Alectinib adalah obat yang berguna untuk menangani kanker paru-paru yang telah menyebar ke bagian tubuh lain. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan sel kanker.
Alectinib merupakan obat yang digunakan untuk kanker paru-paru jenis tertentu. Obat ini secara spesifik bekerja menghambat enzim pada sel kanker yang dibutuhkan untuk bertahan hidup dan memperbanyak diri.
Karena cara kerjanya yang spesifik, alectinib tidak dapat digunakan untuk semua jenis kanker paru. Obat ini hanya dapat digunakan untuk kanker paru jenis non-small cell yang sudah diketahui memiliki enzim anaplastic lymphoma kinase (ALK). Keberadaan enzim ini akan diperiksa sebelum pengobatan dimulai.
Merk dagang alectinib: Alecensa
Apa Itu Alectinib
Golongan | Obat resep |
Kategori | Penghambat ALK |
Manfaat | Menangani kanker paru jenis non-small cell dengan ALK positif |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Alectinib untuk ibu hamil | Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. |
Alectinib untuk ibu menyusui | Ibu disarankan untuk berhenti menyusui selama mengonsumsi obat ini sampai 1 minggu setelah pemberian dosis terakhir. |
Bentuk obat | Kapsul |
Peringatan sebelum Mengonsumsi Alectinib
Sebagai obat kanker, alectinib bisa menimbulkan efek samping serius. Oleh karena itu, penggunaan obat ini tidak boleh sembarangan. Penting bagi Anda memperhatikan hal-hal berikut sebelum mengonsumsi obat ini:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Alectinib tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Informasikan kepada dokter bila pernah atau sedang mengalami penyakit hati, penyakit jantung, atau detak jantung lambat.
- Beri tahu dokter sebelum penggunaan obat ini jika Anda mengalami nyeri otot, otot terasa lemah, asma, kesulitan bernapas, batuk, atau demam.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Diskusikan dengan dokter mengenai alat kontrasepsi yang terbaik bagi Anda untuk mencegah kehamilan selama mengonsumsi alectinib.
- Bagi pria, teruskan penggunaan kondom sampai 3 bulan setelah dosis terakhir. Sementara itu, pemakaian alat kontrasepsi pada wanita harus diteruskan sampai 1 minggu setelah dosis terakhir.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi obat ini. Alectinib dapat menyebabkan pusing dan gangguan penglihatan.
- Jangan terlalu lama terpapar sinar matahari selama menggunakan alectinib. Obat ini dapat menyebabkan kulit lebih mudah terbakar sinar matahari. Gunakan tabir surya dan baju yang tertutup jika hendak beraktivitas di luar ruangan pada siang hari setidaknya sampai 7 hari setelah konsumsi dosis terakhir.
- Hati-hati ketika menggosok gigi, atau menggunakan tusuk gigi maupun benda tajam. Alectinib dapat meningkatkan risiko perdarahan yang berat.
- Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan alectinib jika direncanakan untuk menjalani tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Jangan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol ketika menggunakan alectinib.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi alectinib.
Dosis dan Aturan Pakai Alectinib
Dosis alectinib adalah 600 mg yang diminum 2 kali sehari. Dosis dapat dikurangi, ditunda sementara, atau dihentikan jika kondisi memburuk atau terjadi efek samping yang berat.
Cara Mengonsumsi Alectinib dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan aturan pakai pada kemasan sebelum mengonsumsi alectinib. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan obat ini:
- Konsumsilah alectinib 2 kali sehari setelah makan atau bersama makanan. Telan obat secara utuh tanpa dikunyah, dibuka, atau dikeluarkan isinya.
- Konsumsilah alectinib pada waktu yang sama setiap harinya. Jika Anda lupa, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Jika Anda muntah setelah minum alectinib, tidak perlu mengulang minum obat ini. Minumlah dosis berikutnya sesuai jadwal yang diberikan dokter.
- Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Selama menggunakan alectinib, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani tes darah secara berkala.
- Beri tahu dokter jika muncul efek samping setelah minum alectinib. Dokter mungkin akan mengubah dosis atau menghentikan pemberian obat ini.
- Simpan alectinib di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Alectinib dengan Obat Lain
Sejumlah efek interaksi yang bisa terjadi jika alectinib dikonsumsi bersama obat lain adalah:
- Peningkatan risiko terjadinya denyut jantung yang terlalu lambat dan aritmia jika digunakan dengan diltiazem atau metoprolol
- Peningkatan risiko mengalami penyakit hati bila diminum bersama leflunomide
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung dan tekanan darah jika dikonsumsi dengan galantamine, dan donepezil
- Penurunan efektivitas alectinib jika digunakan dengan phenytoin, carbamazepine, rifampicin, atau phenobarbital
Untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan, beri tahu dokter jika hendak mengonsumsi alectinib dengan obat lain.
Efek Samping dan Bahaya Alectinib
Efek samping yang biasanya muncul setelah mengonsumsi alectinib antara lain:
- Tubuh terasa lemas atau lelah
- Sembelit
- Pembengkakan pada tangan, pergelangan kaki, wajah, dan kelopak mata
- Anemia
Periksakan diri ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung reda atau malah memburuk. Segera cari pertolongan medis bila mengalami efek samping serius di bawah ini:
- Gejala gangguan fungsi hati, seperti urine berwarna gelap, kulit gatal, mual atau muntah, nyeri di sisi kanan perut, atau lebih mudah mengalami perdarahan
- Gejala gangguan fungsi paru-paru, misalnya batuk makin parah, demam, sesak napas
- Gangguan fungsi ginjal, yang bisa ditandai dengan perubahan jumlah dan warna urine atau pembengkakan kaki yang makin parah
- Penurunan kecepatan detak jantung, yang bisa menimbulkan keluhan pusing atau kepala terasa ringan
- Nyeri otot atau lemah otot (sulit bergerak)
- Gejala sel darah merah pecah, seperti penyakit kuning, pusing, dan sesak napas