Thalassemia perlu ditangani oleh dokter anak atau dokter anak ahli hemato-onkologi. Metode pengobatannya akan disesuaikan dengan tipe dan tingkat keparahan thalasemia.
Penderita thalasemia minor biasanya tidak membutuhkan penanganan khusus. Sedangkan penderita thalasemia mayor membutuhkan penanganan berupa:
Transfusi Darah Berulang
Thalasemia minor biasanya tidak membutuhkan penanganan khusus. Sementara, penderita thalasemia mayor perlu melakukan transfusi darah tiap beberapa minggu. Sebelum transfusi darah dilakukan, darah pasien dan darah pendonor akan dicocokkan untuk menghindari reaksi yang tidak diinginkan.
Meski diperlukan, transfusi darah yang dilakukan berulang kali bisa menyebabkan penumpukan zat besi di dalam tubuh. Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi berupa penyakit liver atau penyakit jantung.
Untuk mencegahnya, pasien perlu mendapatkan terapi kelasi. Pada terapi ini, dokter akan memberikan obat dalam bentuk tablet atau suntik, untuk menarik zat besi dari dalam tubuh.
Contoh obat yang digunakan dalam terapi kelasi adalah deferiprone, deferoxamine, deferasirox. Terapi ini akan dimulai 1 atau 2 tahun setelah pasien menjalani transfusi darah rutin.
Transplantasi Sumsum Tulang
Transplantasi sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang terkena thalasemia. Sumsum tulang yang akan ditransplantasikan diambil dari pendonor yang sehat dan cocok dengan pasien, agar sumsum tulang ini dapat menghasilkan sel darah yang normal.
Perlu diketahui, risiko prosedur ini cukup serius, yaitu penolakan tubuh pasien terhadap sumsum tulang dari pendonor. Oleh sebab itu, diskusikan manfaat dan risiko prosedur ini secara mendalam dengan dokter. Umumnya, dokter hanya menganjurkan prosedur ini pada thalasemia yang sudah parah.
Operasi Pengangkatan Limpa
Prosedur operasi pengangkatan limpa (splenektomi) dilakukan jika organ limpa sudah sangat membesar. Hal ini karena pembesaran organ limpa (splenomegali) akan memperparah anemia yang dialami pasien.
Namun, sebelum operasi, pasien akan diminta untuk melakukan vaksinasi, seperti vaksinasi hepatitis B, pneumonia, dan meningitis. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi setelah organ limpanya diangkat.
Penerapan Pola Hidup Sehat
Selain menjalani pengobatan, pasien akan disarankan untuk menjalani pola hidup sehat, antara lain dengan mengonsumsi makanan rendah lemak, sayur, dan buah-buahan. Pasien juga sebaiknya membatasi makanan yang mengandung zat besi, seperti daging sapi atau ati ayam.
Olahraga secara rutin juga penting untuk dilakukan. Namun, konsultasikan dulu ke dokter mengenai jenis olahraga dan intensitasnya yang aman.
Untuk melindungi diri dari infeksi, pasien dianjurkan untuk rajin mencuci tangan dan membatasi interaksi dengan orang sakit. Perlindungan ini dibutuhkan terutama pada pasien yang sudah menjalani operasi pengangkatan limpa.