Diabetes tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin, yaitu ketika tubuh menjadi kebal atau tidak responsif terhadap insulin. Insulin sendiri membantu sel menyerap dan mengubah gula menjadi energi. Resistensi insulin menyebabkan gula tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga gula di dalam darah tetap tinggi.
Kondisi tersebut membuat pankreas harus bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin agar glukosa dapat masuk ke sel. Namun, seiring waktu, sel pankreas akan rusak akibat bekerja terlalu keras sehingga tidak dapat menghasilkan insulin. Hal ini menyebabkan glukosa menumpuk dalam darah.
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan resistensi insulin. Namun, ada dugaan diabetes tipe 2 dipicu oleh kombinasi faktor-faktor di bawah ini:
- Kondisi genetik yang memengaruhi tubuh dalam memproduksi insulin
- Berat badan berlebih atau obesitas yang berisiko menimbulkan resistensi insulin pada sel
- Sindrom metabolik, berupa gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, dan lingkar pinggang yang melebihi normal
- Kerusakan pankreas, yang mengakibatkan gangguan terhadap proses produksi insulin
Faktor Risiko Diabetes Tipe 2
Risiko terkena diabetes lebih tinggi pada orang yang berusia 45 tahun atau lebih. Risiko ini juga dapat terjadi pada orang yang keluarga intinya menderita diabetes tipe 2.
Risiko terkena diabetes tipe 2 lebih tinggi pada orang yang memiliki beberapa kondisi berikut:
- Prediabetes
- Gangguan jantung dan pembuluh darah
- Kadar kolesterol HDL rendah
- Diabetes gestational, yaitu diabetes yang terjadi selama kehamilan
- PCOS
Selain dipicu oleh kondisi di atas, gaya hidup berikut ini juga bisa meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2:
- Pola makan yang kurang sehat, seperti sering mengonsumsi makanan cepat saji dan minuman yang mengandung gula
- Kurang berolahraga atau beraktivitas fisik
- Kebiasaan merokok
- Sering stres
- Kurang istirahat atau kurang tidur
- Terlalu sering tidur
Meski umumnya terjadi pada orang dewasa, diabetes tipe 2 juga dapat dialami oleh anak-anak dan remaja, terlebih bila mereka memiliki faktor risiko di atas. Selain itu, orang juga lebih mudah terserang kondisi ini seiring bertambahnya usia.