Komplikasi dermatitis atopik dapat terjadi jika kondisi ini tidak ditangani dengan tepat. Beberapa komplikasi yang mungkin muncul antara lain infeksi kulit yang berulang, peradangan kronis, hingga penebalan kulit yang dapat mengganggu kualitas hidup penderita.
Berikut ini adalah penjelasan terkait komplikasi yang dapat terjadi:
1. Neurodermatitis
Neurodermatitis atau lichen simplex chronicus merupakan salah satu komplikasi dari dermatitis atopik. Garukan berulang ke kulit yang kering dan gatal dapat menyebabkan iritasi yang mengakibatkan kulit menjadi lebih tebal, kasar, dan berubah warna.
2. Gangguan tidur
Gangguan tidur merupakan salah satu komplikasi yang sering dialami oleh penderita dermatitis atopik. Kondisi ini terjadi karena gatal yang dialami cenderung memburuk pada malam hari. Hal ini membuat penderitanya berulang kali terbangun dari tidur untuk menggaruk kulitnya.
Jika kondisi ini tidak segera ditangani, gatal yang terjadi terus-menerus dapat makin mengganggu kualitas tidur. Pada akhirnya, hal ini akan memengaruhi kesehatan fisik dan mental penderitanya.
3. Bekas luka yang sulit hilang
Dermatitis atopik dapat meninggalkan bekas luka, terutama pada area kulit yang sudah sembuh dari infeksi. Penyembuhan yang tidak sempurna pada kulit yang terinfeksi dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut. Bekas luka ini sering kali lebih terlihat pada kulit gelap dan sulit hilang jika tidak ditangani dengan baik.
4. Infeksi bakteri
Kulit yang kering, rusak, dan teriritasi karena dermatitis atopik menjadi lebih rentan terhadap infeksi bakteri. Menggaruk kulit yang gatal dapat merusak permukaan kulit sehingga bakteri, seperti Staphylococcus aureus, bisa masuk dan menyebabkan infeksi. Kondisi ini sering kali menimbulkan kemerahan, bengkak, nanah, dan demam.
5. Infeksi virus
Dermatitis atopik yang tidak ditangani dengan tepat juga dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi virus, seperti eksim herpetikum. Kondisi ini disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV). Ketika kulit tergores atau iritasi, virus dapat lebih mudah masuk dan menyebabkan luka lepuh yang menyakitkan.
6. Selulitis
Selulitis atau infeksi pada jaringan kulit yang lebih dalam juga bisa menjadi komplikasi dermatitis atopik. Kondisi ini terjadi ketika bakteri, seperti Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes, masuk ke dalam kulit yang teriritasi atau terluka akibat garukan berulang.
Jika tidak diobati dengan tepat, selulitis dapat menyebar ke lapisan lebih dalam dari kulit atau bahkan ke aliran darah. Hal ini bisa menyebabkan komplikasi serius seperti sepsis.
7. Depresi
Dermatitis atopik dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Kondisi ini dapat terjadi jika gangguan tidur akibat gatal yang lebih sering terjadi pada malam hari tidak ditangani dengan tepat.
Selain itu, kondisi kulit yang tidak kunjung membaik dan bekas luka yang timbul dapat menimbulkan frustasi dan rasa tidak percaya diri akan penampilan. Hal ini akhirnya membuat penderita merasa cemas dan menarik diri dari lingkungan. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa memburuk dan membuat penderitanya depresi.
Komplikasi dermatitis atopik dapat terjadi jika kondisi ini tidak diatasi dan dirawat dengan baik. Dengan kata lain, berbagai komplikasi tersebut dapat dicegah dengan mengelola dermatitis atopik secara tepat, baik melalui perawatan mandiri maupun pengobatan dari dokter.
Jika gejala dermatitis atopik tidak kunjung membaik, tetapi malah memburuk atau disertai komplikasi lain, diskusikan dengan dokter mengenai penanganan yang sesuai. Guna mendapatkan saran pengobatan yang tepat, lakukan konsultasi dengan dokter melalui Chat Bersama Dokter.