Untuk mendiagnosis penyakit asam lambung, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien. Gejala asam lambung naik dianggap sebuah penyakit bila gejalanya muncul paling tidak dua kali dalam seminggu. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk melihat tingkat keparahan penyakit dan mendeteksi kemungkinan terjadinya komplikasi. Pemeriksaan tersebut berupa:
-
Elektrokardiogram (EKG)
EKG bertujuan untuk mendeteksi penyakit jantung koroner atau serangan jantung, karena kedua penyakit ini menimbulkan gejala yang mirip dengan GERD, yaitu nyeri dada. -
Gastroskopi
Gastroskopi atau endoskopi bertujuan untuk mendeteksi peradangan pada esofagus atau kerongkongan (esofagitis) akibat asam lambung naik. Pada pemeriksaan ini, sampel jaringan esofagus akan diambil dan diteliti di bawah mikroskop (biopsi esofagus). -
Manometri esofagus
Tes ini dilakukan untuk memeriksa irama gerakan otot saat menelan, serta mengukur kekuatan otot kerongkongan. -
Foto Rontgen saluran pencernaan bagian atas (foto Rontgen OMD)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat rongga saluran pencernaan atas dan lapisannya. Hasil foto Rontgen OMD dapat menunjukkan bila ada peradangan atau penyempitan pada kerongkongan. -
Pengukuran tingkat keasaman (pH) kerongkongan
Pengukuran ini dilakukan dengan memasukkan selang atau kateter ke dalam kerongkongan. Selang ini terhubung ke komputer untuk mengukur tingkat keasaman kerongkongan saat penderita melakukan aktivitas sehari-hari, seperti makan atau tidur.