Gejala awal rabies umumnya muncul 30–90 hari setelah seseorang tergigit hewan yang terinfeksi virus rabies. Namun, pada kasus tertentu, gejala bisa muncul dalam hitungan minggu atau bahkan tahun.
Gejala awal rabies dapat mirip dengan keluhan penyakit flu. Penderita umumnya mengalami demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Rabies juga bisa menimbulkan gejala khas, seperti kesemutan, nyeri, dan gatal yang sangat mengganggu di area gigitan.
Beberapa gejala awal rabies yang juga dapat dialami penderita adalah:
- Demam
- Lemas
- Hilang nafsu makan
- Nyeri kepala
- Menggigil
- Sakit tenggorokan
- Mual dan muntah
- Diare
- Gangguan cemas
- Gelisah
- Sulit tidur atau insomnia
- Depresi
Jika rabies tidak terdeteksi dan tidak segera ditangani, gejalanya akan berkembang menjadi lebih parah. Gejala lanjutan ini bisa digolongkan menjadi dua tipe, yaitu agresif dan paralitik. Berikut adalah penjelasannya:
Gejala lanjutan rabies tipe agresif
Kebanyakan rabies yang disebabkan oleh gigitan anjing akan menimbulkan gejala ini. Penderita dapat mengalami episode “marah”, yang ditandai dengan gelisah, linglung, hiperaktif, muncul keinginan untuk memukul atau menggigit, dan halusinasi.
Penderita dengan gejala ini juga dapat mengalami kram otot, detak jantung cepat, dan napas terengah-engah. Gejala tipe ini dapat hilang timbul. Penderitanya biasanya tidak ingat ia marah-marah.
Gejala lanjutan rabies tipe paralitik
Penderita yang mengalami gejala ini akan tampak “diam”. Namun, gejala demam dan sakit kepala menjadi lebih berat. Penderita juga akan mengalami lumpuh yang menjalar, mulai dari area yang digigit hingga ke bagian tubuh lain. Kematian dapat terjadi jika kelumpuhan sudah menjalar hingga ke otot napas.
Selain gejala di atas, penderita rabies juga dapat mengalami keluhan berikut:
- Produksi air liur bertambah
- Sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
- Rasa takut yang berlebihan pada air (hidrofobia)
- Priapismus, yaitu ereksi berkepanjangan tanpa adanya rangsangan seksual