Untuk mendiagnosis OCD, dokter akan menjalankan beberapa tahap pemeriksaan, mulai dari tanya jawab, pemeriksaan fisik dan kejiwaan, sampai pemeriksaan penunjang.
Berdasarkan DSM-5 (The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition), seseorang dapat dikatakan menderita OCD jika memiliki sejumlah kriteria pikiran obsesif berikut ini:
- Pikiran atau dorongan yang muncul secara berulang di waktu tertentu dan sampai mengganggu kegiatan sehari-hari dan menyebabkan kecemasan
- Usaha untuk menekan atau mengabaikan pikiran tersebut dengan pemikiran atau tindakan lain
Sementara kriteria perilaku kompulsif berdasarkan DSM-5 antara lain:
- Perilaku yang berulang, seperti mencuci tangan hingga lecet atau mengulangi kata-kata dalam hati
- Perilaku tersebut bertujuan untuk mencegah situasi atau peristiwa yang tidak sesuai atau berlebihan
Dokter juga akan menilai apakah gejala di atas sudah mengganggu prestasi di sekolah, kualitas pekerjaan, hubungan sosial dengan orang lain, atau aktivitas rutinnya.
Pada pemeriksaan penunjang, seseorang akan dianjurkan menjalani tes darah untuk menghitung jumlah sel darah, fungsi kelenjar tiroid, dan riwayat penggunaan alkohol atau NAPZA, yang dapat memengaruhi pikiran dan perilaku.