Diagnosis cacar air dilakukan dengan melihat karakteristik ruam atau bentol di tubuh pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang, salah satunya dengan tes darah, untuk memastikan ada tidaknya infeksi virus Varicella zoster yang menyebabkan cacar air.  

Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Cacar Air 

Gejala cacar air yang paling khas adalah munculnya bentol kecil berisikan cairan atau luka lepuh yang gatal. Oleh karena itu, dalam melakukan diagnosis cacar air, dokter akan melihat karakteristik dari ruam atau bentol yang muncul di tubuh pasien. 

Dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan dan gejala lain yang mungkin dialami pasien. Jika diperlukan, pemeriksaan penunjang berikut ini juga akan direkomendasikan untuk memastikan diagnosis: 

Tes PCR (polymerase chain reaction)

Tes PCR dilakukan dengan mengambil cairan dari bentol atau ruam lepuh di tubuh pasien untuk diperiksa di laboratorium. Cairan tubuh lain, seperti air liur, juga dapat dijadikan sebagai sampel pemeriksaan PCR, tetapi hasilnya kurang akurat. 

Tes darah

Tes darah juga dapat membantu mendiagnosis ada tidaknya infeksi cacar air. Untuk mendapatkan hasilnya, dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk diteliti di laboratorium.

Kultur virus

Kultur virus dilakukan dengan mengambil sampel cairan dari ruam di tubuh pasien. Sampel cairan tersebut kemudian akan diteliti di laboratorium untuk mendeteksi keberadaan virus Varicella zoster. Meski begitu, hasil tes ini tidak seakurat PCR. 

Jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter via chat ketika mengalami gejala cacar air. Melalui chat, dokter dapat mendiagnosis cacar air, kemudian memberikan penanganan yang tepat.