek samping terjadi dan tidak kunjung mereda atau malah memberat. Dokter dapat langsung memberikan obat untuk mengatasi efek samping tersebut. Apabila memang diperlukan pemeriksaan secara langsung, dokter akan memberikan rujukan ke rumah sakit.

Segera ke dokter atau IGD jika setelah menggunakan obat antidiabetes muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:

  • Pusing berat seperti akan pingsan
  • Gejala asidosis laktat, yaitu tubuh terasa sangat lelah, nyeri otot yang berat, tubuh terasa kedinginan, sulit bernapas atau sesak napas, kantuk berat (somnolen), atau denyut jantung tidak beraturan
  • Gejala gagal jantung, seperti sesak napas meski dalam posisi berbaring, bengkak di tungkai atau kaki, serta berat badan naik drastis dalam waktu singkat
  • Gangguan ginjal, yang gejalanya bisa berupa nyeri saat berkemih, jumlah urine yang keluar makin sedikit atau tidak keluar sama sekali 
  • Gejala gangguan liver, seperti nyeri perut di bagian kanan atas, urine berwarna gelap, tinja berwarna pucat seperti aspal, serta mata dan kulit berwarna kekuningan (penyakit kuning)
  • Gejala radang pankreas, seperti nyeri perut hebat yang muncul tiba-tiba dan menjalar hingga ke punggung 
  • Gejala tumor tiroid, seperti muncul benjolan di leher, kesulitan menelan, suara serak, dan sesak napas
  • Ketoasidosis diabetes, yang gejalanya bisa berupa linglung, frekuensi buang air kecil meningkat, rasa sangat haus yang tidak hilang walaupun sudah minum, napas beraroma seperti buah-buahan, tubuh terasa lemas dan lelah, serta otot terasa nyeri atau kaku
  • Gejala hiperkalemia (kelebihan kalium), seperti lemas, denyut jantung lambat, cepat, atau tidak beraturan
  • Infeksi saluran kemih, yang gejalanya berupa nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil, nyeri di perut bagian bawah atau panggul, urine mengandung darah, demam, nyeri di pinggang atau di perut bagian atasDiabetes melitus tipe 2, diabetes, diabetes tipe 1