Permethrin adalah obat untuk mengatasi infeksi parasit pada kulit, seperti kudis (scabies), kutu di kulit kepala, dan kutu kemaluan. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan cairan obat luar.
Permethrin termasuk dalam obat golongan antiparasitik. Obat ini bekerja dengan menyerang sistem saraf parasit, sehingga parasit tidak bisa bergerak total dan akhirnya mati. Selain itu, obat ini juga dapat membunuh telur parasit.
Merek dagang permethrin: Medscab, Nuscab, Permethrin, Peditox, Scacid, Scabicore, dan Scabimite Krim.
Apa Itu Permethrin
Golongan | Obat bebas terbatas dan obat resep |
Kategori | Antiparasit |
Manfaat | Mengobati kudis, kutu rambut, dan kutu kemaluan |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak usia >2 bulan |
Permethrin untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Permethrin belum diketahui terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. |
Bentuk obat | Krim dan cairan obat luar |
Peringatan Sebelum Menggunakan Permethrin
Permethrin tidak boleh digunakan sembarangan. Berikut ini adalah hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan permethrin:
- Jangan menggunakan permethrin jika Anda alergi terhadap obat ini. Selalu beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita asma, infeksi kulit, peradangan di kulit kepala, atau memiliki tipe kulit sensitif.
- Perhatikan apabila terdapat area kulit yang kemerahan dan bernanah akibat terlalu banyak digaruk. Jika ada, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan permethrin.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan permethrin jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen atau produk herbal yang diminum atau yang dioles ke kulit, untuk mengantisipasi interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Jangan gunakan permethrin pada anak usia kurang dari 2 bulan tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
- Konsultasikan kepada dokter perihal penggunaan permethrin pada lansia atau anak-anak (usia 2 bulan ke atas).
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah menggunakan permethrin.
Dosis dan Aturan Pakai Permethrin
Berikut ini adalah pembagian dosis permethrin berdasarkan kondisi yang ingin diobati:
-
Kondisi: Kudis
Dewasa dan anak usia >2 bulan: Oleskan permethrin krim 5% secara tipis pada seluruh tubuh, termasuk leher, belakang telinga, telapak tangan, dan telapak kaki. Diamkan 8–14 jam sebelum dibilas. Jika diperlukan, dosis bisa diulang setelah 7–14 hari dari pemakaian pertama.
-
Kondisi: Kutu di rambut kepala
Dewasa: Oleskan permethrin krim atau permethrin cair secukupnya pada rambut dan kulit kepala yang telah dibersihkan dan dikeringkan. Diamkan selama 10 menit sebelum dibilas. Dosis bisa diulang 7–10 hari kemudian jika diperlukan.
-
Kondisi: Kutu rambut kemaluan
Dewasa: Oleskan permethrin krim 5% secukupnya pada rambut di kemaluan, area sekitar anus, paha bagian dalam hingga lutut, dan semua rambut yang tumbuh dari area atas kemaluan hingga perut. Biarkan obat kudis ini sampai mengering, lalu diamkan selama 12 jam atau semalaman sebelum dibilas sampai bersih.
Cara Menggunakan Permethrin dengan Benar
Gunakan permethrin sesuai anjuran dokter atau petunjuk yang terdapat pada kemasan obat. Jangan berhenti atau menambahkan waktu penggunaan obat ini tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Permethrin krim atau cair hanya digunakan pada kulit. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan, membersihkan bagian yang terinfeksi, dan mengeringkannya sebelum mengoleskan permethrin krim atau cair.
Untuk penanganan kudis, area wajah dan kulit kepala tidak perlu dioleskan permethrin krim, kecuali jika diarahkan oleh dokter. Gunakan permethrin krim secara teratur, dengan durasi pemakaian sesuai arahan dokter, untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Sebelum menggunakan permethrin cair, cucilah rambut dengan sampo dan bilas dengan air. Jangan menggunakan kondisioner atau sampo yang mengandung kondisioner karena pengobatan dapat menjadi tidak efektif. Selain itu, untuk hasil yang lebih efektif, sebaiknya potong rambut Anda sependek mungkin sebelum menggunakan obat.
Gunakan permethrin cair pada rambut yang lembap. Awali pengolesan dari bagian belakang telinga dan leher, kemudian oleskan ke seluruh rambut dan kulit kepala. Setelah 10 menit, bilas rambut dan kulit kepala dengan air hangat. Keringkan rambut dengan handuk.
Untuk menyingkirkan kutu dan telur kutu yang sudah mati, sisir rambut yang sudah kering dengan serit.
Selama menggunakan permethrin, hindari kontak obat dengan area mata, hidung, atau mulut. Jika area ini tidak sengaja terkena obat, segera bersihkan dan bilas dengan air mengalir.
Setelah menggunakan krim atau cairan permethrin, cuci dan bersihkan seluruh pakaian, sprei, handuk, atau barang lain yang digunakan selama sakit menggunakan air panas. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah parasit atau telur yang menempel dapat berkembang kembali.
Simpan permethrin di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Permethrin dengan Obat Lain
Penggunaan permethrin bersama obat kortikosteroid dapat memperburuk gejala kudis. Oleh sebab itu, hentikan penggunaan obat kortikosteroid sebelum memulai pengobatan dengan permethrin.
Efek Samping dan Bahaya Permethrin
Beberapa efek samping yang dapat muncul setelah menggunakan permethrin adalah:
- Gatal, kemerahan, iritasi, dan bengkak ringan pada kulit yang diolesi obat
- Rasa terbakar yang menyengat di kulit yang diolesi obat
- Rasa seperti kesemutan di kulit yang diolesi obat
Periksakan ke dokter jika efek samping yang disebutkan di atas sangat mengganggu, tidak kunjung membaik, atau justru bertambah parah.
Hentikan pemakaian permethrin dan segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat yang bisa ditandai dengan gejala tertentu, seperti ruam kulit yang gatal, kelopak mata dan bibir yang membengkak, kesulitan bernapas, atau efek samping yang lebih berat, seperti munculnya benjolan berisi nanah di kulit yang diolesi obat.