Impotensi terjadi akibat gangguan pada salah satu proses yang membuat penis ereksi. Proses tersebut melibatkan saraf, otot, dan pembuluh darah, serta hormon dan emosi. Ketika satu atau lebih dari unsur tersebut terganggu, impotensi dapat terjadi.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada proses ereksi, yaitu:
Proses Penuaan
Proses penuaan adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan penis sulit ereksi. Hal ini disebabkan oleh perubahan pada otot dan jaringan di dalam penis yang terjadi seiring waktu.
Selain itu, proses penuaan juga umumnya terkait dengan penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes.
Gaya Hidup yang Tidak Sehat
Gaya hidup yang tidak sehat adalah salah satu faktor yang dapat memengaruhi terjadinya impotensi. Beberapa contoh kebiasaan buruk yang bisa menyebabkan disfungsi ereksi adalah kurang olahraga, kebiasaan merokok, kecanduan alkohol, atau penyalahgunaan NAPZA.
Faktor Psikologis
Proses ereksi juga dapat terganggu jika penderitanya sedang mengalami tekanan secara psikologis. Contoh dari tekanan psikologis tersebut adalah rasa takut, stres, cemas, gelisah, kurang percaya diri, atau depresi.
Faktor Penyakit dan Kondisi Medis
Penyakit atau kondisi tertentu juga dapat berdampak terhadap proses ereksi sehingga menyebabkan impotensi. Beberapa penyakit tersebut adalah:
- Penyakit jantung
- Aterosklerosis
- Hipertensi
- Kolesterol tinggi
- Diabetes
- Obesitas
- Sindrom metabolik
- Gangguan hormon tiroid
- Sindrom Cushing
- Penyakit Parkinson
- Penyakit Alzheimer
- Multiple sclerosis
- Stroke
- Epilepsi
- Penyakit Peyronie
Cedera
Pada beberapa kasus, cedera atau trauma dapat memengaruhi gangguan ereksi dan ejakulasi pada pria, terutama jika cedera terjadi pada penis, kandung kemih, panggul, tulang belakang, atau kepala.
Obat-obatan
Obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan impotensi, antara lain:
- Obat diuretik
- Obat antihipertensi
- Antidepresan
- Antialergi
- Kortikostreroid
- Obat untuk kanker prostat
- Kemoterapi
- Obat penenang