Untuk mendiagnosis anemia defisiensi besi, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami pasien, riwayat kesehatan pasien, dan obat-obatan yang dikonsumsi pasien.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Pasien yang mengalami anemia biasanya mengalami perubahan warna kuku, bibir, dan gusi, serta bagian dalam kelopak mata bawahnya menjadi lebih pucat.
Dokter juga akan memeriksa tanda vital pasien. Hal ini karena anemia yang cukup berat dapat ditandai dengan jantung berdebar atau napas pendek.
Diagnosis anemia defisiensi zat besi dapat diperoleh melalui pemeriksaan darah. Melalui tes hitung darah lengkap, dokter dapat mengetahui jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, dan hematokrit (persentase sel darah merah dalam darah).
Anemia ditandai dengan kadar hemoglobin dan hematokrit yang lebih rendah dari normal. Berikut ini adalah kadar hematokrit dan hemoglobin yang normal:
Kadar hematokrit normal
- Pria dewasa: 39–50%
- Wanita dewasa: 35–45%
- Anak-anak: 30–44%
Kadar hemoglobin normal
- Pria: 13,5–17,5 g/dL
- Wanita: 12–15,5 g/dL
- Anak-anak usia sekolah: 11,9–15 g/dL
- Remaja laki-laki: 12,7–17,7 g/dL
- Remaja perempuan: 11,9–15,0 g/dL
- Ibu hamil: >11 g/dL
Selain tes hitung darah lengkap untuk melihat anemia, tes darah lainnya juga dapat dilakukan untuk:
- Mengetahui kadar zat besi dalam darah dan kadar ferritin (protein yang menyimpan zat besi dalam tubuh)
- Melihat kemampuan tubuh dalam mengikat zat besi (transferrin and total iron-binding capacity)
- Mengukur jumlah sel darah merah tidak matang (retikulosit) yang biasanya rendah pada anemia defisiensi zat besi
- Melihat ukuran dan bentuk sel darah merah melalui apusan darah tepi (peripheral blood smear) untuk mengetahui apakah ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal dan warna darahnya lebih pucat, seperti yang umum terjadi pada anemia defisiensi besi
Jika tes darah menunjukkan pasien mengalami kekurangan zat besi, sejumlah pemeriksaan penunjang lain akan dilakukan untuk memastikan penyebabnya. Contoh pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pemeriksaan feses atau tinja, untuk mendeteksi anemia defisiensi besi yang dicurigai terjadi akibat perdarahan saluran cerna
- Endoskopi, untuk melihat sumber perdarahan dalam saluran pencernaan
- USG panggul, untuk melihat penyebab anemia defisiensi besi pada wanita yang mengalami menstruasi dengan perdarahan berlebihan