Paliperidone adalah obat untuk mengendalikan gejala skizofrenia. Obat ini juga digunakan untuk mengurangi gejala gangguan skizoafektif, yaitu kombinasi dari skizofrenia dan gangguan mood, seperti depresi maupun gangguan bipolar.
Paliperidone merupakan obat antipsikotik atipikal. Obat ini bekerja menyeimbangkan kadar dopamin dan serotonin di dalam otak yang mengatur suasana hati, perilaku, dan pikiran. Dengan begitu, gejala psikosis, seperti halusinasi dan agitasi, yang dialami penderita skizofrenia atau skizoafektif dapat berkurang.
Penggunaan paliperidone akan membantu penderita skizofrenia atau skizoafektif menjadi lebih tenang. Dengan obat ini, suasana hati penderita menjadi lebih baik dan penderita juga bisa berpikir lebih jernih sehingga bisa beraktivitas secara normal.
Perlu diingat bahwa obat ini tidak boleh digunakan untuk mengatasi psikosis yang terkait dengan demensia pada lansia.
Merek dagang paliperidone: Invega, Invega Trinza, Invega Sustenna
Apa Itu Paliperidone
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antipsikotik |
Manfaat | Meredakan gejala skizofrenia dan gejala skizoafektif |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak usia ≥12 tahun |
Paliperidone untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Paliperidone untuk ibu menyusui | Penggunaan paliperidone pada ibu menyusui harus sesuai arahan dari dokter. Jika bayi lahir prematur atau usianya belum genap 1 bulan, paliperidone perlu diganti dengan obat lain. |
Bentuk obat | Tablet lepas lambat, cairan suntik |
Peringatan Sebelum Menggunakan Paliperidone
Paliperidone hanya boleh digunakan berdasarkan resep dokter. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pasien atau keluarga pasien terkait penggunaan paliperidone adalah:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki. Paliperidone tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini atau obat lain dari golongan antipsikotik, seperti risperidone.
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, penyakit liver, penyakit Parkinson, glaukoma, katarak, diabetes, gangguan elektrolit, peritonitis, cystic fibrosis, stroke, sleep apnea, epilepsi atau kejang, kolesterol tinggi, gagal jantung, atau baru saja mengalami serangan jantung.
- Beri tahu dokter jika pernah menderita gangguan irama jantung (aritmia), memiliki kelainan hasil tes EKG, maupun mengalami henti jantung mendadak, terutama pada usia muda.
- Informasikan kepada dokter jika menderita demensia. Obat ini tidak boleh digunakan oleh penderita psikosis yang terkait demensia.
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang mengalami kesulitan menelan, kanker payudara, hiperprolaktinemia, priapismus, hipotensi, obstruksi usus, sindrom neuroleptik maligna, gangguan darah atau sumsum tulang, seperti leukopenia.
- Beri tahu dokter jika pernah menjalani terapi untuk gangguan mental atau pernah mengalami efek samping yang berat saat menjalani pengobatan tersebut.
- Hindari beraktivitas terlalu lama di luar ruangan saat cuaca panas selama menjalani terapi dengan paliperidone. Obat ini dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk berkeringat sehingga bisa memicu terjadinya heatstroke.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani terapi dengan paliperidone karena dapat menimbulkan pusing dan kantuk.
- Jangan mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang membutuhkan kewaspadaan setelah menggunakan paliperidone. Obat ini bisa menyebabkan kantuk berat, pusing, atau penglihatan buram.
- Beri tahu dokter jika sedang menggunakan produk yang mengandung John's wort, atau obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Beri tahu dokter jika sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Informasikan kepada dokter terkait penggunaan paliperidone jika direncanakan menjalani tindakan medis apa pun, termasuk operasi katarak atau glaukoma.
- Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan paliperidone.
Dosis dan Aturan Pakai Paliperidone
Dosis paliperidone yang diberikan dokter bisa berbeda, tergantung pada bentuk obat, kondisi yang ditangani, dan usia pasien. Pada kondisi tertentu, dosis paliperidone untuk anak-anak disesuaikan dengan berat badan (BB) pasien. Berikut adalah rinciannya:
Paliperidone tablet
Kondisi: Skizofrenia
- Dewasa: Dosis awal 6 mg, 1 kali sehari, pada pagi hari. Dosis selanjutnya akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Kisaran dosis harian 3–12 mg per hari. Dosis maksimal 12 mg per hari.
- Anak usia ≥12 tahun dengan BB ≥51 kg: Dosis awal 3 mg, 1 kali sehari, pada pagi hari. Dosis dapat ditingkatkan sesuai dengan kondisi pasien. Kisaran dosis harian 3–12 mg per hari. Dosis maksimal 12 mg per hari.
- Anak usia ≥12 tahun dengan BB ≤51 kg: Dosis awal 3 mg, 1 kali sehari, pada pagi hari. Dosis dapat ditingkatkan sesuai dengan kondisi pasien. Kisaran dosis harian 3–6 mg per hari. Dosis maksimal 6 mg per hari.
Kondisi: Skizoafektif
- Dewasa: Dosis awal 6 mg, 1 kali sehari, pada pagi hari. Dosis selanjutnya akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Kisaran dosis harian 3–12 mg per hari. Dosis maksimal 12 mg per hari.
Paliperidone suntik
Paliperidone suntik digunakan sebagai terapi bulanan pada kondisi skizofrenia maupun skizoafektif. Dosis untuk sediaan ini akan disesuaikan dengan kondisi dan usia pasien. Paliperidone suntik diberikan melalui suntikan ke otot (intramuskular).
Cara Menggunakan Paliperidone dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan bacalah petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan paliperidone tablet sebelum menggunakan obat antipsikotik ini. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Berikut adalah cara mengonsumsi paliperidone tablet lepas lambat:
- Konsumsilah paliperidone tablet lepas lambat sebelum atau setelah makan.
- Telan tablet secara utuh dengan bantuan segelas air putih. Jangan membelah atau menghancurkan tablet karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
- Minumlah paliperidone tablet lepas lambat pada waktu yang sama setiap harinya agar efek obat opt Jika lupa, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal dosis berikutnya sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Ikuti jadwal kontrol yang ditentukan oleh dokter selama menjalani pengobatan dengan paliperidone. Pasien perlu menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, seperti tes tekanan darah dan tes fungsi hati, guna memantau perbaikan gejala dan kemungkinan terjadinya efek samping.
- Jangan menghentikan pengobatan dengan paliperidone tanpa persetujuan dokter meski gejala skizofrenia atau skizoafektif sudah membaik.
- Beri tahu dokter jika gejala belum membaik meski sudah menggunakan paliperidone sesuai aturan pakai. Dokter dapat menyesuaikan dosis setiap setidaknya 5 hari.
- Simpan paliperidone tablet lepas lambat di tempat bersuhu ruang. Jangan menyimpannya di tempat yang panas atau lembap. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Untuk paliperidone suntik, pemberiannya akan langsung dilakukan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat disuntikkan ke dalam otot lengan atas atau bokong pasien. Selalu ikuti anjuran dokter selama menjalani pengobatan dengan paliperidone suntik.
Interaksi Paliperidone dengan Obat Lain
Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi obat yang dapat terjadi apabila menggunakan paliperidone bersama dengan obat lain:
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung jika digunakan bersama obat antiarimia, seperti quinidine, procainamide, atau amiodarone; obat lain dari golongan antispikotik, seperti chlorpromazine, risperidone; atau obat antibiotik, seperti moxifloxacin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari paliperidone tablet lepas lambat jika digunakan bersama valproate
- Peningkatan risiko terjadinya sindrom ekstrapiramidal jika digunakan bersama obat stimulan sistem saraf, seperti methylphenidate
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan sistem saraf pusat yang bisa menyebabkan gangguan napas, koma, bahkan kematian, jika digunakan dengan obat golongan opioid, seperti codein, fentanyl, atau morfin
- Peningkatan risiko terjadinya tardive dyskinesia jika digunakan bersama metoclopramide
- Penurunan efektivitas paliperidone jika digunakan bersama carbamazepine
- Penurunan efektivitas obat levodopa atau obat lain dari golongan agonis dopamin jika kedua obat digunakan bersamaan
Untuk menghindari efek interaksi obat yang tidak diinginkan, beri tahu dokter jika berencana menggunakan obat, suplemen, maupun produk herbal tertentu selama menjalani perawatan dengan paliperidone.
Efek Samping dan Bahaya Paliperidone
Efek samping yang bisa muncul setelah menggunakan paliperidone adalah:
- Kantuk
- Mual
- Gelisah
- Sakit kepala
- Pusing atau sulit menjaga keseimbangan
- Mulut kering
- Sakit perut
- Sembelit
- Lemas dan lelah yang berlebihan
Tidak hanya itu, penggunaan paliperidone suntik bisa menimbulkan efek samping berupa kemerahan, nyeri, atau bengkak, di area yang disuntik obat.
Periksakan diri Anda ke dokter jika efek samping di atas tak kunjung reda atau justru memburuk. Segera cari pertolongan medis bila terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Gejala sindrom neuroleptik maligna, seperti demam tinggi, kaku otot atau nyeri otot, jantung berdebar atau denyut jantung tidak teratur, keringat berlebihan
- Gangguan fungsi ginjal, seperti urine yang keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali
- Gemetaran (tremor) atau gerakan tubuh yang lambat dan kaku
- Perubahan suasana hati atau mood
- Kesulitan menelan, sesak napas
- Payudara bengkak dan terasa sakit atau mengeluarkan cairan
- Perubahan siklus menstruasi atau haid tidak teratur
- Impotensi
- Ereksi lebih lama dan terasa nyeri (priapismus)