Dokter akan mendiagnosis impotensi dengan terlebih dahulu menanyakan gejala yang dialami, penyakit yang pernah diderita, kehidupan seksual, gaya hidup sehari-hari, dan terapi obat yang sedang dijalani.
Beberapa pertanyaan dari dokter mungkin akan terdengar sangat pribadi atau menimbulkan rasa malu. Namun, pasien dianjurkan untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan terbuka dan jujur, karena informasi dari pasien dapat membantu dokter menentukan diagnosis yang tepat.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada penis dan testis. Beberapa hal yang diperiksa oleh dokter berupa:
- Respons penis terhadap sentuhan
- Bentuk dan ukuran penis atau testis
- Bentuk pembuluh darah di sekitar penis dan skrotum
Jika muncul dugaan bahwa impotensi disebabkan oleh penyakit tertentu, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan penyebab impotensi. Pemeriksaan lanjutan tersebut meliputi:
- Tes darah, untuk mendeteksi jumlah sel darah, kadar gula darah, kolesterol, kadar hormon testosteron, dan tanda-tanda penyakit jantung
- Tes urine, untuk mendeteksi diabetes atau gangguan fungsi ginjal
- USG doppler penis, untuk memeriksa aliran darah penis dan testis
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi psikologis pasien. Tujuannya adalah untuk mendeteksi stres atau depresi yang mungkin menjadi penyebab disfungsi ereksi atau impotensi.