Vaksin rotavirus adalah vaksin untuk mencegah infeksi rotavirus, yaitu penyebab muntaber yang umum terjadi pada anak-anak. Vaksin rotavirus termasuk jenis imunisasi pilihan yang dianjurkan oleh pemerintah Indonesia.

Vaksin rotavirus berisi rotavirus yang dilemahkan, sehingga bisa merangsang sistem imun untuk memproduksi antibodi yang bisa melawan virus tersebut tanpa menyebabkan penyakit. Vaksin ini dapat memberikan melindungi anak dari infeksi rotavirus bergejala berat dan membuat anak tidak mudah terkena muntaber.

Vaksin Rotavirus - Alodokter

Vaksin rotavirus terdiri dari vaksin monovalen dan vaksin pentavalen. Vaksin rotavirus pentavalen berisi lima jenis (strain) rotavirus, sedangkan vaksin rotavirus monovalen hanya berisi satu jenis rotavirus.

Merek dagang vaksin rotavirus: Rotarix (monovalen), RotaTeq (pentavalen)

Apa Itu Vaksin Rotavirus

Golongan Obat resep
Kategori Vaksin
Manfaat Mencegah terjadinya infeksi rotavirus yang menyebabkan gastroenteritis atau muntaber
Digunakan oleh Anak usia maksimal 6 bulan untuk vaksin rotavirus monovalen 
Anak usia 8 bulan untuk vaksin rotavirus pentavalen
Vaksin rotavirus untuk ibu hamil Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping vaksin rotavirus terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Vaksin rotavirus tidak direkomendasikan untuk ibu hamil.
Vaksin rotavirus untuk ibu menyusui Belum ada data klinis yang menjelaskan tentang keamanan vaksin rotavirus bagi ibu menyusui.
Vaksin rotavirus tidak diperuntukkan bagi remaja maupun orang dewasa, termasuk ibu menyusui. 
Bentuk obat Suspensi atau larutan 

Peringatan sebelum Menerima Vaksin Rotavirus

Hal penting yang perlu Anda perhatikan sebelum anak menjalani vaksinasi dengan vaksin rotavirus antara lain:

  • Informasikan kepada dokter tentang riwayat alergi yang anak miliki. Vaksin rotavirus tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap kandungan vaksin ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda memiliki spina bifida atau penyakit bawaan pada kandung kemih, seperti bladder exstrophy, karena anak dengan kondisi ini lebih berisiko mengalami alergi terhadap latex yang biasanya terdapat pada vaksin rotavirus monovalen. 
  • Vaksin rotavirus tidak boleh diberikan kepada bayi yang ibunya menggunakan obat imunosupresif saat hamil maupun menyusui. 
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter jika anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah (imunodefisiensi). Penderita HIV/AIDS, kanker, atau penyakit genetik yang disebut severe combined immunodeficiency (SCID), tidak boleh menerima vaksin rotavirus.
  • Beri tahu dokter jika anak pernah mengalami intususepsi atau obstruksi usus.
  • Informasikan kepada dokter jika anak sedang demam tinggi, diare, atau muntah-muntah. Vaksinasi akan ditunda sampai keluhan tersebut mereda dan kondisi anak sudah membaik.
  • Beri tahu dokter jika anak sedang menjalani kemoterapi maupun radioterapi. Informasikan juga jika anak baru-baru ini menjalani transplantasi organ atau operasi di perut. Pemberian vaksin rotavirus mungkin perlu ditunda atau dibatalkan.
  • Informasikan kepada dokter mengenai semua obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang anak gunakan. Anak yang sedang menggunakan obat kortikosteroid atau obat imunosupresan tidak boleh menjalani vaksinasi dengan vaksin rotavirus.
  • Segera hubungi dokter jika anak mengalami reaksi alergi atau efek samping serius setelah pemberian vaksin rotavirus.

Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin Rotavirus

Vaksin rotavirus masuk dalam program imunisasi pilihan. Sesuai dengan jadwal imunisasi yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin rotavirus bisa diberikan kepada bayi sejak usianya 6 minggu sampai maksimal usia 6–8 bulan, tergantung jenis vaksin yang diberikan.

Berikut adalah dosis dan jadwal pemberian vaksin rotavirus yang dibagi berdasarkan jenis vaksinnya:

Vaksin rotavirus monovalen

Vaksin rotavirus monovalen diberikan sebanyak 2 kali dengan jadwal seperti berikut:

  • Dosis pertama: usia anak 6–14 minggu
  • Dosis kedua: paling cepat 4 minggu setelah dosis pertama atau paling lambat ketika usia anak 24 minggu.

Vaksin rotavirus monovalen diberikan dengan cara diteteskan ke dalam mulut. Dosis yang diberikan dalam sekali pemberian adalah sebanyak 1,5 ml.

Vaksin Rotavirus pentavalen

Vaksin rotavirus pentavalen diberikan sebanyak 3 kali dengan jadwal seperti berikut: 

  • Dosis pertama: usia anak 6–12 minggu.
  • Dosis kedua: 4–10  minggu setelah dosis pertama.
  • Dosis ketiga: 4–10 minggu setelah dosis ketiga, paling lambat ketika usia anak 32 minggu.

Vaksin rotavirus pentavalen juga diberikan melalui mulut. Dosis yang diberikan dalam sekali pemberian adalah sebanyak 2 ml.

Cara Pemberian Vaksin Rotavirus

Vaksin rotavirus akan diberikan langsung di fasilitas kesehatan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.

Berikut hal-hal yang perlu diketahui selama dan setelah pemberian vaksin rotavirus:

  • Ikuti instruksi dokter sebelum dan sesudah anak menerima vaksin rotavirus.
  • Sebelum pemberian vaksin rotavirus, dokter atau petugas medis akan melakukan pemeriksaan pada anak. Hal ini bertujuan untuk memastikan kondisi anak sehat dan siap untuk divaksin. 
  • Bayi yang mengalami sakit ringan, seperti pilek dan demam ringan, masih bisa menjalani vaksinasi. Apabila bayi sakit cukup berat saat pemeriksaan, vaksinasi dapat ditunda hingga kondisinya membaik.
  • Vaksin rotavirus diberikan dengan cara diteteskan secara perlahan ke dalam mulut anak. Vaksinasi dapat dilakukan sebelum atau sesudah bayi menyusu.
  • Hubungi dokter jika anak muntah dalam waktu 1–2 jam setelah menerima vaksin rotavirus monovalen. Vaksinasi mungkin perlu diulang agar anak tetap mendapatkan perlindungan yang maksimal dari vaksin ini.
  • Selalu cuci tangan dengan sabun dan air setiap kali mengganti popoknya, terutama setelah anak menerima vaksin rotavirus. Hal ini karena rotavirus bisa ditemukan pada tinja anak yang baru menerima vaksin rotavirus.
  • Hindarkan kontak antara bayi dengan orang yang memiliki imunodefisiensi, setidaknya sampai 15 hari setelah pemberian vaksin. Orang dengan sistem imun lemah dapat terinfeksi rotavirus dari anak yang baru menjalani vaksinasi rotavirus. 
  • Pemberian vaksin rotavirus pada anak harus sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan agar vaksin dapat bekerja lebih efektif. Apabila anak melewatkan salah satu dosis, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan dosis yang terlewat.

Interaksi Vaksin Rotavirus dengan Obat Lain

Efektivitas vaksin rotavirus dapat berkurang jika vaksin ini diberikan pada anak yang sedang menggunakan obat imunosupresan, termasuk obat kortikosteroid. Hal ini akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi rotavirus pada anak.

Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, pastikan untuk memberi tahu dokter mengenai obat, suplemen, atau produk herbal apa pun yang sedang digunakan oleh anak sebelum ia menerima vaksin rotavirus.

Efek Samping dan Bahaya Vaksin Rotavirus

Vaksin rotavirus aman untuk anak dan jarang menimbulkan efek samping. Efek samping wajar yang terjadi pada bayi setelah pemberian vaksin rotavirus bisa berupa:

  • Demam ringan
  • Muntah
  • Rewel atau enggan menyusu
  • Hidung meler, batuk
  • Diare

Meski jarang terjadi, pemberian vaksin rotavirus pada anak dapat menimbulkan reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Intususepsi, yang gejalanya meliputi nyeri perut yang membuat bayi menangis kencang terus-menerus, muntah-muntah, demam tinggi, atau BAB berdarah
  • Kejang
  • Infeksi telinga, yang gejalanya yaitu nyeri di telinga dan keluar cairan dari telinga
  • Mata merah, ruam kulit yang mengelupas, bibir kering dan pecah-pecah, tangan bengkak

Beri tahu dokter jika anak mengalami reaksi alergi atau efek samping yang mengganggu setelah ia menerima vaksin rotavirus. Guna memastikan kondisi anak dan mendapatkan tindakan medis yang cepat, Anda bisa melakukan konsultasi online lewat chat.