Diagnosis sinusitis adalah rangkaian pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan penyebab dari gejala yang dialami pasien. Biasanya, dokter dapat mengetahui bahwa pasien mengalami sinusitis dengan menanyakan keluhan yang muncul dan riwayat penyakit sebelumnya. 

Pada pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan menggunakan alat khusus untuk melihat bagian dalam hidung. Untuk memastikan penyebab sinusitis atau menentukan metode penanganan yang paling tepat, dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti tes laboratorium dan pemindaian. 

Beberapa Pemeriksaan untuk Diagnosis Sinusitis

Dalam mendiagnosis sinusitis, dokter akan melakukan hal-hal berikut:

Mengajukan pertanyaan dan melakukan pemeriksaan fisik

Pada tahap awal diagnosis sinusitis, dokter akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut kepada pasien:

  • Gejala-gejala yang dialami
  • Apa yang memicu timbulnya gejala
  • Kapan keluhan muncul dan rentang waktu berlangsungnya 
  • Kapan gejala memberat atau membaik selama sedang sakit
  • Penyakit yang pernah atau sedang diderita, terutama alergi
  • Obat-obatan yang sedang atau pernah digunakan

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bagian hidung, telinga, atau tenggorokan, untuk melihat pembengkakan atau penyebab penyumbatan, seperti:

  • Polip hidung
  • Deviasi septum
  • Tumor
  • Benda asing

Menjalankan pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang biasanya hanya dilakukan bila pemeriksaan fisik belum bisa menentukan penyebab sinusitis. Ada beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan oleh dokter, antara lain:

1. Endoskopi hidung

Pada endoskopi hidung, dokter akan memasukkan selang lentur yang dilengkapi dengan kamera untuk melihat saluran hidung dan sinus. Selama pemeriksaan ini, pasien akan diberikan obat bius lokal dalam bentuk semprot untuk membuat hidung mati rasa.

Melalui endoskopi hidung, dokter dapat menentukan apakah keluhan yang dialami pasien disebabkan oleh polip hidung, deviasi septum, atau benjolan di dalam hidung. Dengan pemeriksaan ini, dokter juga dapat melakukan biopsi jika ada benjolan yang tidak diketahui penyebabnya.

Sebelum pemeriksaan, dokter mungkin akan meminta pasien untuk berhenti minum obat-obatan tertentu, misalnya obat pengencer darah, sebelum endoskopi hidung. Selain itu, pasien masih bisa makan dan minum seperti biasa saat akan menjalani tes ini.

2. Kultur lendir hidung dan sinus

Kultur lendir hidung dan sinus bertujuan untuk mencari tahu bakteri atau jamur yang mungkin menjadi penyebab sinusitis. Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sampel cairan dari hidung atau sinus dengan endoskopi, untuk kemudian diperiksa di laboratorium.

Umumnya, tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan pasien sebelum menjalani kultur lendir hidung dan sinus. 

3. CT scan atau foto Rontgen

CT scan atau foto Rontgen bertujuan untuk melihat bagian sinus dan hidung dengan lebih jelas. Biasanya, pasien akan disarankan untuk menjalani pemeriksaan ini jika keluhan yang muncul berlangsung dalam jangka panjang atau berulang. 

Selain itu, CT scan atau foto Rontgen dapat dilakukan bila keluhan sinusitis tergolong berat atau ada tanda-tanda infeksi menyebar ke area tubuh lain. 

Pasien perlu memberi tahu dokter bila sedang hamil sebelum menjalani CT scan atau foto Rontgen. Selain itu, pasien mungkin perlu melepas perhiasan dan aksesoris sebelum pemeriksaan ini dilakukan. 

4. Tes alergi

Tes alergi berguna untuk menentukan kemungkinan sinusitis disebabkan oleh alergi, sekaligus menentukan jenis alergennya. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada pasien yang mengalami sinusitis menahun.

Sebelum tes alergi, biasanya pasien akan diminta untuk berhenti mengonsumsi obat-obatan tertentu. Hal ini karena beberapa jenis obat dapat mengacaukan hasil tes. Oleh karena itu, beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan tertentu, termasuk suplemen atau herbal.

5. Tes darah

Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan apakah pasien menderita penyakit yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV. Hal ini karena sinusitis lebih berisiko dialami oleh orang dengan daya tahan tubuh yang lemah. 

Tes darah dilakukan dengan mengambil sampel darah dari jari atau pembuluh darah di bagian tubuh tertentu, misalnya lengan. Tanyakan kepada dokter terkait persiapan apa saja yang perlu dilakukan sebelum pengambilan sampel darah. 

Anda juga sebaiknya mengenakan pakaian berlengan longgar pada hari pemeriksaan. Tujuannya adalah untuk memudahkan dokter dalam mengambil sampel darah.