Vaksin dengue adalah vaksin untuk mencegah demam berdarah (dengue). Karena angka demam berdarah di Indonesia tergolong tinggi, pencegahan dengan vaksin dengue sangat direkomendasikan

Demam berdarah merupakan penyakit infeksi akibat virus yang menular melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini dapat menunjukkan gejala yang ringan, tetapi tidak jarang juga menyebabkan komplikasi dan bahkan kematian. Vaksin dengue merupakan cara yang efektif untuk mencegah terjadinya demam berdarah derajat berat.

Vaksin Dengue

Ada dua jenis vaksin dengue yang tersedia di Indonesia, yaitu Qdenga dan Dengvaxia. Kedua jenis vaksin ini mengandung 4 serotipe virus dengue yang telah dilemahkan sehingga dapat melindungi tubuh dari semua jenis virus dengue. Bedanya, vaksinasi dengan Dengvaxia memerlukan tes terlebih dahulu, sedangkan Qdenga tidak.

Vaksin dengue bisa diberikan kepada anak mulai usia 6 tahun hingga dewasa usia 45 tahun. Di Indonesia, vaksin dengue belum termasuk dalam program imunisasi wajib. Oleh sebab itu, jika ingin mendapatkan vaksin ini, Anda bisa datang ke klinik maupun rumah sakit, atau berkonsultasi secara online lewat Chat Bersama Dokter.

Merek dagang vaksin dengue: Qdenga, Dengvaxia 

Apa Itu Vaksin Dengue

Golongan Obat resep
Kategori Vaksin 
Manfaat Mencegah demam berdarah
Diberikan kepada Dewasa dan anak-anak
Vaksin dengue untuk ibu hamil  Kategori C: Belum ada cukup bukti dari studi pada binatang percobaan maupun manusia yang menjelaskan keamanan obat terhadap ibu hamil maupun janin.
Vaksin dengue tidak  boleh digunakan oleh ibu hamil.
Vaksin dengue untuk ibu menyusui Vaksin dengue tidak boleh digunakan oleh ibu menyusui.
Bentuk obat Suntik 

Peringatan sebelum Menerima Vaksin Dengue

Vaksin dengue diberikan oleh dokter atau petugas medis di fasilitas kesehatan. Perhatikan beberapa hal berikut sebelum menerima vaksin dengue:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Vaksin dengue tidak boleh diberikan kepada orang yang alergi terhadap vaksin ini atau kandungan yang ada di dalam produk vaksin.
  • Vaksin dengue jenis Qdenga tidak boleh diberikan kepada anak usia di bawah 6 tahun. Sementara itu, anak usia di bawah 9 tahun tidak boleh menerima vaksin Dengvaxia.
  • Hindari penggunaan vaksin dengue jenis Dengvaxia jika Anda menderita fenilketonuria (PKU). Vaksin Dengvaxia mengandung phenylalanine yang tidak boleh digunakan oleh orang dengan kondisi tersebut.
  • Vaksin dengue jenis Dengvaxia tidak boleh diberikan kepada orang yang belum pernah terinfeksi dengue. Pemeriksaan sebelum vaksinasi perlu dilakukan untuk memastikan adanya riwayat infeksi virus dengue sebelumnya.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda menderita kondisi yang melemahkan daya tahan tubuh, seperti HIV.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani kemoterapi atau pengobatan dengan obat imunosupresan, termasuk kortikosteroid.
  • Jika Anda hendak menjalani tes tuberkulosis, pastikan untuk melakukannya sebelum menerima vaksin atau minimal 1 bulan setelah vaksinasi dengue. Hal ini karena vaksin dengue dapat menyebabkan hasil tes tidak akurat.
  • Tunda terapi dengan imunoglobulin atau menerima transfusi darah setidaknya 6 minggu atau sebaiknya 3 bulan setelah vaksin dengue.
  • Jika Anda sedang merencanakan kehamilan, tundalah hingga 1 bulan setelah mendapatkan vaksin dengue.
  • Segera temui dokter jika muncul reaksi alergi obat setelah penyuntikan vaksin dengue.

Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin Dengue

Jadwal pemberian vaksin dengue bisa berbeda berdasarkan jenis yang dipakai.  Berikut adalah dosis dan jadwal vaksinasi dengue berdasarkan usia penerima dan jenis vaksin yang digunakan:

Vaksin Dengvaxia

  • Usia 9–16 tahun: Dosis yang diberikan adalah 0,5 ml. Vaksinasi akan dilakukan sebanyak 3 kali dengan jarak pemberian antardosis selama 6 bulan. 

Vaksin Qdenga

  • Usia 6–45 tahun: Dosis yang diberikan adalah 0,5 ml. Vaksinasi akan dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak pemberian antardosis selama 3 bulan.

Cara Pemberian Vaksin Dengue

Vaksin dengue akan diberikan melalui suntikan ke kulit (subkutan). Pemberian vaksin hanya dilakukan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. 

Berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui terkait pemberian vaksin dengue:

  • Sebelum menjalani vaksinasi dengan vaksin Dengvaxia, penerima vaksin harus menjalani skrining terlebih dahulu. Vaksin hanya boleh diberikan jika hasil tes positif. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa penerima vaksin sudah pernah terkena demam berdarah sebelumnya. 
  • Vaksin dengue Qdenga dapat diberikan untuk orang yang sudah maupun belum terkena demam berdarah.
  • Penyuntikan vaksin dengue akan dilakukan pada lengan atas.
  • Sesudah disuntik, penerima vaksin harus menunggu setidaknya selama 15 menit di tempat layanan vaksinasi. Hal ini untuk mengantisipasi jika ada kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). KIPI adalah keluhan medis yang mungkin terkait dengan vaksinasi, termasuk efek samping atau reaksi alergi terhadap kandungan vaksin.
  • Vaksinasi dengue harus dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan agar vaksin dapat bekerja lebih efektif. 

Interaksi Vaksin Dengue dengan Obat Lain

Vaksin dengue dapat menimbulkan interaksi berupa penurunan efektivitas vaksin jika digunakan dengan imunoglobulin atau obat yang efeknya menurunkan daya tahan tubuh, seperti obat kortikosteroid.

Untuk mencegah efek interaksi obat yang tidak diinginkan, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum Anda atau anak Anda menerima vaksin dengue, terutama jika sedang menjalani terapi atau mengonsumsi obat maupun suplemen apa pun.

Efek Samping dan Bahaya Vaksin Dengue

Efek samping yang bisa muncul setelah pasien menerima vaksin dengue antara lain:

  • Sakit kepala
  • Nyeri, kemerahan, atau bengkak di area bekas suntikan
  • Demam
  • Tidak enak badan
  • Lemas
  • Nyeri otot
  • Kantuk
  • Hilang nafsu makan

Berkonsultasilah dengan dokter melalui chat jika efek samping yang terjadi sangat mengganggu atau makin parah seiring berjalannya waktu. Dokter dapat memberikan saran dan pengobatan untuk menangani efek samping tersebut.

Segera cari pertolongan medis jika mengalami reaksi alergi obat atau muncul gejala demam berdarah, seperti demam tinggi, muntah, gusi berdarah, atau sakit perut yang parah.