Trifluoperazine adalah obat untuk mengobati gangguan mental, seperti skizofrenia dan gangguan psikotik. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan, mual muntah, serta mengurangi perilaku agresif, halusinasi, dan keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
Trifluoperazine merupakan obat antipsikotik golongan phenothiazine yang diduga bekerja dengan menyeimbangkan kadar dopamin di otak. Dopamin adalah neurotransmitter yang mengatur perilaku dan fungsi tubuh, seperti suasana hati, motivasi, perhatian, pergerakan, serta kontrol mual dan muntah.
Merek dagang trifluoperazine: Stelazine, Stelosi 5, Trifluoperazine HCl, Trifluoperazine Hydrochloride, Trizine 5
Apa itu Trifluoperazine
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antipsikotik phenothiazine |
Manfaat | Menangani mual, muntah, gangguan kecemasan, psikosis, atau skizofrenia |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak usia ≥6 tahun |
Trifluoperazine untuk ibu hamil dan menyusui |
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Konsumsi trifluoperazine pada trimester ke-3 kehamilan berisiko menyebabkan efek samping pada bayi baru lahir, seperti tremor, kegelisahan, gangguan pernapasan, atau gangguan makan. Belum diketahui trifluoperazine dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. |
Bentuk obat | Tablet salut selaput dan tablet salut gula |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Trifluoperazine
Perhatikan beberapa hal berikut sebelum mengonsumsi trifluoperazine:
- Jangan mengonsumsi trifluoperazine jika memiliki alergi terhadap obat ini.
- Trifluoperazine tidak boleh dikonsumsi oleh lansia yang menderita psikosis akibat demensia.
- Jangan mengonsumsi trifluoperazine jika menderita gangguan sumsum tulang, penyakit liver, atau kelainan darah, seperti anemia, trombositopenia, atau jumlah sel darah putih rendah.
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita tumor otak, penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, penyumbatan di lambung atau usus, kanker payudara, glaukoma, kejang, epilepsi, pheochromocytoma, pembesaran prostat, atau gangguan buang air kecil.
- Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi antarobat.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Gunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan selama menggunakan trifluoperazine. Konsultasikan kepada dokter mengenai alat kontrasepsi yang paling efektif bagi Anda.
- Jangan mengemudikan kendaraan atau melakukan hal yang membutuhkan kewaspadaan setelah mengonsumsi trifluoperazine, karena obat ini dapat menyebabkan pusing, kantuk, atau penglihatan buram.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol saat menjalani pengobatan dengan trifluoperazine, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
- Segera temui dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah mengonsumsi obat ini.
Dosis dan Aturan Pakai Trifluoperazine
Berikut adalah dosis umum trifluoperazine berdasarkan kondisi dan usia:
Kondisi: Psikosis atau skizofrenia
- Dewasa dan anak-anak usia ≥12 tahun: Dosis awal 2–5 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 15–20 mg per hari, sesuai dengan respons tubuh dan tingkat keparahan kondisi. Dosis untuk kondisi berat adalah 40 mg per hari.
- Anak usia 6–12 tahun: 1 mg, 1–2 kali sehari. Dosis perawatan harian adalah 1–15 mg per hari.
Kondisi: Gangguan kecemasan
- Dewasa: Dosis awal: 1–2 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan jika diperlukan. Dosis maksimal 6 mg per hari yang dibagi menjadi beberapa jadwal konsumsi. Durasi pengobatan maksimal 12 minggu.
Kondisi: Mual dan muntah
- Dewasa: Dosis awal: 1–2 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan jika diperlukan. Dosis maksimal 6 mg per hari yang dibagi menjadi beberapa jadwal konsumsi.
Cara Menggunakan Trifluoperazine dengan Benar
Ikuti petunjuk dokter dan baca keterangan yang tercantum pada kemasan obat saat menggunakan trifluoperazine. Konsumsi trifluoperazine sesuai dosis yang dianjurkan dokter. Jangan mengurangi atau menambah dosis yang dikonsumsi.
Trifluoperazine dapat dikonsumsi dengan makanan untuk mengurangi risiko sakit perut. Telan trifluoperazine dengan segelas air.
Jika Anda sedang mengonsumsi antasida, hindari konsumsi trifluoperazine dalam rentang waktu 2 jam sebelum atau setelah konsumsi antasida.
Usahakan untuk mengonsumsi trifluoperazine pada jam yang sama setiap harinya agar obat lebih efektif. Tetaplah mengonsumsi obat ini walau kondisi Anda sudah membaik, untuk mencegah perburukan kondisi yang diderita.
Trifluoperazine dapat menyebabkan hipotensi ortostatik. Oleh sebab itu, berdirilah secara perlahan jika Anda baru bangun dari posisi berbaring atau duduk.
Bila lupa mengonsumsi trifluoperazine, segera konsumsi begitu teringat apabila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
Jangan berhenti mengonsumsi trifluoperazine walaupun kondisi yang diderita sudah membaik kecuali disarankan dokter. Berhenti mengonsumsi trifluoperazine secara mendadak bisa meningkatkan risiko perburukan kondisi yang diderita.
Simpan trifluoperazine di tempat bersuhu ruangan. Jauhkan obat dari paparan sinar matahari langsung dan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Trifluoperazine dengan Obat Lain
Efek interaksi antarobat yang dapat terjadi jika trifluoperazine digunakan bersama obat-obatan tertentu antara lain:
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan saraf atau efek ekstrapiramidal, seperti gerakan yang tidak terkendali, tremor, atau otot kaku, jika digunakan dengan lithium
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari antihipertensi, antidepresan, atau antikolinergik, seperti atropin, scopolamine, atau tiotropium
- Peningkatan efek penekan otak dari obat bius, seperti propofol atau ketamine; sedatif, seperti benzodiazepine atau barbiturat; hipnotik, seperti zolpidem; dan analgesik kuat, seperti morfin atau oxycodone
- Penurunan efek terapi dari antikoagulan oral
- Penurunan penyerapan trifluoperazine jika digunakan bersama antasida
- Penurunan efektivitas epinephrine, clonidine, atau levodopa
Efek Samping dan Bahaya Trifluoperazine
Beberapa efek samping yang bisa timbul setelah mengonsumsi trifluoperazine, antara lain:
- Kantuk
- Mulut kering
- Sembelit
- Berat badan meningkat
- Gangguan tidur
- Pusing atau terasa melayang seperti akan pingsan
- Lelah
- Penglihatan buram
Hubungi dokter jika keluhan tersebut tidak membaik atau malah memburuk seiring berjalannya waktu.
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gerakan wajah atau otot yang tidak terkontrol (tardive dyskinesia). Periksakan juga ke dokter bila muncul gejala ekstrapiramidal, seperti gelisah, sulit menelan, gemetar, otot kaku atau kram, dan ekspresi wajah yang datar atau kaku.
Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius, seperti:
- Sulit buang air kecil
- Bengkak di pergelangan kaki atau tungkai
- Nyeri sendi
- Ruam kulit berbentuk kupu-kupu pada hidung dan pipi
- Tubuh mudah memar atau berdarah
- Gangguan liver, yang bisa ditandai dengan mual berkepanjangan, sakit perut, muntah, mata menguning, atau kulit menguning
- Infeksi, yang bisa ditandai dengan sakit tenggorokan berkepanjangan atau demam
- Anemia, yang bisa ditandai dengan kelelahan, napas cepat, kulit pucat, atau jantung berdebar
- Gejala psikosis memburuk
- Peningkatan kadar prolaktin, berupa pembesaran payudara atau disfungsi seksual pada pria, atau gangguan siklus menstruasi dan keluarnya ASI di luar masa menyusui pada wanita.
Segera ke IGD atau dokter terdekat jika mengalami efek samping sangat serius yang jarang terjadi, seperti:
- Napas melambat
- Nyeri dada
- Kejang
- Ereksi yang terasa sakit atau ereksi selama 4 jam atau lebih (priapismus)
- Neuroleptic malignant syndrome, yang bisa ditandai dengan demam, otot kaku, nyeri, lemas atau lelah, linglung, aritmia, urine berwarna gelap, atau perubahan jumlah urine