Samcofenac adalah obat radang sendi untuk meringankan gejala rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan ankylosing spondylitis. Samcofenac tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan diclofenac sodium.
Satu tablet Samcofenac mengandung 50 mg diclofenac sodium. Obat ini menghambat produksi prostaglandin yang akan menyebabkan peradangan saat jaringan tubuh rusak atau cedera. Hasilnya, gejala radang, seperti nyeri, kemerahan, kaku, dan bengkak di persendian, juga mereda.
Selain untuk meredakan keluhan sendi, obat ini juga bisa diberikan oleh dokter untuk mengatasi nyeri akut lainnya, seperti nyeri haid, migrain, serangan gout, atau sakit gigi. Namun, penggunaannya harus sesuai dengan anjuran dokter.
Apa Itu Samcofenac
Bahan aktif | Diclofenac sodium |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) |
Manfaat | Meringankan gejala radang sendi pada rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan ankylosing spondylitis |
Dikonsumsi oleh | Dewasa ≥18 tahun |
Samcofenac untuk ibu hamil | Usia kehamilan <20 minggu |
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping diclofenac terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. | |
Samcofenac hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Usia kehamilan ≥20 minggu | |
Kategori D: Ada bukti bahwa diclofenac berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. | |
Samcofenac untuk ibu menyusui | Tanyakan kepada dokter mengenai pilihan obat lain untuk radang sendi yang bisa digunakan selama masa menyusui, terutama jika bayi Anda lahir prematur atau usianya belum genap 1 bulan. |
Bentuk obat | Tablet salut enterik |
Peringatan sebelum Menggunakan Samcofenac
Samcofenac merupakan obat resep yang penggunaannya harus dalam pengawasan dokter. Sebelum menjalani pengobatan dengan Samcofenac, penting bagi Anda untuk memperhatikan hal-hal berikut:
- Informasikan kepada dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Samcofenac tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap diclofenac.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami serangan asma, angioedema, atau reaksi alergi berat setelah menggunakan aspirin atau obat lain yang tergolong OAINS, seperti ibuprofen atau naproxen.
- Informasikan kepada dokter jika Anda berencana atau baru saja menjalani operasi. Samcofenac tidak boleh digunakan sebelum atau sesudah operasi bypass jantung.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit jantung maupun stroke, atau kondisi lain yang bisa menyebabkan penyakit tersebut, termasuk tekanan darah tinggi, diabetes atau kebiasaan merokok. Informasikan juga jika Anda baru saja mengalami serangan jantung.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit arteri perifer, porfiria, polip hidung, penyakit ginjal, penyakit liver, lupus, tukak usus dua belas jari, tukak lambung, perdarahan saluran cerna, atau radang usus.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, mungkin sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang merencanakan kehamilan, menjalani program hamil, atau sedang menjalani pemeriksaan untuk mengetahui penyebab sulit hamil. Kandungan diclofenac pada Samcofenac bisa menurunkan kesuburan pada wanita.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang menjalani terapi dengan obat tertentu, termasuk obat diuretik, obat antikoagulan, suplemen, dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi antarobat.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Samcofenac agar tidak terjadi perdarahan saluran pencernaan.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah menggunakan Samcofenac. Obat yang mengandung diclofenac dapat menyebabkan efek samping berupa pusing dan kantuk. Pastikan kondisi Anda benar-benar prima sebelum melakukan kegiatan tersebut.
- Segera lapor ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah minum Samcofenac.
Dosis dan Aturan Pakai Samcofenac
Berikut adalah rekomendasi dosis diclofenac sodium pada Samcofenac untuk orang dewasa berdasarkan jenis radang sendi yang ditangani:
-
Kondisi: Osteoarthritis atau rheumatoid arthritis
Dosis 50 mg, 3 kali sehari
-
Kondisi: Ankylosing spondylitis
Dosis 50 mg, 2 kali sehari
-
Kondisi: Nyeri akut
Dosis 50 mg, 3 kali sehari
Cara Menggunakan Samcofenac dengan Benar
Gunakan Samcofenac sesuai anjuran dokter dan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan obat. Jangan mengurangi atau menambah dosis yang dikonsumsi tanpa sepengetahuan dokter.
Berikut adalah panduan penggunaan Samcofenac yang benar:
- Konsumsilah Samcofenac pada waktu makan atau segera sesudah makan.
- Telan tablet Samcofenac secara utuh dengan bantuan air putih atau susu.
- Jangan membelah, mengunyah, atau menggerus tablet Samcofenac.
- Jika Anda lupa mengonsumsi Samcofenac, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila sudah dekat dengan jadwal dosis berikutnya, abaikan dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Gunakanlah tabir surya dengan SPF 30 atau lebih dan kenakanlah pakaian tertutup jika hendak beraktivitas di luar ruangan pada siang hari. Penggunaan obat berbahan aktif diclofenac dapat menyebabkan kulit lebih mudah mengalami sunburn. Hubungi dokter jika timbul sunburn parah.
- Bila memungkinkan, periksalah tekanan darah Anda secara mandiri setiap hari dengan menggunakan tensimeter. Laporkan kepada dokter jika tekanan darah terlalu tinggi. Obat berisi diclofenac, termasuk Samcofenac, dapat meningkatkan tekanan darah dan memperburuk hipertensi.
- Jika diminta datang kembali untuk kontrol, patuhi jadwal yang telah diberikan oleh dokter. Anda mungkin perlu menjalani pemeriksaan fungsi ginjal jika menggunakan Samcofenac dalam jangka panjang. Tujuannya adalah agar dokter dapat memantau kondisi Anda dan mendeteksi adanya efek samping.
- Simpan Samcofenac di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung, serta jauh dari jangkauan anak-anak.
- Jangan mengonsumsi Samcofenac yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Interaksi Samcofenac dengan Obat Lain
Berdasarkan bahan aktifnya, efek interaksi yang bisa terjadi jika Samcofenac digunakan secara bersamaan dengan obat tertentu antara lain:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan di saluran pencernaan jika digunakan bersama obat lain yang tergolong OAINS, antikoagulan, antidepresan SSRI, atau kortikosteroid
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal bila digunakan bersama tacrolimus
- Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan antibiotik golongan quinolone
- Peningkatan risiko memburuknya gagal jantung jika digunakan dengan digoxin
- Peningkatan risiko terjadinya kelainan darah jika digunakan bersama zidovudine
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat methotrexate, phenytoin, baclofen, lithium, atau digoxin
- Penurunan efektivitas diclofenac jika digunakan dengan rifampicin atau cholestyramine
- Penurunan efektivitas obat antihipertensi, seperti penghambat beta dan ACE inhibitor, dalam menurunkan tekanan darah tinggi
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, selalu beri tahu dokter mengenai semua obat lain yang sedang Anda gunakan jika hendak menjalani pengobatan dengan Samcofenac.
Efek Samping dan Bahaya Samcofenac
Efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan Samcofenac adalah:
- Sakit maag
- Nyeri perut atau kram perut
- Mual
- Perut kembung
- Diare atau justru sembelit
- Sakit kepala
Pada sebagian orang, penggunaan obat radang sendi berbahan diclofenac bisa menimbulkan heartburn, kantuk, penglihatan buram sementara, pusing, vertigo, muntah, dan tidak selera makan.
Periksakan diri ke dokter atau berkonsultasilah dengan dokter melalui chat jika keluhan di atas tidak kunjung mereda atau makin parah. Carilah pertolongan medis jika Anda mengalami reaksi alergi setelah minum Samcofenac, atau timbul efek samping serius berikut ini:
- Gejala serangan jantung, seperti nyeri dada yang dapat menjalar ke area leher, rahang, lengan, atau punggung; dada terasa seperti tertindih; mual; keringat dingin; atau sesak napas
- Gejala stroke, seperti sakit kepala hebat, lumpuh sebelah badan, atau bicara cadel yang terjadi secara tiba-tiba
- Perdarahan di lambung atau usus, yang gejalanya bisa berupa muntah darah, muntah hitam seperti ampas kopi, BAB berdarah, atau tinja berwarna hitam seperti aspal
- Gejala gangguan ginjal, seperti jarang berkemih, urine yang keluar makin sedikit atau tidak bisa buang air kecil sama sekali
- Gangguan fungsi hati, yang gejalanya bisa berupa nyeri berat di perut sebelah kanan atas, urine berwarna gelap, tinja berwarna pucat seperti dempul, atau warna kulit dan bagian putih mata menguning (penyakit kuning)
- Gejala gagal jantung, seperti tubuh bengkak (edema), berat badan naik drastis, sesak napas atau kesulitan bernapas, terutama saat sedang berbaring
- Telinga berdenging
- Kesulitan menelan atau sakit saat menelan
- Mudah memar atau perdarahan yang tidak kunjung berhenti
- Ruam kemerahan atau keunguan yang menyebar luas, luka lepuh di kulit, rasa perih yang menyebar di kulit