Sepsis disebabkan oleh respons sistem kekebalan tubuh yang tidak terkendali terhadap infeksi. Ketika terjadi infeksi, sistem kekebalan tubuh akan melepaskan zat kimia ke aliran darah untuk melawan penyebab infeksi. Reaksi ini akan menimbulkan peradangan di area yang mengalami infeksi.
Pada sepsis, zat kimia dilepaskan secara tidak terkendali dan malah memicu peradangan, penggumpalan, serta kebocoran pada pembuluh darah. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh akibat terhalangnya pasokan nutrisi dan oksigen ke organ tersebut.
Sepsis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur di bagian tubuh mana pun. Namun, infeksi yang paling sering memicu sepsis adalah:
- Demam
- Kesemutan
- Radang paru-paru (pneumonia)
- Infeksi saluran kemih
- Infeksi ginjal
- Infeksi pada saluran pencernaan, seperti penyakit usus buntu, infeksi rongga perut (peritonitis), dan infeksi kandung empedu (kolesistitis)
- Infeksi pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), misalnya meningitis atau ensefalitis
- Infeksi bakteri di aliran darah (bakteremia)
- Infeksi pada kulit, seperti selulitis
Faktor Risiko Sepsis
Sepsis dapat terjadi pada semua orang. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang bisa membuat penderita infeksi lebih berisiko terserang sepsis, yaitu:
- Berusia lebih dari 65 tahun atau berusia kurang dari 1 tahun
- Menderita penyakit kronis, seperti diabetes, kanker, penyakit paru-paru, dan penyakit ginjal
- Menderita penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh, seperti HIV/AIDS
- Menderita penyakit parah dan sedang dirawat di ICU
- Menderita kecanduan alkohol
- Menjalani pengobatan yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti kemoterapi atau kortikosteroid
- Sedang menggunakan alat bantu medis tertentu, seperti kateter urine atau selang napas
- Sedang hamil