Levopar adalah obat untuk mengobati gejala penyakit Parkinson, seperti gemetar, kaku otot, dan sulit bergerak, yang disebabkan oleh kekurangan dopamin di otak. Levopar tersedia dalam bentuk tablet. Obat ini hanya boleh digunakan dengan petunjuk dokter.
Levopar mengandung bahan aktif levodopa dan benserazide. Levodopa bekerja dengan cara meningkatkan jumlah dopamin di otak sehingga gejala penyakit Parkinson bisa berkurang. Sementara itu, benserazide berperan untuk menurunkan efek samping dari levodopa, seperti mual dan muntah.
Perlu diketahui bahwa Levopar tidak bisa menyembuhkan penyakit Parkinson. Namun, obat ini dapat mengontrol gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita Parkinson.
Apa Itu Levopar
Bahan aktif | Levodopa 100 mg dan benserazide 25 mg |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Obat antiparkinson |
Manfaat | Meringankan gejala penyakit parkinson |
Dikonsumsi oleh | Dewasa usia >25 tahun dan lansia |
Levopar untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Kandungan levodopa dalam Levopar dapat terserap ke dalam ASI dalam jumlah yang sangat sedikit. Meski demikian, penggunaan obat ini pada ibu menyusui harus dengan sepengetahuan dokter. | |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Levopar
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi Levopar:
- Jangan mengonsumsi Levopar jika memiliki alergi terhadap obat ini. Selalu beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang atau baru saja menjalani pengobatan dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOI), dalam 14 hari terakhir. Levopar tidak boleh dikonsumsi bersama obat tersebut.
- Beri tahu dokter jika menderita glaukoma, gangguan pernapasan, penyakit ginjal, penyakit liver, gangguan mental, penyakit jantung, diabetes, atau memiliki riwayat stroke.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami kejang, hipertiroidisme, tukak lambung, sindrom Cushing, atau kanker kulit melanoma.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan kegiatan lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Levopar, karena obat ini dapat menyebabkan kantuk.
- Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
- Beri tahu dokter jika sedang hamil, mungkin hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan. Gunakan alat kontrasepsi selama mengonsumsi obat ini untuk mencegah kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi Levopar ketika direncanakan menjalani tes darah atau tes urine, karena obat ini dapat memengaruhi hasil pemeriksaan. Tanyakan kepada dokter berapa lama Anda harus berhenti menggunakan Levopar sebelum tes.
- Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi Levopar jika direncanakan untuk menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah mengonsumsi Levopar.
Dosis dan Aturan Pakai Levopar
Dosis Levopar yang diresepkan oleh dokter bisa berbeda-beda pada tiap pasien. Dosis awal Levopar adalah ½ tablet, 3–4 kali sehari, kemudian ditingkatkan secara bertahap. Dosis harian umumnya adalah 1–2 tablet, 3–4 kali sehari.
Cara Mengonsumsi Levopar dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk pada kemasan sebelum mengonsumsi Levopar. Jangan menambah atau mengurangi dosis Levopar yang telah dianjurkan tanpa persetujuan dokter.
Konsumsilah Levopar secara teratur pada waktu yang sama setiap harinya. Levopar sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong, minimal 30 menit sebelum makan atau 1 jam setelah makan. Namun, jika Anda mengalami mual atau sakit perut, Levopar dapat dikonsumsi bersama makanan. Telan tablet dengan bantuan air putih.
Jika lupa mengonsumsi Levopar, segera gunakan obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal penggunaan obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
Selama mengonsumsi Levopar, Anda mungkin disarankan untuk menjalani tes darah secara teratur. Hal ini untuk memantau respons tubuh Anda terhadap pengobatan. Ikuti jadwal kontrol yang diberikan oleh dokter.
Jangan berhenti mengonsumsi Levopar sebelum waktu yang disarankan oleh dokter meski keluhan yang dirasakan sudah membaik atau hilang. Berhenti mengonsumsi obat ini sebelum waktunya dapat memperburuk kondisi Anda dengan cepat.
Simpan Levopar dalam kemasannya di tempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Levopar dengan Obat Lain
Beberapa efek interaksi yang bisa terjadi jika kandungan levodopa dan benserazide dalam Levopar digunakan bersama obat lain adalah:
- Peningkatan risiko terjadinya krisis hipertensi jika digunakan bersama dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOI), seperti isocarboxazid atau selegiline
- Peningkatan risiko terjadinya hipotensi ortostatik dan penurunan penyerapan levodopa jika digunakan dengan antidepresan trisiklik, seperti amitriptyline atau imipramine
- Penurunan efek Levopar jika digunakan dengan phenytoin, isoniazid, zat besi, atau obat antipsikotik, seperti chlorpromazine, haloperidol, atau sulpiride
- Peningkatan risiko kambuhnya gejala penyakit Parkinson jika dikonsumsi dengan metoclopramide atau obat antikolinergik lainnya
- Peningkatan risiko terjadinya hipotensi jika digunakan bersama dengan obat antihipertensi, seperti lisinopril atau captopril
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan sistem saraf jika digunakan dengan metildopa
Efek Samping dan Bahaya Levopar
Levopar dapat menyebabkan urine, air liur, atau lidah, berwarna kemerahan. Namun, efek samping ini wajar dan tidak berbahaya.
Efek samping lain yang dapat timbul setelah mengonsumsi Levopar adalah:
- Kantuk atau sulit tidur
- Mual atau muntah
- Pusing, terutama saat berdiri dari posisi duduk atau berbaring (hipotensi ortostatik)
- Perubahan rasa pada lidah
- Hilang nafsu makan
- Gerakan tidak terkendali atau kedutan di wajah, terutama setelah penggunaan Levopar dalam jangka panjang
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung reda atau makin parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius, seperti:
- Detak jantung terasa cepat atau tidak teratur
- Halusinasi
- Muncul pikiran yang aneh atau paranoid
- Perubahan suasana hati, seperti sering cemas atau depresi
- Perilaku impulsif, seperti sering belanja berlebihan
- Kantuk berat atau tidur secara tiba-tiba
- Keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri
- Gangguan gerak pada penyakit Parkinson kambuh atau memburuk
- Berulang kali mengalami memar atau gusi berdarah yang tidak jelas penyebabnya
- Penyakit infeksi atau sariawan
- Pingsan