Sporacid adalah obat untuk mengatasi berbagai infeksi jamur yang menyerang kulit, kuku, mulut, paru-paru, hingga area kelamin. Obat ini harus digunakan sesuai anjuran dokter agar hasil pengobatan maksimal.
Sporacid mengandung itraconazole, yang bekerja dengan cara membunuh jamur penyebab infeksi sekaligus menghambat perkembangannya. Berkat cara kerjanya ini, Sporacid dapat digunakan untuk mengobati jamur mulut, kurap, keratitis, aspergillosis, serta histoplasmosis.
Sporacid juga dapat digunakan pada orang yang rentan terinfeksi jamur akibat daya tahan tubuhnya yang lemah, misalnya karena sedang menjalani kemoterapi atau baru saja menerima transplantasi organ.
Apa Itu Sporacid
Bahan aktif | 100 mg itraconazole |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antijamur |
Manfaat | Mengobati infeksi jamur, seperti aspergillosis, jamur mulut, kandidiasis vaginalis, atau keratitis jamur |
Digunakan oleh | Dewasa (usia ≥18 tahun) |
Sporacid untuk ibu hamil | Kategori C: Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. |
Kandungan obat ini dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pembentukan organ janin serta keguguran. Konsultasikan dengan dokter terkait obat antijamur lain yang aman digunakan saat hamil. | |
Sporacid untuk ibu menyusui | Sporacid sebaiknya tidak digunakan oleh ibu menyusui. Lakukan konsultasi ke dokter terkait obat antijamur yang aman selama masa menyusui. |
Bentuk obat | Kapsul |
Peringatan sebelum Menggunakan Sporacid
Sporacid harus digunakan sesuai saran dari dokter dan aturan pakainya. Perhatikan hal-hal berikut sebelum mengonsumsi obat ini:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Sporacid tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap itraconazole.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika menderita gangguan fungsi hati atau gagal jantung. Sporacid tidak boleh digunakan oleh orang dengan kondisi tersebut.
- Informasikan kepada dokter jika pernah atau sedang menderita penyakit jantung terutama aritmia, hipertensi, penyakit paru, fibrosis kistik, gangguan fungsi ginjal, atau perdarahan di luar siklus menstruasi.
- Beri tahu dokter jika memiliki sistem imun lemah, terutama akibat transplantasi organ, kemoterapi, atau AIDS.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Konsultasikan ke dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Hal ini untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi obat ini. Sporacid dapat menyebabkan pusing dan pandangan kabur.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius setelah menggunakan Sporacid.
Dosis dan Aturan Pakai Sporacid
Dosis dan aturan pakai Sporacid ditentukan oleh dokter sesuai kondisi pasien. Secara umum, berikut adalah dosis penggunaan Sporacid:
Kondisi: tinea corporis, jamur mulut
- Dewasa: 1 kapsul, 1 kali sehari. Pengobatan berlangsung selama 15 hari.
Kondisi: kutu air (tinea pedis)
- Dewasa: 1 kapsul, 1 kali sehari. Pengobatan berlangsung selama 30 hari.
Kondisi: infeksi jamur di vagina
- Dewasa: 2 kapsul, 1 kali sehari. Pengobatan berlangsung selama 3 hari.
Kondisi: keratitis akibat jamur
- Dewasa: 2 kapsul, 1 kali sehari. Pengobatan berlangsung selama 3 minggu.
Cara Menggunakan Sporacid dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan bacalah aturan pakai yang tertera pada kemasan obat sebelum mengonsumsi Sporacid. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Supaya hasil pengobatan maksimal, ikutilah cara menggunakan Sporacid berikut ini:
- Konsumsilah Sporacid bersama makanan. Telan kapsul obat dengan bantuan air putih.
- Bila perlu mengonsumsi antasida atau obat penghambat pompa proton, beri jarak setidaknya 2 jam setelah minum Sporacid. Hal ini untuk memaksimalkan efektivitas masing-masing obat.
- Tetap gunakan Sporacid sesuai jangka waktu yang ditentukan dokter meski kondisi membaik. Hal ini agar infeksi jamur dapat sembuh sepenuhnya.
- Untuk pengobatan jangka panjang, lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter. Selama menggunakan Sporacid, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan fungsi hati atau ginjal.
- Simpan Sporacid di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Sporacid dengan Obat Lain
Itraconazole yang terkandung dalam Sporacid dapat menimbulkan efek interaksi bila digunakan bersama obat-obat tertentu. Interaksi yang mungkin terjadi meliputi:
- Penurunan efektivitas Sporacid bila digunakan dengan isoniazid, antasida dengan aluminium, rifampicin, carbamazepine, atau phenytoin
- Peningkatan efek samping bila digunakan bersama ciprofloxacin, erythromycin, atau obat HIV
- Peningkatan efek samping obat digoxin, antikoagulan, haloperidol, aliskiren, atau methylprednisolone
- Peningkatan risiko terjadinya aritmia bila digunakan bersama quinidine, domperidone, atau cisapride
Selain itu, hindari konsumsi seledri dan buah dari tanaman sitrun, seperti jeruk, jeruk bali, dan grapefruit, khususnya dalam bentuk jus.
Untuk menghindari risiko terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan ke dokter jika hendak menggunakan Sporacid bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Sporacid
Efek samping yang mungkin muncul setelah mengonsumsi Sporacid antara lain:
- Pusing
- Pandangan kabur
- Sakit kepala
- Ruam kulit dengan gatal yang ringan
- Sakit perut
- Mual muntah
- Badan lemas
- Diare
- Nyeri otot atau sendi
- Gangguan menstruasi
Lakukan konsultasi online dengan dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik. Dokter akan memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi efek samping tersebut.
Meski jarang, reaksi alergi atau efek samping yang serius seperti berikut juga dapat terjadi akibat penggunaan Sporacid:
- Ruam, sesak napas, serta bengkak di wajah, mata, atau mulut
- Kulit gatal, perih, hingga terasa terbakar
- Pandangan ganda disertai telinga berdenging
- Detak jantung tidak beraturan disertai pergelangan kaki bengkak
- Nyeri perut bagian atas, urine berwarna pekat hingga kecokelatan, serta mata dan kulit menguning
- Tidak bisa menahan keinginan buang air kecil
- Perdarahan dari vagina di luar siklus menstruasi
- Kejang
Bila hal tersebut terjadi, segeralah ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis secepatnya.