Anemia defisiensi besi adalah salah satu jenis anemia yang terjadi akibat tubuh kekurangan zat besi. Kondisi ini mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah yang sehat dalam tubuh.
Zat besi adalah mineral penting yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan salah satu komponen sel darah merah, yaitu hemoglobin. Hemoglobin merupakan protein yang berfungsi mengangkut oksigen untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh.
Saat kekurangan zat besi, tubuh tidak dapat memproduksi hemoglobin yang cukup. Kurangnya produksi hemoglobin membuat pasokan oksigen dalam darah berkurang sehingga tubuh tidak mendapat oksigen yang cukup. Hal inilah yang menyebabkan penderita anemia defisiensi besi mudah lelah, lemas, bahkan sesak napas.
Anemia defisiensi besi pada ibu hamil dapat mengganggu perkembangan janin dan bayi. Selain itu, kondisi ini juga meningkatkan risiko kelahiran prematur, penyakit infeksi, hingga kematian ibu dan anak.
Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia yang paling banyak terjadi, yaitu sekitar 50% dari seluruh jenis anemia yang ada.
Penyebab dan Gejala Anemia Defisiensi Besi
Penyebab anemia defisiensi besi bervariasi. Namun, anemia defisiensi besi umumnya terjadi pada orang dengan kondisi berikut:
- Kurang mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi
- Mengalami gangguan penyerapan pada saluran cerna (malabsorpsi) sehingga tidak bisa menyerap zat besi dengan optimal
- Mengalami perdarahan
- Sedang hamil sehingga membutuhkan lebih banyak zat besi
- Menderita gagal ginjal kronis
Gejala anemia defisiensi besi bisa sulit terdeteksi jika derajatnya masih ringan. Namun, kondisi ini dapat ditandai dengan kulit pucat, lesu atau lemas, mudah lelah, pusing, nafsu makan menurun, dan detak jantung yang lebih cepat atau berdebar-debar.
Pengobatan dan Pencegahan Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi pada umumnya mudah ditangani. Inti dari pengobatan anemia defisiensi besi adalah mengembalikan persediaan zat besi tubuh dan mengatasi penyebab yang mendasari terjadinya defisiensi besi.
Agar kadar zat besi di dalam tubuh kembali normal, pasien akan dianjurkan untuk meningkatkan asupan zat besi, yaitu dengan mengonsumsi suplemen zat besi serta makanan yang kaya akan zat besi.
Sementara itu, penanganan penyebab yang mendasari anemia defisiensi zat besi tergantung pada jenis penyakitnya. Jika penyebabnya adalah perdarahan berat dan kadar hemoglobin sangat rendah, dokter dapat melakukan transfusi sel darah merah.
Anemia defisiensi besi dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging merah, ikan, polong-polongan, dan gandum. Selain itu, konsumsi makanan atau minuman yang mengandung vitamin C juga dapat meningkatkan penyerapan zat besi.