Sanmol adalah obat yang digunakan untuk meredakan demam serta nyeri. Rasa sakit yang bisa diatasi dengan obat ini meliputi sakit kepala, sakit gigi, atau nyeri sesudah operasi. Sanmol tersedia dalam bentuk tablet, sirop, drops (tetes), dan infus.
Sanmol mengandung bahan aktif paracetamol yang memiliki efek analgesik dan antipiretik. Paracetamol dapat bekerja langsung pada pusat pengaturan rasa sakit di otak untuk meredakan nyeri. Obat ini juga mampu memengaruhi sinyal kimia di bagian otak yang mengatur suhu tubuh sehingga demam bisa membaik.
Produk Sanmol
Sanmol tersedia dalam enam varian. Masing-masing varian memiliki kandungan paracetamol yang berbeda-beda, yaitu:
1. Sanmol tablet
Tiap tablet Sanmol mengandung 500 mg paracetamol. Sanmol tablet dapat digunakan oleh orang dewasa dan anak usia 6–12 tahun.
2. Sanmol sirup
Tiap 5 ml Sanmol sirup mengandung 120 mg paracetamol. Obat ini bisa digunakan oleh bayi hingga anak usia 12 tahun.
3. Sanmol drops (tetes)
Dalam 0,6 ml Sanmol drops terkandung 60 mg paracetamol. Produk ini dapat digunakan oleh bayi dan anak usia 2 tahun.
4. Sanmol Forte tablet
Tiap tablet Sanmol Forte tablet mengandung 650 mg paracetamol. Produk ini dapat digunakan oleh orang dewasa dan anak usia >12 tahun.
5. Sanmol Forte sirup
Dalam tiap 5 ml Sanmol Forte sirup terkandung 250 mg paracetamol. Produk ini dapat digunakan oleh orang dewasa dan anak usia ≥9 tahun.
6. Sanmol infus
Tiap 100 ml Sanmol infus mengandung 1.000 mg paracetamol. Produk ini dapat digunakan oleh orang dewasa dan anak-anak.
Apa Itu Sanmol
Bahan aktif | Paracetamol |
Golongan | Obat resep dan obat bebas |
Kategori | Obat penurun demam (antipiretik) dan pereda nyeri (analgesik) |
Manfaat | Meredakan demam dan nyeri |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
Sanmol untuk ibu hamil | Sanmol tablet, sirup, dan drops (tetes) |
Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. | |
Sanmol minum umumnya aman untuk digunakan oleh ibu hamil. Namun, sebaiknya tetap konsultasikan kepada dokter mengenai dosis yang tepat untuk ibu hamil. | |
Sanmol infus | |
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. | |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Sanmol untuk ibu menyusui | Sanmol tablet, sirup, dan drops (tetes) |
Sanmol aman untuk digunakan oleh ibu menyusui, selama sesuai dengan aturan pakai produk atau anjuran dokter. | |
Sanmol infus | |
Sanmol infus umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui jika sesuai dengan rekomendasi dokter. | |
Bentuk obat | Tablet, sirup, drops (tetes), dan infus |
Peringatan sebelum Menggunakan Sanmol
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan Sanmol, yaitu:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Sanmol tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit liver, termasuk sirosis atau hepatitis, maupun penyakit ginjal.
- Hati-hati dalam memberikan Sanmol sirup atau drops pada penderita diabetes, karena produk ini mengandung gula. Jika ragu, konsultasikan dengan dokter mengenai batasan aman penggunaan Sanmol sirup atau drops pada kondisi tersebut.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Sanmol. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan hati.
- Beri tahu dokter jika Anda mengonsumsi minuman beralkohol setiap hari atau menderita kecanduan alkohol.
- Jangan memberikan Sanmol kepada anak usia di bawah 2 tahun kecuali atas saran dokter.
- Informasikan kepada dokter jika Anda hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang minum obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah menggunakan Sanmol.
Dosis dan Aturan Pakai Sanmol
Dosis Sanmol akan disesuaikan dengan usia dan keadaan pasien. Sementara itu, dosis untuk Sanmol infus akan ditentukan oleh dokter tergantung pada berat badan (BB) dan kondisi ginjal pasien.
Berikut adalah dosis Sanmol untuk meredakan demam dan nyeri berdasarkan bentuk obat:
1. Sanmol tablet
- Dewasa: 1 tablet, 3–4 kali sehari.
- Anak usia 6–12 tahun: ½–1 tablet, 3–4 kali sehari.
2. Sanmol sirup
- Bayi usia 0–1 tahun: 2,5 ml, 3–4 kali sehari.
- Anak usia 1–2 tahun: 5 ml, 3–4 kali sehari.
- Anak usia 2–6 tahun: 5–10 ml, 3–4 kali sehari.
- Anak usia 6–9 tahun: 10–15 ml, 3–4 kali sehari.
- Anak usia 9–12 tahun: 15–20 ml, 3–4 kali sehari.
3. Sanmol drops (tetes)
- Anak usia <1 tahun: 0,6 ml, 3–4 kali sehari.
- Anak usia 1–2 tahun: 0,6–1,2 ml, 3–4 kali sehari.
4. Sanmol Forte tablet
- Dewasa dan anak usia >12tahun: 1 tablet, 3–4 kali sehari.
5. Sanmol Forte sirup
- Dewasa dan anak usia >12tahun: 10–12,5 ml, 3–4 kali sehari.
- Anak usia 9–12 tahun: 5–10 ml, 3–4 kali sehari.
6. Sanmol infus
- Sanmol infus biasanya digunakan untuk pasien rawat inap yang mengalami demam atau nyeri, seperti sakit kepala atau sakit pinggang.
- Dosis Sanmol infus akan ditentukan dokter berdasarkan berat badan pasien.
- Sanmol infus biasanya diberikan 4 kali sehari.
Cara Menggunakan Sanmol dengan Benar
Obat ini dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Gunakan Sanmol oral (sediaan tablet, sirop, atau tetes) sesuai aturan pakai yang terdapat pada kemasan atau ikuti anjuran dokter. Jangan menggunakan obat ini melebihi dosis yang ditentukan.
Agar hasil pengobatan maksimal, perhatikan hal-hal berikut ini dalam mengonsumsi Sanmol oral:
- Sanmol oral dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Minumlah obat ini dengan bantuan segelas air.
- Sebelum mengonsumsi Sanmol sirop atau tetes, kocok botol terlebih dahulu.
- Gunakan alat takar atau pipet yang tersedia di dalam kemasan Sanmol sirop maupun tetes. Jangan menggunakan sendok makan atau sendok teh karena dosisnya bisa tidak sesuai.
- Sanmol tidak untuk penggunaan dalam jangka panjang. Konsumsi obat ini bisa segera dihentikan begitu keluhan mereda.
- Jika demam belum membaik setelah 3 hari atau nyeri belum mereda setelah 7 hari, hentikan konsumsi Sanmol dan konsultasikan ke dokter.
- Pada anak-anak, segera konsultasikan dengan dokter jika demam belum turun setelah 3 hari, atau nyeri belum membaik setelah 5 hari pemberian Sanmol.
- Simpanlah Sanmol di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Sanmol bentuk infus akan diberikan oleh dokter atau petugas medis melalui infus ke pembuluh darah vena (intravena/IV). Kenakanlah pakaian yang bagian lengannya mudah untuk digulung agar infus mudah dipasang.
Interaksi Sanmol dengan Obat Lain
Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi yang dapat terjadi jika obat dengan kandungan paracetamol, seperti Sanmol, digunakan bersama obat lain:
- Penurunan efektivitas paracetamol jika digunakan dengan cholestyramine
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping paracetamol jika digunakan dengan domperidone atau metoclopramide
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping pada liver jika digunakan dengan isoniazid atau obat golongan barbiturat, seperti phenobarbital
- Penurunan efektivitas lamotrigine dalam mencegah kejang
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping chloramphenicol atau busulfan
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan akibat warfarin jika paracetamol dikonsumsi dalam jangka panjang
Agar terhindar dari interaksi obat yang berbahaya, selalu konsultasikan dengan dokter jika Anda hendak menggunakan Sanmol bersama obat lain.
Efek Samping dan Bahaya Sanmol
Jika dikonsumsi sesuai anjuran dokter dan petunjuk penggunaan, Sanmol umumnya jarang menimbulkan efek samping. Namun, jika digunakan secara berlebihan, paracetamol dalam Sanmol dapat menyebabkan efek samping berikut:
- Memar atau perdarahan yang tidak biasa
- Perut bagian atas kanan terasa sakit
- Hilang nafsu makan
- Urine berwarna gelap
- Feses berwarna seperti tanah liat (abu-abu pucat)
- Penyakit kuning, yang ditandai dengan mata atau kulit yang menguning
Hentikan penggunaan obat dan segera ke dokter jika Anda mengalami efek samping di atas, atau terjadi reaksi alergi obat, terutama ruam kulit yang menyebar dan menyebabkan kulit terkelupas.