Pengobatan konstipasi bertujuan untuk mempercepat gerakan tinja di dalam usus agar lebih mudah dan lebih teratur dikeluarkan. Metode pengobatannya antara lain:  

1. Perbaikan gaya hidup

Penanganan pertama konstipasi adalah dengan mengubah pola makan atau gaya hidup yang lebih sehat, antara lain:

  • Memperbanyak konsumsi serat dan buah setiap hari untuk memenuhi kebutuhan serat harian, yaitu sekitar 25–34 gram untuk orang dewasa 
  • Minum air putih lebih sering dan menghindari konsumsi minuman beralkohol
  • Berolahraga rutin, untuk meningkatkan kerja otot saluran pencernaan 
  • Tidak menunda buang air besar, misalnya usahakan untuk BAB 15–45 menit setelah makan 
  • Menghentikan atau mengganti obat-obatan yang dapat menyebabkan konstipasi, dengan terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter melalui chat

2. Konsumsi suplemen serat 

Suplementasi serat juga dapat diberikan untuk mengobati sembelit, terutama pada kondisi konstipasi yang berlangsung lama (kronis). 

Suplemen serat umumnya mengandung bahan-bahan herbal, seperti daun senna, biji tanaman plantago (psyllium), Rhei Radix, Foeniculli, dan Liquirittae. Semua bahan alami tersebut akan merangsang gerakan usus dan melunakkan tinja agar buang air besar lebih lancar tanpa menimbulkan mulas atau sakit perut berlebihan. 

Sejumlah kandungan herbal tersebut juga bermanfaat untuk membersihkan tubuh dari racun dan zat-zat berbahaya atau sebagai detoks alami.

3. Penggunaan obat-obatan

Jika perubahan gaya hidup tidak dapat mengatasi sembelit, dokter akan meresepkan obat pencahar, seperti:

  • Obat pencahar osmotik
    Obat ini bekerja dengan merangsang usus dan meningkatkan jumlah cairan dalam usus sehingga feses menjadi lebih lunak dan mudah terdorong keluar. Contoh obat ini adalah laktulosa dan magnesium hidroksida.
  • Obat pelunak tinja
    Obat ini berfungsi menghambat penyerapan air dan lemak dari tinja sehingga tinja menjadi lunak dan lebih mudah dikeluarkan. Contoh obat ini yaitu natrium docusate.
  • Obat perangsang kontraksi usus
    Obat perangsang kontraksi usus, seperti bisacodyl, berfungsi untuk merangsang pergerakan usus sehingga feses lebih mudah dikeluarkan.
  • Suplemen serat
    Suplemen serat, seperti psyllium, calcium polycarbophil, dan methylcellulose fiber, berfungsi untuk menambah massa pada tinja agar lebih lunak dan mudah dikeluarkan.
  • Obat pelumas
    Obat ini berupa minyak khusus untuk mempermudah pengeluaran tinja dari anus.
  • Obat suppositoria
    Obat suppositoria digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam dubur agar tinja lebih lunak dan timbul keinginan untuk BAB. Contoh obat ini adalah gliserol dan bisacodyl.

Perlu diketahui, pemberian obat pencahar sebaiknya dihentikan setelah sembelit membaik. Penggunaan obat pencahar dalam jangka panjang berisiko menimbulkan efek samping, seperti reaksi alergi, mual, muntah, atau sakit perut.

3. Latihan otot panggul

Jika diperlukan, pasien juga dapat melakukan latihan otot panggul untuk mempermudah BAB. Salah satu latihannya adalah biofeedback. Di sini pasien akan dituntun untuk mengencangkan atau mengendurkan otot panggul dengan bantuan suara atau lampu. Suara atau lampu ini akan memberi tanda saat otot telah mengendur.

4. Operasi

Pada konstipasi akibat obstruksi usus, robekan pada anus (fisura ani), atau prolaps rektum, dokter akan menganjurkan tindakan prosedur operasi. Prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki jaringan atau saraf pada usus besar atau rektum. 

Operasi juga dilakukan bila konstipasi disebabkan gangguan fungsi otot panggul atau pemberian obat-obatan kurang efektif.