Diagnosis hepatitis B diawali dengan tanya jawab terkait gejala dan dilanjutkan dengan memeriksa tanda kerusakan hati, seperti kulit dan mata yang berwarna kuning atau nyeri perut.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosis, salah satunya dengan tes darah. Tes darah bertujuan untuk mendeteksi keberadaan virus hepatitis B, memeriksa fungsi hati, dan menentukan apakah jenis hepatitis B yang diderita pasien bersifat akut atau kronis.
Pemindaian, seperti USG perut, juga dilakukan untuk memeriksa dan mendeteksi kerusakan di organ hati. Pada kasus tertentu, dokter akan melakukan biopsi hati, dengan mengambil dan memeriksa sampel jaringan hati. Dengan begitu seberapa parah kerusakan hati bisa diketahui.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, sebagian besar penderita hepatitis B tidak mengalami gejala. Itulah sebabnya, hepatitis B sering kali dideteksi saat skrining terhadap penyakit hepatitis B atau medical check-up rutin.