Bronkitis akut umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam 2–3 minggu. Namun, pada beberapa kasus, bronkitis akut yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi bronkitis kronis.
Komplikasi berat akibat bronkitis lebih mudah terjadi pada penderita usia lanjut (lebih dari 65 tahun), bayi, penderita diabetes, orang dengan gagal jantung, atau orang yang sedang dalam pengobatan obat kortikosteroid maupun imunosupresan.
Komplikasi yang paling umum dialami oleh penderita bronkitis adalah pneumonia. Kondisi ini ditandai dengan gejala berupa:
- Demam tinggi, berkeringat, dan menggigil
- Nyeri dada ketika bernapas atau batuk
- Batuk berdahak
- Sesak napas
- Lelah
- Hilang nafsu makan
- Kulit, bibir, atau kuku membiru (sianosis)
- Linglung hingga penurunan kesadaran
Berbeda dengan bronkitis akut, bronkitis kronis yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius. Salah satu komplikasi yang paling umum adalah eksaserbasi akut, yaitu peningkatan gejala secara tiba-tiba yang dapat memperburuk kondisi penderita.
Selain itu, ada beberapa komplikasi lain yang dapat terjadi akibat bronkitis kronis, yaitu:
1. Eksaserbasi akut
Eksaserbasi akut dapat terjadi jika infeksi virus memperburuk gejala bronkitis kronis. Kondisi ini dapat menyebabkan demam, sesak napas, batuk makin parah, peningkatan jumlah dahak disertai dan perubahan pada warnanya, hingga pernapasan yang lebih cepat.
Jika kondisi memburuk, penderita bronkitis memerlukan rawat inap untuk mendapatkan perawatan intensif.
2. Gagal napas
Bronkitis kronis juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami gagal napas. Kondisi ini terjadi ketika paru-paru tidak mampu menyalurkan oksigen ke dalam tubuh sehingga tubuh kekurangan oksigen dan menyebabkan penderitanya mengalami sesak napas berat, pernapasan cepat, dan kebiruan pada jari atau bibir.
Jika tidak segera ditangani, gagal napas dapat menyebabkan organ-organ tubuh tidak berfungsi dengan baik dan berisiko mengancam nyawa. Dalam kondisi yang sangat parah, pasien memerlukan bantuan pernapasan menggunakan mesin ventilator.
3. Pneumotoraks
Pneumothoraks adalah kondisi ketika paru-paru kolaps atau rusak sehingga udara bocor ke ruang di antara paru-paru dan dinding dada. Kondisi ini merupakan salah satu komplikasi akibat bronkitis kronis, terutama bagi orang yang juga memiliki masalah lain pada paru-paru, seperti emfisema.
Gejala yang terjadi akibat pneumotoraks meliputi nyeri dada yang tajam, sesak napas, dan peningkatan denyut jantung. Komplikasi ini sangat serius karena paru-paru yang kolaps dapat mengganggu proses pernapasan dan menyebabkan kekurangan oksigen.
Pneumotoraks pada penderita bronkitis kronis memerlukan penanganan medis segera. Tujuannya adalah untuk menghindari komplikasi lebih lanjut dan memastikan fungsi paru-paru kembali normal.
4. Polisitemia
Bronkitis kronis dapat menyebabkan terjadinya polisitemia, yaitu kondisi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak sel darah merah. Hal ini terjadi sebagai upaya tubuh untuk mempertahankan kadar oksigen.
Namun, produksi sel darah merah yang berlebihan dapat menyebabkan darah menjadi lebih kental. Ketika darah lebih kental, aliran darah ke berbagai organ tubuh, termasuk otak, akan lebih sulit dan lambat sehingga dapat membentuk bekuan darah (trombosis).
Bekuan darah yang terbentuk berisiko menghalangi aliran darah ke organ vital seperti otak, paru-paru, atau jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah serius, seperti stroke atau serangan jantung.