Hepatitis B sering kali tidak menimbulkan gejala. Oleh sebab itu, penderita sering tidak menyadari bahwa ia telah terinfeksi virus hepatitis B. Akibatnya, penderita dapat menularkan penyakit ini tanpa disengaja.
Hepatitis B yang terjadi kurang dari 6 bulan disebut hepatitis B akut, sedangkan infeksi yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis B kronis. Hepatitis B kronis dapat berkembang menjadi sirosis atau kanker hati.
Meskipun sebagian besar tidak mengalami gejala, beberapa penderita hepatitis B akut dapat merasakan gejala. Gejala umumnya muncul 1–5 bulan setelah tertular hepatitis B.
Gejala hepatitis B tersebut antara lain:
- Demam
- Nyeri otot dan sendi
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Lemas
- Hilang nafsu makan
- Perut kembung
- Diare
- Kulit dan bagian putih mata (sklera) berwarna kuning
- Urine berwarna gelap
Kapan Harus ke Dokter
Hepatitis B sering kali tidak menimbulkan gejala, tetapi bila muncul gejala, segera periksakan diri ke dokter.
Hepatitis B merupakan penyakit liver yang dapat menjadi kronis (berkepanjangan). Bila Anda pernah didiagnosis menderita penyakit hepatitis B, tetap lakukan kontrol secara berkala ke dokter gastroenterologi dan hepatologi, karena hepatitis B kronis berisiko menyebabkan sirosis atau kanker hati.
Orang yang berisiko tertular hepatitis B, seperti pekerja medis atau pekerja seks komersial, perlu melakukan pemeriksaan ke dokter untuk menilai kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis B. Dokter akan memberikan vaksin hepatitis B lanjutan bila kekebalan tubuh terhadap hepatitis B sudah rendah.
Ibu hamil juga perlu menjalani pemeriksaan kehamilan secara berkala ke dokter kandungan. Saat kontrol kehamilan di trimester pertama, dokter akan melakukan skrining hepatitis B. Tujuannya adalah untuk mencegah penularan virus ke bayi apabila ibu hamil dinyatakan positif menderita hepatitis B.