Sinusitis adalah peradangan atau pembengkakan pada lapisan sinus. Kondisi ini umumnya ditandai dengan pilek, hidung tersumbat, dan nyeri di area wajah. Sinusitis bisa berlangsung dalam hitungan minggu, bulan, atau bahkan tahun.
Sinus merupakan rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak. Rongga kecil ini terletak di bagian belakang tulang dahi (frontal), bagian dalam struktur tulang pipi (maxillary), kedua sisi batang hidung (ethmoidal), dan belakang mata (sphenoidalis).
Sinus menghasilkan lendir yang berfungsi untuk menyaring dan membersihkan bakteri atau partikel lain dalam udara yang dihirup. Sinus juga berguna untuk membantu mengendalikan suhu dan kelembapan udara dalam hidung.
Sinusitis terjadi ketika saluran hidung dan dinding rongga sinus mengalami peradangan dan menghasilkan lebih banyak lendir.
Penyebab Sinusitis
Sinusitis disebabkan oleh peradangan pada lapisan sinus. Peradangan tersebut umumnya terjadi akibat infeksi virus atau alergi. Akibatnya, sinus memproduksi banyak lendir yang akhirnya menumpuk dan menyumbat saluran hidung.
Beberapa kondisi yang dapat mengakibatkan saluran sinus tersumbat adalah:
- Pilek
- Rhinitis alergi, yaitu peradangan pada rongga hidung akibat reaksi alergi
- Polip hidung
- Tulang hidung bengkok (deviasi septum)
Faktor Risiko Sinusitis
Sinusitis bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Namun, kondisi ini lebih berisiko terjadi pada orang dengan faktor-faktor di bawah ini:
- Menderita infeksi jamur
- Menderita infeksi gigi, seperti abses gigi yang tidak diobati
- Mengalami cedera hidung
- Memiliki tulang hidung yang bengkok
- Mengalami pembesaran kelenjar adenoid, yaitu kelenjar yang berada di dalam hidung dan tenggorokan bagian atas
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah akibat suatu penyakit, seperti HIV
- Memiliki reaksi sensitif terhadap aspirin
- Merokok atau sering menghirup asap rokok
- Sering mengalami perubahan tekanan udara dan air, seperti ketika naik pesawat atau sedang menyelam
- Terdapat benda asing yang terjebak di dalam hidung
- Berada di tempat yang ramai dan ada anak lain di sekitarnya yang sedang terkena penyakit
- Tinggal atau menetap di lingkungan yang berpolusi udara tinggi
Gejala Sinusitis
Gejala sinusitis tergantung pada jenis yang dialami penderitanya. Berikut ini adalah penjelasannya:
Gejala sinusitis akut
Sinusitis akut dapat berlangsung selama 2–4 minggu. Pada kondisi ini, penderita bisa mengalami keluhan-keluhan berikut:
- Pilek atau hidung tersumbat
- Lendir yang mengalir menetes ke tenggorokan (postnasal drip)
- Nyeri di bagian belakang mata, hidung, pipi, atau dahi, yang bisa memburuk ketika membungkuk
- Hidung beringus dengan warna kuning atau hijau
- Sakit telinga
- Sakit kepala
- Sakit gigi
- Penurunan pada fungsi indera penciuman
- Batuk
- Bau mulut
- Demam
- Tubuh terasa lelah
Gejala sinusitis subakut
Keluhan sinusitis subakut dapat berlangsung selama 4–12 minggu. Gejala yang dialami penderita sinusitis jenis ini bisa sama dengan sinusitis akut, tetapi tidak parah.
Gejala sinusitis kronis
Pada sinusitis kronis, gejalanya sama dengan keluhan sinusitis akut, tetapi lebih ringan dan berlangsung dalam jangka panjang, yakni lebih dari 12 minggu. Gejala sinusitis kronis umumnya muncul secara bertahap dalam hitungan bulan atau bahkan tahun.
Penderita kondisi ini juga bisa mengalami gejala-gejala berikut:
- Bersin
- Sakit tenggorokan
- Sakit gigi
- Rasa tidak enak di mulut
- Kurang sensitif terhadap bau (hiposmia)
- Kehilangan penciuman (anosmia)
- Batuk kering kronis (terutama pada anak-anak)
- Mudah lelah
Gejala sinusitis kambuhan
Seseorang dapat dikatakan terkena sinusitis kambuhan jika ia mengalami serangan sinusitis akut sebanyak 4 kali atau lebih dalam 1 tahun. Gejala yang timbul akibat kondisi ini umumnya berlangsung kurang dari 2 minggu setiap kali kambuh.
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala yang telah disebutkan di atas, terutama jika:
- Gejala berlangsung lebih dari 10 hari
- Keluhan sinusitis tidak membaik dengan pengobatan
- Gejala memburuk setelah sebelumnya pernah membaik
- Demam berlangsung lebih dari 3–4 hari
- Gejala-gejala sinusitis terjadi beberapa kali dalam 1 tahun terakhir
Jangan tunda untuk mencari pertolongan ke IGD rumah sakit terdekat jika mengalami gejala berikut:
- Nyeri, kemerahan, dan bengkak di area mata
- Gangguan penglihatan, seperti penglihatan ganda
- Sakit kepala berat
- Leher kaku
- Pusing berat hingga seperti akan pingsan
Diagnosis Sinusitis
Diagnosis sinusitis dimulai dengan tanya jawab mengenai kondisi pasien. Dokter akan menanyakan tentang:
- Gejala yang terjadi
- Frekuensi kemunculan keluhan
- Penyakit yang sedang atau pernah diderita pasien
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bagian hidung, telinga, atau tenggorokan, untuk mendeteksi pembengkakan atau penyumbatan.
Ada beberapa jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter untuk mencari tahu penyebab dan memastikan diagnosis sinusitis, yaitu:
- Tes alergi, untuk mengetahui apakah sinusitis disebabkan oleh alergi, sekaligus menentukan jenis alergennya
- Endoskopi hidung (nasoendoskopi), untuk melihat bagian dalam hidung dan tenggorokan, yang bisa menjadi sumber infeksi sinusitis
- CT scan atau foto Rontgen, untuk melihat bagian dalam sinus dan hidung dengan lebih jelas
- Kultur lendir hidung dan sinus, untuk mencari keberadaan bakteri atau jamur yang mungkin menjadi penyebab sinusitis
- Tes darah, untuk mendeteksi gangguan yang menyebabkan daya tahan tubuh melemah, seperti HIV
Pengobatan Sinusitis
Pengobatan sinusitis tergantung pada penyebab sinusitis dan durasi keluhan yang timbul. Penanganan untuk kondisi ini dapat berupa terapi mandiri, obat-obatan, atau operasi. Berikut adalah penjelasannya:
Perawatan mandiri
Pada kebanyakan kasus, sinusitis bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun, jika gejala sering kambuh, pasien bisa melakukan beberapa hal berikut untuk mencegahnya kambuh:
- Menggunakan pelembab udara (humidifier)
- Menghirup uap dari semangkuk air hangat atau mandi dengan air hangat
- Menggunakan kompres hangat pada area wajah
- Membersihkan hidung menggunakan larutan garam yang bisa dibeli di apotek atau dengan buatan sendiri
- Memperbanyak minum air putih dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol
- Beristirahat dan tidur yang cukup
Obat-obatan
Pemberian obat-obatan untuk pasien sinusitis juga disesuaikan dengan penyebabnya. Obat-obatan yang dapat diresepkan antara lain:
- Obat antibiotik, untuk mengobati sinusitis yang disebabkan oleh bakteri
- Obat antijamur, untuk mengatasi sinusitis yang disebabkan oleh infeksi jamur
- Obat pereda nyeri, misalnya ibuprofen atau paracetamol, untuk meredakan rasa sakit dan demam akibat sinusitis
- Dekongestan, untuk meredakan hidung tersumbat akibat penumpukan lendir
- Kortikosteroid semprot hidung, misalnya fluticasone semprot hidung, untuk mencegah dan mengobati peradangan pada sinus
- Kortikosteroid tablet atau suntik, untuk meredakan peradangan pada sinusitis parah, terutama yang disebabkan oleh polip hidung
Operasi
Jika obat-obatan tidak lagi efektif untuk mengobati sinusitis, dokter dapat melakukan functional endoscopic sinus surgery (FESS). Prosedur ini dilakukan untuk membuka atau melebarkan sinus dengan cara:
- Mengangkat jaringan yang menyumbat saluran sinus, seperti polip hidung
- Memompa balon kecil untuk membuka saluran sinus yang tersumbat (dilatasi kateter balon)
Selanjutnya, dokter akan memasukkan implan untuk menjaga sinus tetap terbuka dan menambahkan kortikosteroid yang diarahkan ke lapisan sinus.
Prosedur FESS dilakukan dengan menggunakan endoskop, yaitu selang kecil elastis yang dilengkapi dengan kamera di bagian ujungnya.
Komplikasi Sinusitis
Sinusitis akut yang tidak segera diobati berisiko tinggi berkembang menjadi sinusitis kronis. Jika sinusitis kronis juga tidak ditangani dengan baik, penderita dapat terserang komplikasi berupa:
- Meningitis
- Gangguan penglihatan
- Osteomielitis
- Selulitis pada kulit wajah, terutama di sekitar mata (selulitis periorbita)
- Selulitis orbita
Pencegahan Sinusitis
Sinusitis sulit untuk dicegah, tetapi risiko terjadinya kondisi ini dapat dikurangi dengan melakukan sejumlah upaya berikut:
- Menghindari paparan alergen jika memiliki alergi, misalnya terhadap debu atau makanan tertentu
- Tidak merokok dan sebisa mungkin menghindari paparan asap rokok
- Menjaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
- Mengelola stres dengan baik dan beristirahat yang cukup
- Minum air yang cukup agar tubuh tetap terhidrasi
- Mendapatkan vaksinasi flu setiap tahun, untuk menjaga kekebalan tubuh
- Menggunakan pelembab udara, terutama ketika cuaca kering
- Menghindari kontak langsung dengan orang yang sakit
- Berobat ke dokter gigi jika terdapat gigi yang berlubang