Regorafenib adalah obat kemoterapi yang digunakan untuk menangani kanker kolorektal dan kanker hati. Obat ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi tumor di kerongkongan, perut, dan usus.
Regorafenib bekerja dengan cara memperlambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker. Obat ini biasanya diberikan setelah pengobatan lain untuk mengatasi kanker tidak berhasil. Regorafenib tidak bisa digunakan secara sembarangan. Penggunaan obat ini harus disertai pengawasan ketat oleh dokter.
Merek dagang regorafenib: Stivarga
Apa Itu Regorafenib
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antikanker |
Manfaat | Menangani kanker kolorektal dan kanker liver |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak |
Regorafenib untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. |
Belum diketahui secara pasti apakah regorafenib dapat terserap ke dalam ASI. Ibu menyusui sebaiknya tidak menyusui selama menggunakan obat ini hingga 2 minggu setelahnya. Jika ragu, konsultasikan dengan dokter. | |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Regorafenib
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan regorafenib, yaitu:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Regorafenib tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter semua obat yang sedang Anda gunakan, termasuk suplemen dan obat herbal, sebelum mengonsumsi regorafenib.
- Beri tahu dokter jika Anda punya penyakit liver, hipertensi, penyakit jantung, gangguan perdarahan, atau gangguan di pembuluh darah, seperti aneurisma.
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki penyakit infeksi yang berlangsung lama atau sering kambuh sebelum menggunakan regorafenib.
- Informasikan kepada dokter jika Anda baru saja atau akan menjalani operasi.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, atau sedang menyusui.
- Gunakan alat kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan selama mengonsumsi regorafenib hingga 2 bulan setelah dosis terakhir, karena obat ini dapat membahayakan janin.
- Hindari kegiatan yang bisa menyebabkan tubuh terluka, karena regorafenib bisa mengakibatkan luka lama sembuh.
- Selama mengonsumsi regorafenib, hindari kontak dengan penderita infeksi yang mudah menular, seperti campak atau flu, karena obat ini dapat menyebabkan tubuh rentan terkena infeksi. Hindari pula orang yang baru mendapatkan vaksin hidup, seperti vaksin polio.
- Segera hubungi dokter jika setelah mengonsumsi regorafenib Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius.
Dosis dan Aturan Pakai Regorafenib
Dosis regorafenib akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi pasien selama pengobatan. Secara umum, dosis regorafenib adalah sebagai berikut:
Kondisi: Hepatocellular carcinoma (kanker hati), kanker kolon atau kanker rektum, dan gastrointestinal stromal tumors.
- Dewasa: 160 mg per hari selama 3 minggu. Setelah itu, beri jeda selama 1 minggu sebelum kembali melanjutkan pengobatan. Dosis bisa diturunkan jika terjadi efek samping.
- Anak: Dokter akan menentukan dosis dan aturan pakai regorafenib pada anak.
Lama pengobatan dengan regorafenib akan ditentukan oleh dokter.
Cara Mengonsumsi Regorafenib dengan Benar
Ikuti petunjuk dokter dan baca keterangan pada label kemasan obat sebelum mengonsumsi regorafenib.
Regorafenib dikonsumsi dengan cara ditelan langsung bersama air putih tanpa dibelah, dikunyah, atau dihaluskan terlebih dahulu.
Untuk memperoleh efek yang maksimal, minumlah obat ini setelah mengonsumsi makanan yang rendah lemak dan rendah kalori. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter gizi mengenai pola makan yang terbaik untuk Anda selama menggunakan obat ini. Selain itu, konsumsilah obat ini secara teratur pada jam yang sama setiap harinya.
Jika Anda lupa mengonsumsi regorafenib, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila sudah mendekati jadwal minum selanjutnya, abaikan dosis yang terlewat dan tetap lanjutkan jadwal minum obat satu kali sehari. Dosis regorafenib tidak boleh digandakan meskipun ada dosis yang terlewat.
Regorafenib dapat menyebabkan kulit lebih mudah terbakar sinar matahari. Oleh karena itu, gunakan tabir surya dan pakaian tertutup saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari. Periksakan ke dokter jika mengalami sunburn yang parah selama menjalani pengobatan dengan obat ini.
Selama menggunakan regorafenib, Anda perlu menjalani pemeriksaan tertentu agar kondisi Anda dapat terpantau. Ikutilah jadwal kontrol yang telah ditentukan dokter. Namun, jika Anda mengalami keluhan yang sangat mengganggu, segera periksakan diri ke dokter meski belum saatnya kontrol.
Simpan regorafenib di ruangan yang kering dan sejuk. Jangan mengeluarkan atau memindahkan tablet dari kemasan aslinya kecuali jika obat hendak dikonsumsi.
Interaksi Regorafenib dengan Obat Lain
Penggunaan regorafenib bersama obat-obatan tertentu bisa menimbulkan interaksi obat, seperti:
- Peningkatan risiko terjadinya memar atau pendarahan jika digunakan dengan pengencer darah, seperti warfarin atau clopidogrel, atau OAINS, seperti ibuprofen atau aspirin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping regorafenib yang berbahaya jika digunakan dengan voriconazole, phenytoin, carbamazepine, atau oxcarbazepine
- Penurunan efektivitas regorafenib jika digunakan dengan ritonavir, rifampicin, atau clarithromycin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari atorvastatin, glyburide, methotrexate, atau cimetidine
Regorafenib juga dapat berinteraksi dengan makanan maupun minuman. Selama mengonsumsi regorafenib, hindari konsumsi grapefruit atau produk grapefruit dan minuman beralkohol, karena bisa meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
Efek Samping dan Bahaya Regorafenib
Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah mengonsumsi regorafenib adalah:
- Pusing atau sakit kepala
- Rambut rontok
- Diare, mual, dan nyeri perut
- Hilang nafsu makan atau berat badan turun
- Badan lemas
- Sendi terasa kaku atau sulit bergerak
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau makin parah. Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Tubuh mudah memar atau terjadi perdarahan yang sulit berhenti
- Gangguan liver, yang bisa ditandai dengan penyakit kuning, muntah-muntah, tinja berwarna pucat, dan urine berwarna gelap
- Masalah kulit, seperti ruam, bengkak, kemerahan, dan luka lepuh yang nyeri bahkan berdarah, terutama di area telapak tangan dan telapak kaki.
- Sakit kepala yang berat, linglung, penglihatan kabur, hingga kejang
- Infeksi, yang bisa ditandai dengan sakit tenggorokan atau demam yang tidak kunjung mereda
- Nyeri atau panas di area ulu hati, diare yang parah, demam, dan menggigil
- Serangan jantung, yang bisa ditandai dengan nyeri dada, sesak napas, mual, dan keringat dingin