Metode penanganan migrain akan disesuaikan dengan jenis migrain dan tingkat keparahannya, serta usia dan kondisi kesehatan pasien. Pengobatan ini bertujuan untuk membantu menghentikan gejala dan mencegah terjadinya serangan migrain berikutnya. Berikut adalah penjelasannya:
Penanganan Mandiri
Penanganan mandiri yang dapat dilakukan oleh penderita migrain antara lain:
- Beristirahat atau tidur di kamar yang sepi, gelap, dan sejuk
- Mengompres dingin dahi atau bagian belakang leher
- Memijat kepala atau pelipis
- Melakukan teknik relaksasi otot
- Minum air putih yang cukup
- Menjalani meditasi atau yoga
- Membatasi konsumsi minuman kafein, seperti kopi atau cokelat, karena kelebihan dan efek withdrawal kafein dapat memicu migrain
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
- Membatasi konsumsi MSG, makanan kemasan, dan pemanis buatan
- Menghirup aromaterapi
Obat-obatan
Jika penanganan mandiri belum dapat mengatasi gejala migrain, penderita dapat mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri. Salah satu obat pereda nyeri yang sering digunakan adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti paracetamol, ibuprofen, kalium diklofenak, atau asam mefenamat.
Obat tersebut dapat digunakan untuk mengatasi nyeri migrain ringan, sedang, atau berat. Namun, OAINS sebaiknya sudah dikonsumsi sejak awal serangan migrain muncul, atau saat nyeri masih terasa ringan hingga sedang.
Sebelum mengonsumsi obat-obat migrain di atas, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Selain dapat menyebabkan efek samping, cara konsumsi obat yang tidak sesuai anjuran malah bisa memperburuk migrain.
Jika gejala tidak juga membaik setelah menggunakan obat-obatan, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
Selain OAINS, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan berikut:
- Ergotamine, untuk mengatasi migrain dan mencegah kekambuhan
- Triptan, seperti sumatriptan dan naratriptan, untuk meredakan nyeri
- Obat antimual, untuk mengatasi mual dan muntah akibat migrain
- Obat antihistamin tertentu, seperti cyproheptadine
- Kafein, yang biasanya dikombinasikan dengan ergotamine atau paracetamol
Transcranial Magnetic Stimulation (TMS)
Dalam teknik ini, sebuah perangkat listrik berukuran kecil diletakkan di kepala untuk menghantarkan arus magnetik melalui kulit. TMS dapat digunakan untuk meredakan sakit kepala parah yang dialami penderita migrain.
Terapi ini dapat dikombinasikan dengan pemberian obat. Namun, perlu diketahui bahwa TMS dapat menyebabkan pusing, kantuk, lelah, tremor, dan gelisah.
Terapi Lain
Di samping metode di atas, akupuntur dan terapi relaksasi juga dapat membantu meredakan migrain. Terapi perilaku kognitif juga bisa dilakukan untuk memperbaiki pengaruh pikiran dan respons tubuh terhadap rasa nyeri.