Aripiprazole adalah obat antipsikotik untuk meredakan gejala gangguan mental berat yang disebut skizofrenia. Obat ini juga bisa digunakan dalam pengobatan gangguan bipolar atau depresi berat.
Aripiprazole bekerja dengan cara menyeimbangkan kadar serotonin dan dopamin, yaitu zat kimia di dalam otak yang ikut mengatur suasana hati dan perilaku. Dengan cara kerja ini, gejala psikosis, seperti halusinasi, perubahan emosi yang tiba-tiba, maupun gangguan dalam berperilaku dan cara berpikir bisa mereda.
Pada penderita depresi, aripiprazole dapat meningkatkan efektivitas antidepresan. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengontrol gejala sindrom Tourette atau gangguan perilaku yang berkaitan dengan sindrom autisme pada anak.
Merek dagang aripiprazole: Abilify, Abilify Maintena, Abilify Discmelt, Arpizole, Arinia, Aripraz, Aripiprazole, Ariski, Aripi, Avram, Pipraz, Ripizol, Zipren, dan Zonia.
Apa Itu Aripiprazole
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antipsikotik |
Manfaat | Meredakan gejala skizofrenia, gangguan bipolar, atau depresi |
Mengontrol gejala sindrom Tourette, atau gangguan perilaku akibat autisme | |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak usia ≥6 tahun |
Aripiprazole untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Aripiprazole dapat terserap ke dalam ASI. Oleh karena itu, penggunaan aripiprazole pada ibu menyusui harus dalam pengawasan dokter. | |
Bentuk | Tablet, tablet cepat larut, larutan, suntik |
Peringatan Sebelum Menggunakan Aripiprazole
Aripiprazole hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat ini antara lain:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki pasien. Aripiprazole tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Aripirazole tidak boleh digunakan untuk mengatasi gejala psikosis akibat demensia.
- Informasikan kepada dokter bila pasien pernah atau sedang menderita penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung, gangguan irama jantung, serangan jantung, gagal jantung, stroke, hipertensi, atau hipotensi.
- Beri tahu dokter jika pasien pernah menderita penyakit ginjal, penyakit liver, gangguan pada prostat, penyakit Parkinsons, glaukoma, pheochromocytoma, myasthenia gravis, sleep apnea, epilepsi atau kejang, demensia, kolesterol tinggi, sel darah putih rendah, atau fenilketonuria.
- Beri tahu dokter bila pasien atau anggota keluarga pasien menderita diabetes atau gangguan mental lain, seperti depresi, gangguan bipolar, maupun gangguan obsesif kompulsif.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah menggunakan aripripazole, karena obat ini bisa menyebabkan kantuk, pusing, atau penglihatan buram.
- Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Beri tahu dokter jika sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Beri tahu dokter mengenai penggunaan aripiprazole sebelum menjalani operasi atau perawatan gigi.
- Hindari beraktivitas terlalu lama di bawah paparan sinar matahari langsung selama menjalani terapi dengan aripripazole, karena obat ini dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk berkeringat sehingga memicu terjadinya heatstroke.
- Segera temui dokter jika muncul reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah menggunakan aripripazole.
Dosis dan Aturan Pakai Aripiprazole
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan aripripazole berdasarkan kondisi, bentuk obat, dan usia pasien:
Aripiprazole tablet atau oral solution
Kondisi: Skizofrenia
- Dewasa: Dosis awal 10–15 mg, 1 kali sehari. Dosis pemeliharaan 15 mg, 1 kali sehari. Penyesuaian dosis dilakukan dengan jarak minimal 2 minggu. Dosis maksimal tidak lebih dari 30 mg per hari.
- Remaja usia ≥13 tahun: Dosis awal 2 mg untuk 2 hari pertama. Dosis ditingkatkan menjadi 5–10 mg, 1 kali sehari. Dosis maksimal adalah 30 mg per hari.
Kondisi: Gangguan bipolar
- Dewasa: Sebagai terapi tunggal, dosis awal 15 mg, 1 kali sehari. Sebagai terapi tambahan bersama lithium atau valporate, dosis awal 10–15 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sesuai kondisi pasien. Dosis maksimal 30 mg per hari.
- Anak usia >10 tahun: Sebagai terapi tunggal atau terapi tambahan bersama lithium atau valporate, dosis awal 2 mg per hari, selama 2 hari pertama. Dosis ditingkatkan menjadi 5–10 mg per hari jika diperlukan. Dosis maksimal adalah 30 mg per hari.
Kondisi: Depresi berat
- Dewasa: Dosis awal 2–5 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap hingga 5 mg dengan interval minimal 1 minggu setelah dosis awal. Dosis maksimal 15 mg per hari.
Kondisi: Sindrom Tourette
- Anak usia ≥6 tahun dengan berat badan <50 kg: 2 mg per hari, selama 2 hari pertama, lalu ditingkatkan menjadi 5 mg per hari. Jika keluhan belum membaik, dosis dapat ditingkatkan secara perlahan hingga 10 mg per hari.
- Anak usia ≥6 tahun dengan berat badan ≥50 kg: 2 mg per hari, selama 2 hari pertama, lalu 5 mg per hari selama 5 hari selanjutnya. Dosis ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai 10 mg per hari. Dosis maksimal 20 mg per hari.
Kondisi: Gangguan mood dan perilaku akibat autisme
- Anak usia ≥6 tahun: 2–5 mg per hari. Dosis maksimal adalah 15 mg per hari.
Sementara itu, aripiprazole dalam bentuk suntik diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis dalam pengawasan dokter. Aripiprazole suntik digunakan untuk menangani kondisi gaduh gelisah pada pasien skizofrenia atau gangguan bipolar episode mania.
Cara Menggunakan Aripiprazole dengan Benar
Aripiprazole suntik hanya diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Aripriprazole diberikan melalui suntikan ke dalam otot lengan atau bokong pasien.
Apabila Anda diresepkan aripiprazole yang diminum, ikuti anjuran dokter dan bacalah petunjuk pada kemasan sebelum mengonsumsinya.
Aripiprazole tablet dapat diminum sebelum atau setelah makan. Telan tablet obat tanpa dibelah, dikunyah, atau dihancurkan terlebih dahulu. Untuk aripiprazole bentuk tablet yang larut dalam mulut (orodispersible), diamkan obat di mulut sampai larut.
Untuk mengukur dosis aripiprazole cair atau oral solution, gunakan alat takar yang tersedia dalam kemasan obat. Jangan memakai alat takar lain agar tidak terjadi kesalahan dosis. Kocol botol sebelum obat dikonsumsi.
Jangan menghentikan pengobatan tanpa persetujuan dokter. Ikuti jadwal kontrol yang diberikan oleh dokter selama menjalani terapi dengan aripripazole.
Simpan larutan atau tablet aripiprazole di tempat bersuhu ruang, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung, serta jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Aripiprazole dengan Obat Lain
Penggunaan aripiprazole dengan obat-obatan tertentu dapat menimbulkan interaksi obat, antara lain:
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping hipotensi jika digunakan dengan obat antihipertensi
- Peningkatan efek sedasi atau mengantuk jika digunakan bersama lorazepam
- Peningkatan kadar aripiprazole dalam darah jika digunakan bersama quinidine, fluoxetine, clarithromycin, itraconazole, atau ketoconazole
- Penurunan kadar aripiprazole dalam darah jika digunakan bersama efavirenz, carbamazepine, rifampicin, phenytoin, phenobarbital, primidone, atau nevirapine
- Peningkatan risiko terjadinya sindrom serotonin jika digunakan bersama obat antidepresan jenis SNRIs, seperti venlafaxine, atau jenis SSRIs, seperti fluoxetine
Hindari penggunaan aripiprazole bersama produk herbal yang mengandung St. John’s wort karena bisa menurunkan efektivitas aripiprazole.
Efek Samping dan Bahaya Aripiprazole
Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan aripiprazole adalah:
- Kantuk
- Sakit kepala
- Pusing
- Mual dan muntah
- Kelelahan
- Mengeluarkan air liur secara berlebihan
- Sulit tidur
- Sembelit atau justru diare
Periksakan diri ke dokter jika keluhan di atas tidak membaik atau memburuk. Segera cari pertolongan medis bila terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, misalnya:
- Tubuh gemetar (tremor)
- Perubahan suasana hati, seperti cemas berlebihan, depresi
- Kesulitan mengendalikan perilaku impulsif, seperti belanja berlebihan
- Muncul keinginan untuk bunuh diri atau melukai orang lain
- Sulit bernapas saat tidur
- Penglihatan kabur
- Demam tinggi, menggigil, otot kaku, keringat berlebihan, linglung
- Gerakan tidak terkendali pada wajah dan bagian tubuh lain (tardive dyskinesia)
- Jantung berdebar atau denyut jantung tidak teratur
- Sulit menelan