Vitamin E adalah vitamin larut lemak yang penting untuk menjaga kesehatan kulit, mata, otak, dan organ reproduksi. Vitamin ini memiliki efek antioksidan sehingga mampu menangkal radikal bebas penyebab penyakit. Selain dari makanan, asupan vitamin E juga dapat diperoleh dari suplemen.
Vitamin E banyak terkandung di kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak nabati, seperti minyak zaitun, dan minyak canola. Vitamin E juga bisa diperoleh dengan mengonsumsi sayuran hijau, sereal yang diperkaya vitamin E, maupun suplemen vitamin E.
Suplemen vitamin E bermanfaat untuk mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin E. Suplemen ini diperlukan saat kebutuhan vitamin E secara alami dari makanan tidak tercukupi. Kekurangan vitamin E bisa terjadi pada penderita kondisi tertentu, seperti abetalipoproteinemia atau cystic fibrosis.
Merek dagang vitamin E: Alive Biocom-E, Camivit E, Ever E, Feminax Vitabright, Grapha E, Holi Vitamin E, IPI Vitamin E, Lanturo (Vitamin E) 200 IU, Max-E, Nature E, Nature's Health Vitamin E, Nutracare Vitamin E, Nature's Plus Vitamin E, Santa E, Sido Muncul Vitamin E, Sea Quill Vitamin E, Tocofen, Wellness Vitamin E
Apa Itu Vitamin E
Golongan | Obat bebas |
Kategori | Suplemen vitamin |
Manfaat | Mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin E, serta sebagai suplemen pada kondisi cystic fibrosis |
Dikonsumsi oleh | Anak hingga dewasa |
Suplemen vitamin E untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. |
Suplemen hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Suplemen vitamin E dapat terserap ke dalam ASI, tetapi masih aman bila dikonsumsi sesuai dengan nilai angka kecukupan gizi harian. Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan vitamin E jika Anda sedang hamil atau menyusui. | |
Bentuk obat | Tablet, tablet kunyah, kapsul, kapsul lunak |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Vitamin E
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi suplemen vitamin E, yaitu:
- Jangan mengonsumsi suplemen vitamin E jika Anda alergi terhadap vitamin ini.
- Konsultasikan dengan dokter perihal konsumsi suplemen vitamin E jika Anda menderita diabetes, kolesterol tinggi, defisiensi vitamin K, retinitis pigmentosa, serta kelainan darah, seperti anemia, gangguan pembekuan darah, atau hemofilia.
- Konsultasikan penggunaan suplemen vitamin E ke dokter jika Anda pernah menderita penyakit liver, penyakit ginjal, kanker, atau baru saja mengalami serangan jantung maupun stroke.
- Konsultasikan dengan dokter jika Anda berencana mengonsumsi vitamin E bersama obat, suplemen, atau produk herbal tertentu. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Konsultasikan dengan dokter mengenai konsumsi suplemen vitamin E jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Konsultasikan penggunaan suplemen vitamin E ke dokter jika Anda baru saja atau berencana menjalani operasi atau prosedur medis apa pun. Konsumsi suplemen vitamin E mungkin perlu dihentikan 2 minggu sebelum operasi.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi suplemen vitamin E.
Dosis dan Aturan Pakai Vitamin E
Sediaan suplemen vitamin E terdiri dari 2 jenis, yaitu d-α tocopherol dan dl-α-tocopheril acetate. Secara umum, berikut ini adalah dosis suplemen vitamin E untuk mengatasi kekurangan vitamin E , seperti pada kondisi cystic fibrosis dan abetalipoproteinemia:
- Dewasa: 134–268 mg (200–400 IU) per hari.
- Anak-anak: 50–100 mg per hari.
Angka Kecukupan Gizi Vitamin E
Angka kecukupan gizi (AKG) harian vitamin E tergantung pada usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan tiap orang. Berikut ini adalah AKG vitamin E per hari secara umum:
- Usia 0–5 bulan: 4 mg
- Usia 6–11 bulan: 5 mg
- Usia 1–3 tahun: 6 mg
- Usia 4–6 tahun: 7 mg
- Usia 7–9 tahun: 8 mg
- Laki-laki usia 10–12 tahun: 11 mg
- Laki-laki usia ≥13 tahun: 15 mg
- Perempuan usia 10–64 tahun: 15 mg
- Perempuan usia ≥65 tahun: 20 mg
- Ibu hamil: 15 mg
- Ibu menyusui: 19 mg
Cara Mengonsumsi Vitamin E dengan Benar
Bacalah informasi yang tertera di kemasan produk sebelum mengonsumsi suplemen vitamin E. Jika ragu atau menderita kondisi kesehatan tertentu, diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan saran penggunaan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Perlu diingat bahwa suplemen vitamin dan mineral dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh terhadap vitamin dan mineral, terutama ketika asupan vitamin dan mineral dari makanan saja tidak cukup.
Suplemen vitamin E sebaiknya dikonsumsi saat makan. Penyerapan vitamin E oleh tubuh akan lebih baik jika dikonsumsi bersama makanan. Sediaan tablet, kapsul, atau kapsul lunak perlu ditelan secara utuh tanpa dibelah atau dikunyah, sedangkan sediaan tablet kunyah perlu dikunyah sebelum ditelan.
Jika Anda sedang mengonsumsi orlistat, beri jeda 2 jam sebelum atau sesudah mengonsumsi suplemen vitamin E.
Simpan suplemen vitamin E di tempat yang sejuk dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan suplemen dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Vitamin E dengan Obat Lain
Berikut ini adalah interaksi yang bisa terjadi jika suplemen vitamin E dikonsumsi bersama obat lain:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika dikonsumsi dengan obat pengencer darah, seperti warfarin, atau obat antiplatelet, seperti aspirin, clopidogrel, atau ticlopidine
- Peningkatan risiko terjadinya penggumpalan darah di pembuluh darah (trombosis) jika digunakan bersama obat yang mengandung estrogen
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat cyclosporine
- Penurunan penyerapan vitamin E jika dikonsumsi dengan cholestyramine, colestipol, atau orlistat
- Penurunan efektivitas vitamin B3 dan simvastatin atau obat kemoterapi jika digunakan bersamaan
Efek Samping dan Bahaya Vitamin E
Suplemen vitamin E jarang menyebabkan efek samping jika dikonsumsi dalam dosis yang sesuai. Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan, suplemen vitamin E dapat menimbulkan efek samping berupa mual, sakit kepala, dan tubuh terasa lelah.
Hentikan konsumsi suplemen vitamin E dan segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau timbul keluhan, seperti:
- Pusing atau terasa seperti akan pingsan
- Perubahan penglihatan, seperti penglihatan buram
- Lemas atau lelah yang tidak biasa
- Diare atau kram perut
- Mudah mengalami perdarahan, seperti mimisan, mudah memar, atau gusi berdarah