Obat pencahar adalah kelompok obat untuk mengatasi keluhan sembelit atau susah buang air besar (BAB). Obat yang disebut dengan istilah laksatif ini juga digunakan untuk membersihkan usus sebelum tindakan medis tertentu, seperti operasi usus atau kolonoskopi.

Susah buang air besar umumnya bisa diatasi dengan mengubah gaya hidup yang lebih sehat. Misalnya, dengan memperbanyak konsumsi makanan kaya serat, minum air putih lebih sering, dan berolahraga secara rutin. Jika sembelit tidak juga membaik setelah melakukan semua cara tersebut, barulah gunakan obat pencahar.

Obat Pencahar

Obat pencahar bekerja dengan beberapa cara yang berbeda. Ada pencahar yang cara kerjanya dengan melunakkan tinja, meningkatkan gerak usus untuk mendorong tinja keluar, dan ada pula yang menggabungkan kedua cara kerja tersebut. Dengan menggunakan obat pencahar, BAB menjadi lancar tanpa harus mengejan.

Namun, obat pencahar idealnya tidak boleh digunakan tiap hari dan dalam jangka panjang, kecuali atas saran dokter. Penggunaan obat sembelit ini juga harus sesuai dengan petunjuk pemakaian pada kemasan atau anjuran dokter. 

Jenis, Merek Dagang, serta Dosis Obat pencahar

Obat pencahar terbagi dalam lima jenis. Masing-masing jenis obat tersebut memiliki cara kerja yang berbeda dalam mengatasi sembelit. Efek laksatif dari obat pencahar juga bisa dirasakan dalam waktu yang bervariasi, mulai dari 15 menit sampai 72 jam, tergantung jenis dan sediaan obat yang digunakan. 

Golongan obat yang termasuk obat pencahar meliputi: 

1. Obat pencahar pembentuk massa tinja (bulk forming laxative)

Obat pencahar pembentuk massa tinja umumnya berisi serat atau fiber. Itu sebabnya obat pencahar jenis ini juga masuk kategori suplemen serat. Obat pencahar pembentuk massa tinja bisa menjadi pilihan pertama untuk meredakan sembelit.

Bulk forming laxative dianggap sebagai obat pencahar yang paling aman karena jarang menimbulkan efek samping. Obat ini bekerja dengan cara mengikat dan mengumpulkan tinja di usus sehingga tinja bersatu menjadi massa yang besar. Hal ini akan meregangkan usus dan menimbulkan rangsangan untuk buang air besar. 

Obat ini juga meningkatkan kadar air di feses sehingga membuatnya lebih lembek dan lebih mudah dikeluarkan. Efek pencahar obat ini bisa dirasakan dalam waktu 12–24 jam.

Obat pencahar berupa serat dijual bebas dalam sediaan serbuk minuman dan kapsul. Contoh obat yang tergolong sebagai pencahar pembentuk massal antara lain:

Psyllium

Merek dagang: Biomed DTX, Fibrozee, Fibrefirst Plus, Femmy Fyber, Maximus,  Vegeta Herbal

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang obat ini, silakan buka laman obat psyllium.

2. Obat pencahar osmotik

Obat pencahar ini memicu pergerakan air ke dalam usus. Air yang terkumpul di usus akan melunakkan tinja yang keras sehingga mudah dikeluarkan. Obat pencahar osmotik dapat meredakan sembelit dalam waktu 2–3 hari.

Obat pencahar osmotik bisa menjadi pilihan kedua ketika tinja masih keras dan sulit keluar setelah menggunakan obat pencahar pembentuk massa tinja. Bila diperlukan kedua obat tersebut juga bisa digunakan bersama agar bisa buang air besar dengan lancar.

Obat pencahar osmotik hadir dalam bentuk sirop, suspensi, serbuk minuman, enema, suppositoria.

Contoh obat pencahar jenis osmotik antara lain:

Laktulosa

Merek dagang: Constuloz, Dulcolactol, Duphalac, Erlac, Graphalac, Konstilac, Nulose, Laxalosan, Lactulax, Lactulose, Lantulos, Opilax, Laxadilac

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat laktulosa.

Magnesium hidroksida (magnesium hydroxide)

Merek dagang: Laxasium

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat magnesium hidroksida.

Polyethylene glycol (macrogol)

Merek dagang: Daylax, Microlax, Laxon, L-Lax, Niflec, Pedilax, Rectolax, Simlax

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat macrogol.

Glycerin (gliserol)

Merek dagang glycerin: Kompolax, Laxadine, Triolax

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat gliserol.

3. Obat pencahar emolien

Emollient laxatives dijuluki sebagai obat pelembut tinja. Obat pencahar emolien berfungsi mempertahankan kadar air dan lemak pada feses. Dengan begitu, tinja yang tadinya kering dan keras menjadi lebih basah dan lunak sehingga gampang dikeluarkan. Obat pencahar golongan ini bekerja dalam waktu 12–72 jam.

Obat pencahar emolien dapat ditemukan dalam sediaan tablet. Hanya ada satu obat pencahar jenis emolien, yaitu: 

Docusate

Merek dagang: Laxatab, Neolaxa

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat docusate.

4. Obat pencahar stimulan

Obat pencahar stimulan bekerja dengan cara membasahi tinja dan merangsang otot di dinding usus untuk berkontraksi. Cara ini dapat meningkatkan pergerakan usus yang akan mendorong tinja keluar saat buang air besar. Alhasil, BAB macet bisa kembali lancar dalam waktu 6–12 jam.

Sediaan obat pencahar stimulan terdiri dari tablet, pil, serbuk minuman, kapsul, teh, tetes oral atau drops, dan suppositoria.

Obat yang termasuk dalam daftar pencahar stimulan yaitu:

Bisacodyl

Merek dagang: Bisacodyl, Custodiol, Dulcolax, Neodulax, Oralax, Prolaxan, Stolax

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat bisacodyl.

Senna (daun jati cina)

Merek dagang: Benlaxan, Daun Senna Semesta, Jati Cina, Laxing, Laxsi, Maximus, Mei Zi Tong, Naxal, Vegeta Herbal Rasa Anggur 

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat senna.

Natrium picosulfat (sodium picosulfate)

Merek dagang: Laxoberon

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat natrium picosulfat.

5. Obat pencahar saline

Obat pencahar saline mampu menahan air di saluran cerna dan membuat volume feses menjadi lebih besar. Hal ini akan merangsang usus untuk mendorong tinja keluar. Alhasil, buang air besar yang tadinya sulit bisa lebih mudah. 

Obat pencahar saline dapat mengatasi keluhan susah buang air besar dalam hitungan menit hingga beberapa jam, tergantung pada sediaan obatnya. Obat ini dapat ditemukan dalam sediaan enema dan larutan oral.

Obat yang tergolong pencahar saline adalah:

Sodium biphospate (sodium phosphate atau natrium fosfat)

Merek dagang: Fleet enema, Fleet Phospho-Soda

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat natrium fosfat.

Peringatan sebelum Menggunakan Obat Pencahar

Semua obat pencahar yang disebut di atas tergolong obat bebas yang bisa dibeli tanpa resep dokter. Meski demikian, obat ini tidak boleh digunakan sembarangan. Manfaatkanlah obat pencahar sesuai petunjuk pada kemasan atau saran dokter.

Berikut adalah hal-hal penting yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan obat pencahar:

  • Jangan menggunakan obat pencahar jika Anda alergi terhadap obat ini. Jika Anda ragu, beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki sebelum menggunakan obat pencahar apa pun.
  • Berkonsultasilah ke dokter sebelum mengonsumsi obat pencahar jika Anda sedang mengalami susah BAB yang disertai perdarahan dari dubur, demam, nyeri perut, perut terasa penuh, sulit buang gas, atau sulit menelan.
  • Pastikan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum menggunakan obat pencahar jika Anda memiliki penyakit liver; radang usus, seperti kolitis ulseratif atau Crohn’s disease; intoleransi laktosa; atau sumbatan usus
  • Konsultasikan mengenai konsumsi obat pencahar ke dokter jika Anda menderita hipertensi, penyakit jantung, diabetes, atau penyakit ginjal. Beberapa obat pencahar mengandung gula, magnesium, atau natrium, yang perlu dibatasi atau dihindari pada kondisi tersebut.
  • Berkonsultasilah ke dokter sebelum menggunakan obat pencahar jenis bulk forming laxative jika Anda menderita fenilketonuria. Hal ini karena beberapa produk obat pencahar jenis tersebut mengandung fenilalanin.
  • Hindari penggunaan obat pencahar tanpa persetujuan dokter jika Anda pernah menjalani operasi pada usus, seperti ileostomi atau kolostomi
  • Bagi ibu hamil dan ibu menyusui, tanyakan dahulu kepada dokter mengenai obat pencahar yang cocok digunakan selama hamil atau menyusui.
  • Jangan memberikan obat pencahar kepada anak usia <6 tahun atau lansia, kecuali atas persetujuan dokter.
  • Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan obat pencahar jika Anda sedang menjalani terapi dengan obat tertentu, terutama obat nyeri opioid, atau pengobatan dengan suplemen maupun produk herbal.
  • Hubungi dokter jika Anda terus memerlukan obat pencahar hingga 7 hari. Guna memastikan kondisi Anda dan mendapat penanganan awal yang cepat, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter melalui chat.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang berat setelah menggunakan obat pencahar.

Efek Samping dan Bahaya Obat pencahar

Efek samping yang timbul akibat penggunaan obat pencahar bisa beragam, tergantung pada jenis obat pencahar yang digunakan. Secara umum, efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan obat pencahar antara lain:

Efek samping tersebut biasanya ringan dan bisa hilang ketika penggunaan obat pencahar dihentikan.

Perlu diingat bahwa penggunaan obat pencahar secara berlebihan dan jangka panjang bisa menyebabkan efek samping berupa:

  • Diare berat
  • Obstruksi usus, yang gejalanya terdiri dari perut kembung dan keras hingga membesar, tidak bisa kentut, urine berwarna gelap
  • Gangguan elektrolit, yang gejalanya adalah sering kesemutan dan mati rasa, kram otot, gelisah, linglung, detak jantung cepat

Lakukan konsultasi online dengan dokter jika timbul efek samping yang mengganggu, atau muncul gejala reaksi alergi obat, seperti biduran, gatal-gatal, atau bengkak di bibir maupun kelopak mata, setelah menggunakan obat pencahar. 

Melalui konsultasi online, dokter dapat memberikan saran dan pengobatan untuk mengurangi efek samping. Jika diperlukan pertolongan medis secepatnya, dokter akan menyarankan Anda untuk ke IGD terdekat.