Pengobatan asam urat meliputi penanganan dengan obat medis, perawatan di rumah, serta perubahan gaya hidup yang dapat meringankan gejala asam urat dan mengurangi kekambuhan kondisi ini.
Pemberian obat asam urat berguna untuk mengurangi peradangan dan meredakan nyeri. Selain itu, obat gout juga bermanfaat untuk menurunkan kadar asam urat. Dengan begitu, kekambuhan atau komplikasi akibat penyakit ini bisa dicegah.
Pilihan Pengobatan Asam Urat
Perlu diketahui bahwa semua obat asam urat akan diresepkan oleh dokter. Obat-obat asam urat akan dipilih berdasarkan tingkat keparahan nyeri saat kambuh, kadar asam urat, dan pertimbangan akan gangguan kesehatan lain yang mungkin Anda miliki.
Berikut ini adalah obat asam urat yang bisa Anda dapatkan sesuai anjuran dokter:
1. Diclofenac
Diclofenac merupakan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang dapat digunakan dalam pengobatan asam urat. Obat ini bekerja menghambat produksi prostaglandin, yakni zat yang menyebabkan nyeri dan radang dalam tubuh.
Dengan cara kerjanya, obat ini dapat meredakan gejala peradangan yang ketika terjadi serangan gout, seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan pada sendi. Diclofenac tersedia dalam bentuk tablet yang dapat diminum setelah makan 2–3 kali sehari, atau sesuai anjuran dokter.
2. Ketorolac
Ketorolac digunakan untuk meredakan gejala nyeri sedang hingga berat, termasuk yang disebabkan oleh penyakit asam urat. Obat ini bekerja menurunkan produksi senyawa kimia yang dapat menyebabkan peradangan dan rasa nyeri sehingga bisa dimanfaatkan dalam pengobatan asam urat.
Ketorolac tersedia dalam bentuk tablet yang dapat dikonsumsi tiap 4–6 jam. Obat ini bisa dihentikan ketika nyeri pada serangan asam urat sudah mereda.
3. Naproxen
Naproxen juga bisa menjadi bagian dari pengobatan asam urat. Obat ini dapat meredakan gejala nyeri sendi, bengkak, demam, dan kemerahan. Obat ini bekerja dengan cara menghambat zat kimia yang menimbulkan keluhan-keluhan tersebut.
Naproxen tersedia dalam bentuk tablet atau kaplet yang bisa Anda konsumsi 1–2 kali sehari. Anda bisa meminum obat ini saat makan atau segera setelahnya. Anda dapat menghentikan konsumsi naproxen bila serangan gout telah mereda.
4. Celecoxib
Celecoxib berguna untuk meredakan nyeri, bengkak, dan kemerahan yang terjadi ketika asam urat menyerang. Obat ini bisa menjadi pereda nyeri dan radang bagi pasien yang juga memiliki sakit maag atau tukak lambung, karena efeknya pada lambung lebih ringan.
Celecoxib dikemas dalam sediaan kapsul yang bisa diminum 2 kali sehari. Obat ini dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Jika sulit menelan kapsul, Anda dapat membuka kapsul dan menaburkan isinya di atas sesendok makanan lunak, seperti yoghurt.
5. Colchicine
Colchicine dapat mencegah dan meredakan nyeri yang muncul akibat serangan gout. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi sel-sel darah putih yang memicu radang di sendi ketika kadar asam urat meningkat.
Colchicine tersedia dalam bentuk tablet. Anda bisa minum colchicine sebelum atau sesudah makan.
Untuk meredakan serangan asam urat, colchicine dapat digunakan untuk meredakan nyeri yang berat, yakni dalam waktu 12 jam sejak keluhan pertama muncul. Agar pengobatan asam urat lebih optimal, segera konsumsi colchicine ketika gejala serangan gout muncul.
Sementara untuk mencegah terjadinya nyeri asam urat, colchicine dapat Anda minum 1–2 kali sehari.
6. Prednison
Prednison merupakan obat golongan kortikosteroid yang umumnya diresepkan dokter bila Anda tidak bisa mengonsumsi OAINS atau colchicine. Cara kerja obat ini adalah menekan reaksi sistem kekebalan tubuh sehingga peradangan berkurang.
Prednison tersedia dalam bentuk tablet dan kaplet yang bisa Anda minum 3–4 kali sehari, selama 1–3 hari. Konsumsi obat ini tidak bisa dihentikan sembarangan. Anda perlu mengikuti saran dokter yang akan menurunkan dosisnya secara bertahap.
7. Allopurinol
Allopurinol berperan sebagai penurun kadar asam urat darah dalam pengobatan asam urat. Jika dikonsumsi secara rutin, obat ini dapat mengurangi kambuhnya serangan asam urat dan tingkat keparahan nyeri ketika serangan kambuh.
Allopurinol bekerja dengan menghambat produksi asam urat di tubuh. Obat ini perlu dikonsumsi secara rutin 1 tablet per hari. Namun, bila Anda baru saja mengalami serangan asam urat, pastikan keluhan tersebut telah hilang sebelum minum allopurinol.
Pelru diketahui bahwa allopurinol tidak dapat meredakan nyeri gout. Oleh karena itu, obat ini akan diresepkan bersama obat pereda nyeri, seperti colchicine atau diclofenac.
8. Febuxostat
Febuxostat berguna untuk mencegah kekambuhan serangan gout. Obat asam urat ini bekerja dengan cara menurunkan kadar asam urat dalam tubuh. Febuxostat umumnya akan diresepkan oleh dokter jika pasien tidak cocok dengan allopurinol.
Febuxostat perlu dikonsumsi 1 tablet, 1 kali sehari. Efek obat ini akan terlihat jika dikonsumsi secara rutin, setidaknya selama 6 bulan. Tidak seperti allopurinol, obat ini bisa terus dikonsumsi ketika serangan gout sedang kambuh.
Selain febuxostat, dokter akan meresepkan obat antinyeri, misalnya colchicine. Hal ini karena febuxostat tidak memiliki efek pereda nyeri ketika serangan gout muncul.
9. Probenecid
Probenecid dapat mencegah gejala gout kambuh dengan menurunkan kadar asam urat. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan pembuangan asam urat melalui urine.
Probenecid dapat Anda minum 1–2 kali sehari. Obat ini bisa dikonsumsi bersama makanan untuk mengurangi risiko terjadinya sakit perut.
Probenecid tidak dapat meredakan gejala serangan asam urat. Oleh karena itu, Anda perlu minum obat lain untuk meredakan nyeri ketika serangan asam urat kambuh.
Pengobatan Mandiri untuk Asam Urat
Selain dengan mengonsumsi obat-obatan di atas, Anda juga bisa melakukan terapi mandiri untuk mengurangi nyeri saat serangan asam urat terjadi. Beberapa upaya tersebut adalah:
- Mengompres bagian yang sakit menggunakan kompres dingin
- Mengistirahatkan sendi yang nyeri
- Memperbanyak minum air putih
- Menghindari konsumsi minuman beralkohol atau tinggi gula
Itulah berbagai macam metode pengobatan yang bisa Anda jalani untuk mengatasi asam urat. Perlu diingat, jangan menambah atau mengurangi dosis oba tanpa seizin dokter. Hal ini untuk mendukung keberhasilan pengobatan dan mencegah timbulnya efek samping.
Jika terjadi efek samping, seperti sakit perut, muntah, hilang nafsu makan, dan diare parah, segera periksakan diri ke dokter.