Reserpine adalah obat untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Reserpine juga dapat digunakan untuk menangani kegelisahan berat pada psikosis, yaitu kondisi ketika penderitanya sulit membedakan kenyataan dan khayalan.
Reserpine bekerja dengan cara memperlambat aktivitas sistem saraf, terutama yang mengatur jantung dan pembuluh darah. Obat ini dapat melambatkan denyut jantung dan melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah pun menurun. Reserpine biasanya digunakan untuk hipertensi yang sulit ditangani.
Apa Itu Reserpine
Golongan | Obat resep |
Kategori | Alkaloid dan penghambat alfa adrenergik |
Manfaat | Menangani hipertensi dan psikosis |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Reserpine untuk ibu hamil dan menyusui |
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Reserpine dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa terlebih dahulu dengan dokter. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Reserpine
Reserpine tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Berikut adalah hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi reserpine:
- Jangan mengonsumsi reserpine jika memiliki alergi terhadap obat ini. Selalu beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki, terutama jika Anda alergi terhadap aspirin atau pewarna kuning tartrazine.
- Reserpine tidak boleh digunakan pada orang yang menjalani pengobatan dengan terapi elektrokonvulsif.
- Jangan mengonsumsi reserpine jika Anda pernah atau sedang menderita depresi, atau sedang menderita kolitis ulseratif, tukak lambung, penyakit Parkinson, atau pherochromocytoma.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, serangan jantung, gangguan irama jantung (aritmia), gastroparesis, radang usus, batu empedu, asma, atau epilepsi.
- Jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan selama menjalani pengobatan dengan reserpine, karena obat ini dapat menyebabkan kantuk dan pusing.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan reserpine, karena alkohol dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen, atau produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan reserpine sebelum menjalani operasi atau tindakan medis, termasuk operasi gigi.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi reserpine.
Dosis dan Aturan Pakai Reserpine
Dosis reserpine ditentukan berdasarkan usia, kondisi pasien, dan respons tubuh terhadap obat. Berikut adalah dosis reserpine untuk pasien dewasa berdasarkan tujuan penggunaannya:
Tujuan: Mengobati hipertensi
- Dosis awal 0,5 mg per hari, selama 1–2 minggu. Dosis pemeliharaan: 0,1–0,25 mg per hari. Dosis maksimal: 0,5 mg per hari.
Tujuan: Menangani psikosis kronis
- Dosis awal 0,5 mg per hari. Dosis dapat diturunkan atau ditingkatkan sesuai dengan respons pasien terhadap pengobatan. Dosis pemeliharaan adalah 0,1–1 mg per hari.
Cara Mengonsumsi Reserpine dengan Benar
Gunakan reserpine sesuai anjuran dokter dan baca keterangan pada kemasan obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis, dan jangan menggunakan obat melebihi jangka waktu yang dianjurkan.
Reserpine sebaiknya diminum sesudah makan. Telan reserpine tablet bersama air putih.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi reserpine pada jam yang sama setiap harinya agar hasil pengobatan optimal.
Reserpine tidak bisa menyembuhkan hipertensi atau psikosis, tetapi mengontrol agar tidak terjadi perburukan atau komplikasi dari kondisi tersebut. Oleh karena itu, reserpine perlu dikonsumsi secara rutin dalam jangka panjang.
Bila lupa mengonsumsi reserpine, segera konsumsi begitu teringat jika belum mendekati jadwal konsumsi berikutnya. Jika sudah dekat, abaikan dosis tersebut dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
Untuk mengatasi hipertensi, Anda juga disarankan untuk menerapkan gaya hidup yang sehat, seperti menjaga asupan makanan, mengurangi garam dan lemak pada makanan, dan berolahraga secara rutin.
Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh dokter agar kondisi dan respons terhadap pengobatan dapat terpantau.
Simpan reserpine di tempat bersuhu ruangan yang kering dan sejuk. Hindarkan reserpine dari paparan sinar matahari dan jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Reserpine dengan Obat Lain
Ada beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi jika reserpine digunakan bersama obat-obatan tertentu, di antaranya:
- Peningkatan efek penurun tekanan darah jika digunakan dengan diuretik thiazide atau obat antihipertensi lain
- Peningkatan risiko terjadinya aritmia jika digunakan bersama digoxin atau guinidine
- Peningkatan efek kantuk atau gangguan koordinasi jika digunakan dengan depresan sistem saraf pusat, seperti benzodiazepine, obat tidur, atau barbiturat
- Peningkatan risiko terjadinya hipertensi dan mood terlalu bersemangat pada pasien yang menggunakan monoamine oxidase inhibitors (MAOI)
- Perlambatan efek epinephrine pada penanganan syok anafilaktik atau resusitasi jantung paru
- Penurunan atau hilangnya efektivitas ephedrine
- Penurunan efektivitas reserpine dalam menurunkan tekanan darah jika digunakan dengan antidepresan trisiklik
Efek Samping dan Bahaya Reserpine
Reserpine berpotensi menyebabkan sejumlah efek samping, di antaranya:
- Mulut kering
- Hilang selera makan
- Sakit maag
- Diare
- Hidung tersumbat
- Mual atau muntah
- Sakit kepala
- Mulut kering
- Penurunan gairah seksual
Konsultasikan dengan dokter jika efek samping di atas tidak membaik atau malah memburuk. Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Mimpi buruk
- Pingsan
- Nyeri dada, sesak napas, atau detak jantung terasa lambat (bradikardia)
- Sakit saat buang air kecil atau kesulitan buang air kecil
- Bengkak di pergelangan kaki, tungkai, atau tangan
- Gangguan penglihatan atau pendengaran
- Gerakan yang tidak terkontrol atau tremor
- Depresi, yang bisa ditandai dengan perubahan suasana hati atau perilaku, rasa rendah diri, kekurangan energi, pikiran untuk melukai diri, atau hilang minat pada hal yang dulunya disukai